PERUBAHAN NILAI CENTRAL CORNEAL THICKNESS SEBAGAI DETEKSI SEVERITAS RETINOPATI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II

Fazwat, Guntur (2021) PERUBAHAN NILAI CENTRAL CORNEAL THICKNESS SEBAGAI DETEKSI SEVERITAS RETINOPATI DIABETIK PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II. Masters thesis, Andalas University.

[img]
Preview
Text (abstrak)
Cover + Abstrak.pdf - Published Version

Download (143kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab I)
BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (266kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab vii)
BAB VII Penutup.pdf - Published Version

Download (115kB) | Preview
[img]
Preview
Text (dapus)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (260kB) | Preview
[img] Text (full text)
Thesis Fultext.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Pendahuluan: Hiperglikemia memiliki efek toksik pada hampir semua sel dalam tubuh. Komplikasi okular akibat hiperglikemia dapat terjadi pada kornea dan retina. Gangguan mikrovaskuler retina pada penderita DM tipe II disebut retinopati diabetik. Diabetes melitus tipe II memberikan pengaruh signifikan pada aspek morfologis, metabolik, fisiologis, dan klinis kornea yang dapat dievaluasi dengan mengukur ketebalan kornea sentral atau central corneal thickness (CCT) menggunakan Anterior Segment-Optical Coherence Tomography (AS-OCT). Perubahan morfologis terjadi pada epitel kornea, membran basal epitel dan kompleks membran basal, stroma, dan endotelium. Perubahan CCT sebagaimana perubahan pada retina pasien DM tipe II merupakan proses kronis yang berujung pada perubahan struktur dan biomekanik dari kornea dan retina Metode: Subjek penelitian ini terdiri dari 36 mata penderita DM tipe II yang dibagi dalam 4 kelompok retinopati diabetik (mild, moderate, severe NPDR dan PDR) dengan GDS > 200mg/dl kemudian diukur nilai CCT menggunakan AS-OCT. Hasil: Derajat CCTpada penelitian ini: normal 44,4%; thick (33,3%); thin (13,9%); very thick CCT(8,3%). Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara derajat CCT terhadap severitas retinopati diabetik. Kesimpulan: Nilai CCT penderita DM tipe II kelompok PDR lebih tinggi dari pada kelompok NPDR, dimana tampak peningkatan nilai CCT seiring dengan peningkatan severitas retinopati diabetik, namun hasil tersebut secara uji statistik tidak bermakna signifikan. Pemeriksaan CCT diharapkan menjadi salah satu penilaian untuk mengevaluasi progresifitas hiperglikemik pada penyakit DM tipe II terhadap gangguan okular, terutama kornea Kata Kunci: Diabetes mellitus tipe II, retinopati diabetik, central corneal thickness,Anterior Segment- Optical Coherence Tomography

Item Type: Thesis (Masters)
Primary Supervisor: Dr.dr. Hendriati, SpM (K)
Subjects: R Medicine > RE Ophthalmology
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis
Date Deposited: 20 Jan 2021 02:19
Last Modified: 20 Jan 2021 02:19
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/68008

Actions (login required)

View Item View Item