MYEISHA, AQUILINA NABILA (2020) KEBIJAKAN GUNTING SYAFRUDDIN DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI TERHADAP MASYARAKAT INDONESIA: SEBUAH ANALISIS BERITA KORAN-KORAN (MARET-AGUSTUS 1950). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (cover dan abstrak)
COVER & ABSTRAK.pdf - Published Version Download (400kB) |
|
Text (BAB I (PENDAHULUAN))
S1-2016-1610712001-BAB PENDAHULUAN.pdf - Published Version Download (552kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
S1-2016-1610712001-DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (399kB) |
|
Text (BAB AKHIR (PENUTUP/KESIMPULAN))
S1-2016-1610712001-BAB KESIMPULAN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (269kB) |
|
Text (TUGAS AKHIR ILMIAH UTUH)
S1-2016-1610712001-NASKAH UTUH.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (7MB) |
Abstract
Penelitian ini berjudul “Kebijakan Gunting Syafruddin Dan Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Masyarakat Indonesia: Sebuah Analisis Berita Koran-Koran (Maret-Agustus 1950)”. Studi ini memberikan gambaran bagaimana kebijakan Gunting Syafruddin di muat dalam berbagai berita koran dan bagaimana dampak sosial ekonomi yang timbul dalam masyarakat setelah diberlakukannya kebijakan gunting Syafruddin yang di muat dalam berita koran-koran sezaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian sejarah, di antaranya dengan pengumpulan dokumen-dokumen yang berupa UUDRT Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pinjaman Darurat, SK Menkeu RIS No. P.U./ 1 & 2, koran-koran periode 1950 dan dokumen pendukung lainnya. Setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda pada tahun 1949, Indonesia mengalami krisis keuangan. Sebab, di satu sisi, Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sepenuhnya, namun dengan syarat Indonesia harus menanggung hutang pemerintah Hindia Belanda yang cukup besar. Syafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Keuangan menyadari, jika tidak ada tindakan untuk situasi ini, keadaan negara akan semakin parah, bahkan berdampak fatal. Peredaran uang yang tidak sama dengan ketersediaan barang mengakibatkan harga menjadi naik, juga beban hutang dan inflasi yang semakin tinggi. Oleh karena itu, untuk mengimbangi jumlah uang yang beredar dengan ketersediaan barang, Menteri Keuangan Syafruddin menerapkan kebijakan moneter atau sanering, yang dikenal dengan istilah “gunting Syafruddin”. Pada beberapa koran-koran menggambarkan bagaimana masyarakat Indonesia menanggapi pengumuman berlakunya kebijakan pengguntingan uang. Sehari setelah pengumuman tersebut, keadaan pasar cukup kacau, toko-toko tutup, pembeli kebingungan karena lambatnya informasi yang diterima. Namun, berkat aparat kepolisian membantu mendisplinkan pemilik toko dan menginformasikan kepada masyarakat, seminggu setelahnya keadaan pasar kembali seperti semula. Tidak hanya keadaan pasar, buruh pun mengadakan mogok kerja karena khawatir upahnya akan mengalami perubahan dengan adanya kebijakan tersebut, segera Menteri Kemakmuran memberikan pemahaman mengenai permasalah tersebut, tingkat kemogokan dapat ditekan. Dalam segi sosial, terjadi pula tindakan kriminal di beberapa daerah, pelaku beralasan adanya tekanan ekonomi dan didorong oleh kebutuhan, tetapi hal tersebut cepat diatasi. Adanya kebijakan tersebut diawal memang mengalami reaksi yang kurang baik dari masyarakat, namun karena adanya komunikasi dari kementerian dan dibantu mendisiplinkan oleh aparat kepolisian, masyarakat mengerti dan memahami bahwa tindakan penyehatan keuangan perlu dilakukan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Drs. Armansyah, M.Hum |
Uncontrolled Keywords: | Kebijakan, Krisis Keuangan, Dampak, Republik Indonesia Serikat |
Subjects: | D History General and Old World > D History (General) D History General and Old World > D History (General) > D880 Developing Countries |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah |
Depositing User: | S1 Ilmu Sejarah |
Date Deposited: | 13 Jan 2021 07:44 |
Last Modified: | 13 Jan 2021 07:44 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/67490 |
Actions (login required)
View Item |