Desmar, Amelia Sari (2020) Sasaran Silek Durian Tapak (Suatu Tinjauan Etnografi Pada Sasaran Silek Di Kelurahan Kuranji Kota Padang). Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (cover dan abstrak)
cover dan absrak.pdf - Published Version Download (89kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1)
upload bab 1.pdf - Published Version Download (259kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 5 Penutup)
upload bab v.pdf - Published Version Download (74kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
upload daftar pustaka.pdf - Published Version Download (241kB) | Preview |
|
Text (Skripsi full text)
skripsi full text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
ABSTRAK . Desmar Amelia Sari. (NIM. 1310821010). Skripsi berjudul Sasaran Silek Durian Tapak (Suatu Tinjauan Etnografi Pada Sasaran Silek di Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang). Pada jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang. Pembimbing I Dr. Zainal Arifin M. Hum dan Pembimbing II Dr. Yevita Nurti M. Si. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Dalam skripsi ini mengangkat dua pertanyaan penting yaitu bagaimana proses pembelajaran silek di sasaran silek Durian Tapak dan Mengapa Sasaran Silek Durian Tapak tersebut bertahan hingga saat ini. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan tentang Sasaran Silek Durian Tapak, proses pembelajaran dan perkembangannya. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif dan etnografi dengan penarikan informan menggunakan purposive sampling serta dengan cara pengumpulan data melalui pengamatan, wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Istilah the Tiger of Kuranji atau Harimau Kuranji ini muncul ketika peristiwa 21 Februari 1946 saat penyerangan kepada kolonial (agresi I) oleh pasukan Ahmad Husen, Djamaluddin Wak Ketok, Abdullah Andjang dan Maksum untuk merebut gudang senjata sekutu di Rimbo Kaluang. Kemudian hal ini disebut dalam Tambo adat Minangkabau untuk memakai nama silek Kuranji. Silek Minangkabau adalah seni bela diri asli Minangkabau yang diturunkan secara turun temurun kepada generasi ke generasi. Tempat berlatih silek disebut sasaran silek dan orang yang pandai basilek disebut pandeka. Sasaran silek Durian Tapak merupakan aliran yang menganut silat Pauh dan silat Kuranji. Penamaan Durian Tapak diambil dari nama buah durian yang berebentuk bulat besar bukan lonjong seperti buah durian kebanyakan yang tumbuh di Kelurahan Kuranji. Secara resmi pergurun ini di bangun pada tahun 2010, namun aliran silat ini sudah ada sejak dahulu. Dalam proses pembelajarannya dilakukan pada malam hari setelah shalat Isya setiap dua kali dalam seminggu. Para murid yang ingin belajar silat ini harus membawa ayam hitam, beras, uang dan baju silat (endong). Secara keseluruhan gerakan silat yang diajarkan terdiri dari Tonggak 1, Tonggak 4, Tonggak 5 dan Tonggak 6 yang merupakan tahapan dalam perkembangan jurus dan senjata yang digunakan. Silat termasuk warisan budaya tak benda seperti hal sasaran silek Duruian Tapak yang menjadi suatu Permainan Anak Nagari yang harus dilestarikan. Pelestarian ini bertujuan untuk membantu mengembangkan karakter generasi muda dalam mencari jati diri ditengah zaman yang semakin modern. Hal inilah yang membuat sasaran silek Durian Tapak bertahan hingga saat ini dan menjadi suatu kesenian tradisional Minangkabau. Kata kunci: Silek, Sasaran Silek, Durian Tapak, Etnografi, Adaptasi, Etnografi.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. Zainal Arifin M. Hum. |
Uncontrolled Keywords: | Kata kunci: Silek, Sasaran Silek, Durian Tapak, Etnografi, Adaptasi, Etnografi. |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi |
Depositing User: | s1 antropologi sosial |
Date Deposited: | 27 Nov 2020 08:28 |
Last Modified: | 27 Nov 2020 08:28 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/65944 |
Actions (login required)
View Item |