Awaliana, Awaliana (2020) STANDARISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK KULIT BUAH LIMAU SUNDAI (Citrus x aurantiifolia ‘Sundai’), PENETAPAN KADAR NOBILETIN, SERTA UJI ANTIBAKTERI. Other thesis, Universitas Andalas.
Text (Cover dan Abstrak)
COVER DAN ABSTRAK.pdf - Published Version Download (573kB) |
|
Text (Bab I Pendahuluan)
BAB I (PENDAHULUAN).pdf - Published Version Download (466kB) |
|
Text (Bab V Penutup)
BAB V (KESIMPULAN DAN SARAN).pdf - Published Version Download (452kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (490kB) |
|
Text (Skripsi Full)
Awaliana 1611012029 full text -.pdf - Published Version Download (2MB) |
Abstract
ABSTRAK STANDARISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK KULIT BUAH LIMAU SUNDAI (Citrus x aurantiifolia ‘sundai’), PENETAPAN KADAR NOBILETIN, SERTA UJI ANTIBAKTERI Oleh : AWALIANA NIM : 1611012029 (Program Studi Sarjana Farmasi) Produksi buah jeruk di Indonesia sangat tinggi namun penggunaan kulit buah jeruk masih sangat sedikit, padahal kandungan kimia pada kulit jeruk memiliki efektivitas biologis yang lebih tinggi dibandingkan bagian yang bisa dimakan. Salah satu jenis jeruk khas Sumatera Barat yang banyak digunakan sebagai obat tradisional adalah limau sundai (Citrus x aurantiifolia ‘sundai’), oleh karena itu perlu dilakukan standarisasi ekstrak dan simplisia, penetapan kadar nobiletin serta uji aktivitas antibakteri. Metode standarisasi yang digunakan mengacu pada Farmakope Herbal Indonesia. KLT-Densitometri digunakan untuk penentuan kadar nobiletin, serta uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi. Untuk mendapatkan hasil standarisasi yang baik, limau sundai di ambil dari tiga daerah yaitu Bukittinggi, Pariaman, dan Solok. Dari ketiga daerah tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa makroskopis limau sundai berupa irisan tipis kulit buah dengan permukaan tidak rata dan bau khas, permukaan luar berwarna coklat, dan permukaan bagian dalam berwarna putih kekuningan. Hasil mikroskopis identifikasi fragmen pengenal yang terdapat pada kulit limau sundai berupa rambut penutup, jaringan pengangkut berbentuk tangga, parenkim dengan sel sekresi, kristal oksalat, jaringan parenkim dan stomata. Kadar sari larut air dari simplisia ≤ 24,90 % dan kadar sari larut etanol ≤ 17,66 %. Parameter non spesifik berupa susut pengeringan ≤ 5,65 %, kadar abu total tidak lebih dari 5,14 %, dan kadar abu tidak larut asam ≤ 0,80 %. Parameter spesifik standarisasi ekstrak berupa ekstrak kental, warna hitam, bau khas, nilai Rf nobiletin 0,75. Rendemen ekstrak ≥ 18.80 %. Parameter non spesifik ekstrak berupa kadar air ≤ 18,37%, kadar abu total ≤ 3,93 %, dan kadar abu tidak arut asam ≤ 0,268 %. Kadar nobiletin pada ekstrak kulit limau sundai Pariaman 0,33 %, Solok 0,59 % dan Bukittinggi 0,47 % . Pada uji antibakteri menggunakan metode difusi pada ketiga daerah memiliki aktivitas tergolong sedang pada konsentrasi 20 % dan 15 % . Kata Kunci : Standardisasi, Kulit limau sundai, Citrus x aurantiifolia (‘sundai’), penetapan kadar nobiletin, KLT Densitometri , Uji antibakteri
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. apt. Elidahanum Husni |
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Fakultas Farmasi |
Depositing User: | s1 Fakultas Farmasi |
Date Deposited: | 29 Dec 2020 06:38 |
Last Modified: | 15 Aug 2023 04:39 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/67210 |
Actions (login required)
View Item |