PENGGUNAAN BIJI DAN DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI BIOSORBEN ION Cd(II) DAN EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA SEBAGAI ANTIDOT ORGAN TIKUS BERDASARKAN KADAR MDA, UREUM, KREATININ, AKTIVITAS SGOT-SGPT, HISTOPATOLOGIS ORGAN TIKUS

Ali, Napiah Nasution (2020) PENGGUNAAN BIJI DAN DAGING BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria macrocarpa) SEBAGAI BIOSORBEN ION Cd(II) DAN EKSTRAK DAGING BUAH MAHKOTA DEWA SEBAGAI ANTIDOT ORGAN TIKUS BERDASARKAN KADAR MDA, UREUM, KREATININ, AKTIVITAS SGOT-SGPT, HISTOPATOLOGIS ORGAN TIKUS. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (86kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
BAB I PENDAHULUAN.pdf - Published Version

Download (349kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab V)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.pdf - Published Version

Download (41kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (184kB) | Preview
[img] Text (Disertasi Full Text)
Disertasi Full Text.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Secara umum pencemaran yang disebabkan oleh logam berat menimbulkan efek yang merusak terhadap lingkungan di seluruh dunia. Sebagai contoh, berbagai macam efek toksik pada organisme akuatik akan menimbulkan terancamnya ekosistem. Oleh sebab itu berbagai upaya dilakukan untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Adsorpsi merupakan salah satu cara yang terus dikembangkan untuk mengatasi permasalahan limbah cair baik logam berat maupun zat warna. Adsorpsi banyak dipilih karena lebih sederhana dan tersedia beragam pilihan adsorben yang berharga murah serta tidak memerlukan banyak reagen dalam pengolahannya. Senyawa Cd(II) adalah senyawa yang berbahaya yang toksisitasnya tinggi. Toksisitas Cadmium berkontribusi terhadap sejumlah besar permasalahan kesehatan, termasuk penyakit yang merupakan pembunuh utama seperti penyakit jantung, kanker dan penyakit diabetes, gangguan fungsi hati, paru-paru, cacat tulang, kanker dan hipertensi Kadmium yang terkonsentrasi di ginjal, hati dan berbagai macam organ diperkirakan mempunyai toksisitas yang lebih tinggi dari pada timbal atau merkuri. Kadmium bersifat toksik pada tingkat sepersepuluh daripada timbal, raksa, alumunium atau nikel. Menurut Central Pollution Control Board (CPCB), batasan yang diizinkan untuk Cd(II) dalam air minum 0,001 mg/L Beberapa penelitian penghilangan dan biosorpsi telah banyak dilakukan. Anzeze et al (2014) dalam penelitiannya menggunakan biomassa Eichornia crasippes untuk biosorpsi ion Cd(II) dalam larutan berair dengan metode Batch dengan variasi waktu kontak, dosis adsorben, pH dan temperatur. Data percobaan diolah menggunakan model isotherm Langmuir dan Freundlich. Pada penelitian ini bertujuan memanfaatkan biji dan daging buah mahkota dewa sebagai biosorben ion Cd(II) dalam larutan, mempelajari pengaruh pH, konsentrasi, massa ekstrak biji dan daging buah mahkota dewa serta waktu kontak. Mengetahui gugus fungsi yang terdapat di biji dan daging buah mahkota dewa. Melihat bagaimana morfologi permukaan biosorben dengan SEM sebelum dan sesudah penyerapan ion Cd(II). Mengetahui efek toksik ion Cd(II) terhadap jaringan organ hati dan ginjal tikus ditinjau dari kadar MDA, Ureum, Kreatinin, Aktivitas SGOT-SGPT. Mengetahui dampak pemberian ekstrak daging buah mahkota dewa pada tikus dalam mengurangi keracunan ion Cd(II) ditinjau dari histopatologis. Hasil penelitian adsorpsi ion Cd(II) dengan biji buah mahkota dewa mencapai nilai optimum pada pH 6, konsentrasi 3000 mg/L, massa adsorben 0,1 g, waktu kontak 30 menit dengan kapasitas penyerapan 145 mg/g. Sedangkan adsorpsi logam Cd(II) dengan daging buah mahkota dewa mencapai kondisi optimum pada pH 4, konsentrasi 3000 mg/L, massa 0,1 g, waktu kontak 45 menit dengan kapasitas penyerapan 88,2 g mg/g. Karakterisasi biji dan daging buah makhota dewa dengan FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi hidrosil dan karbonil. Setelah adsorpsi Cd(II) biji dan daging buah mahkota dewa, terjadi pergesaran angka gelombang pada gugus fungsi tersebut. Sedangkan karakterisasi dengan SEM menegaskan bahwa adsorpsi telah terjadi ditandai dengan perubahan permukaan adsorben yang menjadi lebih halus setelah adsorpsi terjadi. Parameter isotherm adsorpsi menunjukan bahwa adsorpsi Cd(II) pada biji dan daging buah mahkota dewa mengikuti model isoterm Langmuir yang menunjukan adsorpsi terjadi secara monolayer. Dalam aplikasinya ke tikus percobaan perlakuan dengan antidot daging buah Mahkota Dewa secara oral selama 7 hari ke tikus percobaan, kadar MDA yang merupakan produk dari peroksidasi lipid juga menurun yang berarti pra perlakuan dengan antidot ekstrak daging buah Mahkota Dewa mampu mengurangi kerusakan organ atau jaringan akibat stress oksidasi dan ROS, kadar MDA Meningkat setelah diberikan ion Cd(II) sebesar 14,9 nmol/L dari kontrol sebesar 3,61 nmol/L. Setelah diberikan antidot daging buah mahkota dewa turun menjadi 4,24 nmol/L. Ekstrak daging buah mahkota dewa mampu melindungi hati dari kerusakan akibat paparan Cd(II) yang dilihat dari menurunnya parameter fungsi hati yaitu Aktivitas SGOT dan SGPT. Tikus yang diberikan ion Cd(II) Aktivitas SGOT meningkat menjadi 236,97 U/L dari kontrol 111,98 U/L, tikus yang diberikan antidot daging buah mahkota dewa turun menjadi 66,08. Aktivitas SGPT meningkat setelah diberikan ion Cd(II) sebesar 203,33 U/L dari kontrol 25,88 U/L, tikus yang diberikan antidot daging buah mahkota dewa turun menjadi 12,94 U/L. Pemeriksaan fungsi hati didukung dengan hasil pemeriksaan histopatologis organ hati tikus yang diberi ion Cd(II) dijumpai sel-sel hepatosit yang nekrosis, vena sentralis hancur, mengalami clowdy swelling dan nekrosis sedangkan tikus yang diberi antidot daging mahkota dewa dijumpai perbedaan perlemakan ringan, vena sentral yang hanya sebagian yang hancur dan tidak banyak dijumpai nekrosis. Pada pemeriksaan Kadar Ureum tikus yang diberi ion Cd(II) meningkat menjadi 33,4 mg/dL dari kontrol 28,36 mg/dL, tetapi setelah diberikan antidot daging buah mahkota dewa turun menjadi 22,66 mg/dL. Kadar Kreatinin tikus yang diberikan ion Cd(II) meningkat 0,79 mg/dL dari kontrol 0,21 mg/dL, setelah diberikan antidot daging buah mahkota dewa turun menjadi 0,47 mg/dL, selaras dengan pemeriksaan histopatologis organ ginjal tikus yang diberi ion Cd(II) dijumpai glomerulus atropi dan lisis ditandai dengan membesarnya rongga filtrate. Terjadinya nekrosis yang luas di tubulus distal dan diikuti terjadinya lisis. Edema pada dinding pembuluh dan terjadi perbedaan pada tikus yang diberikan antidot daging buah mahkota dewa dijumpai tubuli sebagian atrofi, inti sel sebagian nekrosis, clowdy, swelling dan perlemakan.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Rahmiana Zein
Uncontrolled Keywords: Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa),biosorben,ekstrak, antidot, Ion Cu(II)
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Pascasarjana (Disertasi)
Depositing User: S3 Ilmu Kimia
Date Deposited: 14 Sep 2020 04:37
Last Modified: 14 Sep 2020 04:37
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/61692

Actions (login required)

View Item View Item