Faktor Risiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita Umur 12-59 Bulan Di Kelurahan Kampung Baru Kec. Lubuk Begalung Tahun 2015

Erni, Maywita (2016) Faktor Risiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita Umur 12-59 Bulan Di Kelurahan Kampung Baru Kec. Lubuk Begalung Tahun 2015. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
abstrak (Autosaved).pdf - Published Version

Download (115kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab I)
bab I perbaikan new.pdf - Published Version

Download (212kB) | Preview
[img]
Preview
Text (bab VII)
BAB VII kesimpulan.pdf - Published Version

Download (141kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (182kB) | Preview
[img] Text (tesis full)
tesis sful.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang, ditunjukkan dengan nilai z-score TB/U kurang dari -2SD. Prevalensi stunting pada balita di Indonesia masih tinggi terutama pada usia 12-59 bulan. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko penyebab terjadinya stunting pada balita yang berumur 12-59 bulan di Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Lubuk Begalung Padang. Jenis penelitian observasional dengan rancangan case-control study. Variabel dependennya yaitu kejadian stunting pada balita umur 12-59 bulan, variable independennya pemberian ASI, pola asuh, pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ibu, besar keluarga, pemanfaatan pelayanan kesehatan, kejadian penyakit infeksi. Penentuan sampel Studi kasus control berpasangan dengan rasio 1:1 dengan jumlah sampel 29:29. Uji statistik univariat menggunakan distribusi frekuensi, bivariat menggunakan chi-squar dan Multivariat. Hasil penelitian Balita yang tidak diberikan ASI secara Ekslusif 32.0 % menderita stunting. Balita yang mendapatkan pola asuh yang kurang baik 66.7% menderita stunting. Balita yang pendapatan keluarganya yang kurang baik 42.1% menderita stunting. Tingkat pendidikan ibu yang rendah 37.5% balitanya menderita stunting. Balita yang memiliki jumlah keluarga yang lebih dari lima orang 52.4% menderita stunting. Balita yang memiliki riwayat penyakit infeksi 62.9 % menderita stunting. Balita yang pernah menderita ISPA saja dalam 6 bulan terkhir 66.7 % menderita stunting. Balita yang tidak memanfaatkan pelayanan posyandu 60.9 % menderita stunting. Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI (OR = 0,269), pola asuh gizi (OR = 3.63), riwayat penyakit infeksi (OR 3.868) dengan Kejadian Stunting. Tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga, tingkat pendidikan ibu, jumlah keluarga, pemanfaatan pelayanan posyandu dengan Kejadian Stunting. Faktor dominan penyebab terjadinya stunting adalah pola asuh gizi. Perlu adanya peningkatan penyuluhan mengenai gizi kepada ibu balita oleh petugas kesehatan sehingga meningkatnya kesadaran ibu untuk memperbaiki status gizi anak yang menyangkut tentang bagaimana memberikan pola asuh yang baik, dapat mendeteksi lebih dini kejadian stunting pada balitanya. Kata kunci : Stunting, Pemberian ASI, pola asuh, tingkat pendidikan, riwayat penyakit infeksi, pemanfaatan pelayanan kesehatan Daftar Bacaan : 40 (1990-2013)

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: R Medicine > RA Public aspects of medicine
R Medicine > RA Public aspects of medicine > RA0421 Public health. Hygiene. Preventive Medicine
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: s2 kesehatan masyarakat
Date Deposited: 02 May 2016 03:21
Last Modified: 02 May 2016 03:21
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/6541

Actions (login required)

View Item View Item