KHAIRA, BETRI (2012) ANALISA BUDIDAYA KENTANG YANG MENGGUNAKAN BIBIT UNGGUL DAN PENGARUH PENGGUNAAN INPUT TERHADAP PRODUKTIVITAS USAHA TANI KENTANG DI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK. Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Skripsi Fulltext)
2241.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (330kB) |
Abstract
Bibit unggul adalah bibit yang memiliki sifat tahan terhadap serangan hama (penyakit), cepat berbuah, banyak hasilnya, dan dapat digunakan secara meluas (biasanya diambil dari buah atau bagian tanaman yang subur dan matang yang siap untuk ditanam lagi dan dari ternak diambil pejantan yang baik). (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Bibit unggul memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulan bibit unggul antara lain memiliki sifat tahan terhadap serangan hama (penyakit), cepat berbuah, banyak hasilnya, dan dapat digunakan secara meluas biasanya diambil dari buah atau bagian tanaman yang subur dan matang yang siap untuk ditanam lagi. Sedangkan kelemahan bibit unggul antara lain adalah menghilangkan plasma nutfah dari varietas asli yang tidak berproduksi tinggi tetapi mempunyai keunggulan lain, misal keunggulan pada perakaran yang lebih kuat menahan erosi, untuk berproduksi tinggi, bibit unggul bersifat responsif terhadap unsur hara dalam tanah, oleh karena itu ketersediaan hara tanah akan semakin tipis ketersediaannya dan biasanya petani akan menambah ketersediaan hara tanah dengan pupuk unorganik / pupuk kimia, karena pupuk ini lebih cepet tersedia bagi tanaman (bibit unggul) dibanding pupuk organik. Ini secara pelan tapi pasti, akan merusak struktur maupun kimia tanah yang akhirnya tanah menjadi tidak layak untuk tanah pertanian, bibit unggul di produksi oleh pihak yang mempunyai kekuatan finansial dan jaringan relasi yang kuat, dan mereka relatif tak menghendaki adanya persaingan dalam bisnisnya, sehingga secara langsung maupun tidak, akan mematikan kreatifitas petani atau "ilmuwan lokal" dalam bereksperimen menemukan bibit yang lebih unggul sesuai daerahnya, akan merangsang timbulnya hama / penyakit tanaman yang tahan terhadap metode pengendalian hama / penyakit yang ada saat ini (Penelitian IPB, 2009). Bibit unggul kentang yang ada di Solok saat ini berasal dari beberapa tempat yaitu bibit dari Pengalengan (Bandung), dari Medan dan bibit dari petani penangkar yang berasal dari Solok sendiri. Pada tahap selanjutnya perlu dikembangkan tingkat penerapan teknologi budidaya kentang yang menggunakan bibit unggul pada tingkat petani. Namun untuk menerapkan teknologi budidaya kentang tidaklah semudah apa yang diharapkan, sebab petani pada umumnya tidak akan menerima begitu saja teknologi yang diperkenalkan, mereka sangat mempertimbangkan ketidakpastian dan resiko. Dalam proses penerapan teknologi budidaya kentang oleh petani, ciri-ciri dan sifat teknologi yaitu (1) Keuntungan relatif, (2) Kompatibilitas, (3) Kompleksitas, (4) Triabilitas, (5) Obsevabilitas. (Van Den Ban dan Hawkins (1999). Mubyarto (1989) menyatakan, produksi dalam kegiatan usahatani merupakan suatu usaha dimana faktor biaya dan pendapatan usahatani menuntut perhatian utama. Petani yang menyelenggarakan usahatani harus berusaha agar hasil panen lebih banyak guna memenuhi kebutuhannya selain kelebihan untuk dijual. Usahatani kentang yang menggunakan bibit unggul saat ini produksinya di Sumatera Barat yang masih rendah. Rendahnya produksi diduga karena rendahnya tingkat budididaya dan penggunaan input yang belum tepat. Dengan demikian penelitian budidaya pada usahatani kentang yang menggunakan bibit unggul dan pengaruh penggunaan input terhadap produktivitas perlu dilakukan.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian |
Depositing User: | mrs Rahmadeli rahmadeli |
Date Deposited: | 03 May 2016 01:43 |
Last Modified: | 03 May 2016 01:43 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/6193 |
Actions (login required)
View Item |