RINA, ANGGRAINI (2013) PENGARUH PENAMBAHAN TESTOSTERON TERHADAP ANGKA KEMATANGAN OOSIT IN VITRO. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Skripsi Fulltext)
1361.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (348kB) |
Abstract
Proses pematangan oosit (ovum) secara in vitro ditandai dengan adanya kumulus oophorus yang mengelilingi oosit (Goto, et al., 1995). Spermatozoa yang telah berkapasitasi tidak bisa membuahi ovum yang belum matang dan penetrasi spermatozoa ke dalam ovum akan menghasilkan fertilisasi abnormal. Untuk keperluan riset dan pengembangan serta optimalisasi sumber genetik dari sisi ternak betina maka immature oosit yang merupakan produk sampingan dari RPH bisa dilakukan isolasi dan pematangan secara in vitro. Untuk memaksimalkan hasil maturasi oosit, dalam fertilisasi in vitro, saat ini para pakar menambahkan serum, hormon dan faktor penumbuh (growth factor) dalam medium maturasi, baik secara sendiri maupun bersamaan (Keefer et al., 1993; Lim et al., 1994). Penggunaan testosteron merupakan hormon steroid kelompok androgen yang dapat dijadikan alternatif untuk ditambahkan dalam medium pematangan oosit in vitro. Díez A et al., (2008) melakukan Penelitian untuk mengetahui pengaruh penambahan testosteron terhadap rasio jenis kelamin embrio sapi yang diproduksi secara penuh dalam kondisi in vitro dengan memberikan dosis testosteron 0-1500 nm. Pada penelitian ini dilakukan penambahan testosteron dalam medium Tissue Culture Medium 199 (TCM-199) terhadap tingkat perkembangan inti oosit in vitro untuk mengetahui dosis testosteron yang terbaik dalam proses pematangan oosit sapi,
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Fakultas Peternakan |
Depositing User: | ms Meiriza Paramita |
Date Deposited: | 03 May 2016 04:03 |
Last Modified: | 03 May 2016 04:03 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/6975 |
Actions (login required)
View Item |