KARAKTERISTIK STRUKTUR VERTIKAL AWAN DI INDONESIA DARI PENGAMATAN RADIOSONDE DALAM KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM

Lismalini, Lismalini (2020) KARAKTERISTIK STRUKTUR VERTIKAL AWAN DI INDONESIA DARI PENGAMATAN RADIOSONDE DALAM KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
1. Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (173kB)
[img] Text (BAB 1 Pendahuluan)
2. BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (205kB)
[img] Text (BAB V Penutup)
3. BAB V Penutup.pdf - Published Version

Download (124kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
4. Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (194kB)
[img] Text (Tugas Akhir (Tesis) Full text)
5. Tugas Akhir (Tesis) Full text.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik struktur vertikal awan seperti ketinggian dasar awan (Cloud Base Height/CBH), ketinggian puncak awan (Cloud Top/CT) dan jumlah lapisan awan akibat perubahan iklim di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data radiosonde selama ~30 tahun di sembilan stasiun pengamatan. Ketinggian dasar awan ditentukan dengan mengambil ketinggian dari lapisan yang menunjukkan nilai kelembaban relatif (RH) >84% dan terdapat paling tidak 3% lompatan RH dari tingkat yang lebih rendah. Profil RH untuk semua sounding diperiksa dari ketinggian 600 m di atas permukaan tanah. Lapisan awan terdiri dari awan satu lapis, awan dua lapis, awan tiga lapis dan awan empat lapis. Rata-rata, awan satu lapis merupakan awan yang paling sering teramati di seluruh Indonesia, lebih dari 60% sepanjang waktu. Jumlah ini sedikit lebih besar dari pecahan satu lapisan awan di seluruh dunia. Persentase kemunculan awan satu lapis dari sembilan stasiun pengamatan yaitu 63,58% (Padang), 69,50% (Pangkal Pinang) 66,05% (Medan), 72,27% (Surabaya), 70,27% (Jakarta), 73,51% (Manado), 67,04% (Ujung Pandang), 60,94% (Palu) dan 70,45% (Biak). Jenis awan satu lapis dan awan tingkat rendah juga diamati disetiap musim, tetapi sedikit dominan selama periode musim kemarau (JJA). Ketinggian awan di Indonesia mengalami peningkatkan baik ketinggian CT maupun CBH. Hal ini konsisten dengan perubahan iklim terutama kenaikan temperatur permukaan di Indonesia yang dilaporkan oleh peneliti sebelumnya. Ketebalan awan terutama ketebalan awan satu lapis bervariasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Ketebalan awan meningkat di stasiun Manado, Ujung Pandang dan Palu dan menurun di stasiun Padang dan Jakarta. Ketebalan awan tidak berubah di stasiun Pangkal Pinang, Medan, Surabaya dan Biak. Kata kunci: struktur vertikal awan, radiosonde, perubahan iklim Indonesia

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > QC Physics
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: s2 fisika fisika
Date Deposited: 21 Dec 2020 07:25
Last Modified: 21 Dec 2020 07:25
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/66932

Actions (login required)

View Item View Item