ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN DAYA DUKUNG LAHAN DI KABUPATEN SOLOK

AGUSRIANTO, WIALDI (2015) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN DAYA DUKUNG LAHAN DI KABUPATEN SOLOK. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
201508191202th_agusriantowialdis.e.docx.compressed.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (954kB)

Abstract

Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bahwa, Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian merupakan basis utama perekonomian nasional. Sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional, seperti peningkatan ketahanan nasional, penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), perolehan devisa melalui ekspor-impor, dan penekanan inflasi. (Putri, 2009). Pertanian sebagai salah satu sektor yang berperan dalam perekonomian suatu negara terutama untuk negara-negara agraris yang mana penduduknya sebagian besar adalah petani. Namun banyak masalah yang membuat pertanian suatu negara sulit untuk maju baik faktor teknik maupun sektor non-teknik. Maka dari itu perlu peran serta pemerintah dalam dunia pertanian untuk menanggulangi masalah-masalah yang terjadi dan untuk meningkatkan hasil pertanian Indonesia agar dapat memberikan kontribusi yang besar untuk perekonomian Indonesia. Agar sektor pertanian dapat terus mengalami pertumbuhan yang baik dan memberikan peran pada perekonomian, diperlukan adanya suatu perencanaan dan kebijakan-kebijakan dalam pembangunan di sektor ini. Salah satunya adalah dengan memperhatikan kemampuan lahan yang tersedia pada suatu daerah. Masyarakat 18 Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian dan beraktifitas sebagai petani. Lahan pertanian saat ini mengalami penurunan yang disebabkan oleh jumlah penduduk yang terus meningkat dan pembangunan yang banyak menyita lahan pertanian pada saat ini. Untuk mendukung mendukung keberlangsungan makhluk hidup termasuk manusia, tentunya manusia membutuhkan bahan makanan, yang secara nyata akan diperoleh dari hasil pemanfaatan lahan, baik melalui usaha pertanian (perkebunan, perikanan, peternakan dan kehutanan) maupun non pertanian, oleh karena itu kemampuan daya dukung lahan terhadap kehidupan diatasnya sangat perlu diketahui agar fungsi lahan dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan. Istilah lahan sendiri mulai banyak digunakan sejak tahun 1970 an, dimana menurut pengertian dan batasan yang diberikan FAO, lahan diartikan sebagai tempat di permukaan bumi yang sifat-sifatnya layak disebut seimbang dan saling berkaitan satu sama lain, memiliki atribut mulai dari biosfer atmosfer, batuan induk, bentukbentuk lahan, tanah dan ekologinya, hidrologi, tumbuh-tumbuhan, hewan dan hasil dari aktivitas manusia pada masa lalu dan sekarang yang menegaskan bahwa variabel itu berpengaruh nyata pada penggunaan manusia saat ini dan akan datang. Lahan diartikan juga sebagai lingkungan fisik yang terdiri dari iklim, relief, tanah, air, vegetasi dan benda yang ada di atasnya sepanjang berpengaruh terhadap penggunaannya.Dengan pengertian ini lahan juga mengandung makna ruang atau tempat, oleh karena itu lahan sebagai salah satu sumber daya alam (SDA) dalam 19 pembangunan, khususnya dalam pembangunan pertanian perlu dijaga kelestariannya.Pengelolaan lahan merupakan upaya yang dilakukan manusia dalam pemanfaatan lahan sehingga produktivitas lahan tetap tinggi secara berkelanjutan (jangka panjang). Menurut Manik (2003), daya dukung lahan adalah suatu ukuran jumlah individu dari suatu spesies yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu. Daya dukung suatu wilayah sangat ditentukan oleh potensi sumber daya (alam,buatan,dan manusia).Teknologi untuk mengelola sumber daya (alam, buatan, manusia), serta jenis pekerjaan dan pendapatan penduduk. Ketersediaan sumber daya alam yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk manusia akan meningkatkan daya dukung lingkungan. Penggunaan teknologi sebagai faktor produksi yang dapat meningkatkan produktivitas lahan, industri, dan jasa, akan memperbesar daya dukung lahan suatu wilayah. Menurut McCall dalam Riyadi dan Bratakusumah (2004), daya dukung lahan merupakan penggunaan tanah dan data populasi yang sistematis.Dimana seluruh aktifitas manusia dalam mencukupi kebutuhan hidup membutuhkan ruang sehingga ketersediaan lahan berpengaruh besar terhadap aktivitas manusia. Demikian juga besarnya jumlah penduduk dalam suatu wilayah tersebut untuk mendukung penduduknya sehingga mempengaruhi suatu standar hidup yang layak. Dari pengertian-pengertian diatas, dapat diketahui bahwa paling tidak ada dua variabel pokok yang harus diketahui secara pasti untuk melakukan analisis daya dukung lahan, yaitu potensi lahan yang tersedia dan jumlah penduduk. 20 Sedangkan menurut Riyadi dan Bratakusumah (2004), terdapat lima faktor yang menentukan daya dukung lahan pada suatu daerah yaitu total area lahan pertanian pada sebuah kabupaten, frekuensi panen perhektar, jumlah penduduk, persentase jumlah penduduk yang tinggal di suatu kabupaten, dan ukuran rata-rata lahan pertanian yang digunakan. Daya dukung lahan adalah kemampuan lahan untuk mendukung perikehidupan manusia dan maklhuk hidup yang ada di atasnya. Diukur dengan tekanan penduduk yang merupakan maksimal penduduk yang dapat didukung oleh sumberdaya alam yang tersedia dinyatakan dengan angka absolute yang dinyatakan dalam α (Otto Soemarwoto, 1997:30). Potensi dan daya dukung berupa sumber daya alam yaitu lahan pertanian beserta sarana dan prasarana irigasi yang dimiliki serta didukung oleh jumlah penduduk yang tersebar hampir merata. Perubahan daya dukung lahan dapat terjadi karena adanya perubahan tata ruang wilayah yang di akibatkan oleh adanya perubahan atau kebijakan arah pembangunan dan karena mekanisme pasar. Kedua hal ini lebih sering terjadi karena kurangnya pengertian masyarakat atupun aparat pemerintah mengenai sebab dan akibat apabila daya dukung lahan di daerah tersebut tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ida Bagus Mantra (1986), mengatakan bahwa penurunan daya dukung lahan dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang semakin berkurang, persentase jumlah petani dan luas lahan yang diperlukan untuk hidup layak. Sedangkan untuk mengatasi penurunan daya dukung lahan menurut Hardjasoemantri (1989) dapat dilakukan antara lain dengan cara: 1). Konversi lahan, 21 yaitu merubah jenis penggunaan lahan ke arah usaha yang lebih menguntungkan tetapi disesuaikan wilayahnya; 2). Intensifikasi lahan, yaitu dalam menggunakan teknologi baru dalam usahatani; 3). Konservasi lahan, yaitu usaha untuk mencegah. Dengan melihat daya dukung lahan yang tersedia pada suatu daerah tersebut, pemerintah dapat melihat seberapa besar daya dukung lahan yang tersedia di daerah tersebut. Hal ini juga akan mempermudah untuk pengambilan kebijakan oleh pemerintah sehingga kemampuan lahan di suatu daerah dapat di manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Bedasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan berusaha mengajukan solusi bagi pengembangan sektor pertanian dan daya kung yang dimiliki daerah tersebut dalam pembangunan ekonomi. Maka dari itu ditulis judul yaitu “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKANDAYA DUKUNG LAHAN DI KABUPATEN SOLOK”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Fakultas Ekonomi > Ilmu Ekonomi
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 05 Feb 2016 04:24
Last Modified: 05 Feb 2016 04:24
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/620

Actions (login required)

View Item View Item