FRANKY, SANJAYA (2012) PENGUJIAN BEBERAPA VOLUME PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris Linn). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Skripsi Fulltext)
2211.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (916kB) |
Abstract
Buncis merupakan salah satu tanaman sayuran yang banyak diminati dan dikonsumsi oleh masyarakat. Rasanya yang enak dan manis, juga mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi (Lampiran 1) merupakan alasan mengapa permintaan buncis terus meningkat sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk, kenaikan taraf hidup masyarakat, dan semakin tingginya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya nilai gizi. Produksi buncis nasional mengalami fluktuasi selama tujuh tahun terakhir. Tahun 2002 sampai 2005 terjadi peningkatan produksi dari 230,020 ton menjadi 283,689 ton. Namun pada tahun 2006 sampai dengan 2008 produksi buncis menurun dari 269,532 menjadi 266,551 ton dan hanya mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2009 sampai dengan 2010 dari 290,993 menjadi 336,494 ton (Badan Pusat Statistik, 2012), sebaliknya nilai kebutuhan konsumsi buncis mengalami peningkatan, buncis telah dijadikan sebagai produk pertanian yang bernilai ekonomis karena diproduksi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, buncis juga dijadikan sebagai komoditas ekspor. Konsumsi per kapita buncis dalam kurun waktu tiga tahun (2003- 2006) mencapai 0.94 kg/tahun, sedangkan volume ekspor komoditas buncis mengalami peningkatan dari 518.343 kg pada tahun 2005 menjadi 1.357.607 kg pada tahun 2006 (Dit.Jend.Hortikultura Deptan, 2007). Produksi buncis meningkat dari tahun ke tahun, namun produksi per satuan luas per satuan waktu cenderung menurun, hal ini disebabkan kurang optimalnya dalam tindakan budidaya buncis, yaitu salah satunya tidak tepat dalam pemupukan. Tindakan dalam budidaya buncis salah satunya dapat dilakukan pemupukan dengan pupuk organik maupun pupuk anorganik. Akhir-akhir ini masyarakat telah banyak yang mengerti tentang produk pertanian yang aman dikonsumsi, sehingga berkembanglah sistem pertanian yang ramah lingkungan. Dengan demikian upaya peningkatan produksi harus terus dilakukan dengan memperhatikan produk yang aman dikonsumsi dan aman bagi lingkungan. Usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan salah satu alternatif teknologi produksi yang dapat ditempuh dengan penggunaan bahan organik sebagai sumber hara bagi tanaman. Tumbuhnya kesadaran akan dampak negatif penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap lingkungan, menyebabkan sebagian kecil petani beralih dari pertanian anorganik ke pertanian organik. Pertanian jenis ini mengandalkan kebutuhan hara melalui pupuk organik dan masukan-masukan alami lainnya. Pada saat ini, produk yang dihasilkan dari budidaya yang menggunakan pupuk organik lebih disukai masyarakat. Alasannya, produk tersebut lebih aman bagi kesehatan konsumen. Masyarakat di negara-negara maju, mulai beralih mengkonsumsi produk yang dihasilkan secara organik (Parnata, 2004). Karena itu, sistem pertanian organik merupakan alternatif bagi petani dalam budidaya buncis, selain itu sistem pertanian organik juga merupakan salah satu cara dalam rangka melestarikan lingkungan, karena penambahan bahan organik merupakan suatu tindakan perbaikan lingkungan tumbuh tanaman yang antara lain dapat meningkatkan efisiensi pupuk. Pupuk organik yang dapat diaplikasikan pada budidaya buncis salah satunya adalah pupuk organik cair. Pupuk organik cair memiliki beberapa keuntungan seperti mengandung mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik padat. Dalam bentuk kering, beberapa mikroorganisme mati dan tidak bisa aktif. Jika dicampur dengan pupuk organik cair dapat mengaktifkan unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik padat. Disamping itu biasanya pupuk organik cair juga mengandung asam amino dan hormon yaitu Giberelin, Sitokinin dan IAA (Parnata, 2004). Pupuk organik cair baik yang sudah diproduksi pabrik maupun yang dibuat sendiri secara sederhana sudah banyak digunakan petani dalam budidaya tanaman hortikultura. Penelitian Indah (2005) menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair pada tanaman cabe rawit berpengaruh baik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman (16,57 cm), diameter batang (6,14 mm), jumlah cabang (17,38 cabang), dan bobot buah (40,11g). Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan volume yang diaplikasikan terhadap tanaman. Semakin tinggi volume pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Sebaliknya, pemberian pupuk dengan volume yang berlebihan justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman (Suwandi & Nurtika, 1987). Oleh karena itu, pemilihan volume yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan. Penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Pengujian Beberapa Volume Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Buncis (Phaseolus vulgaris L.)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan volume pupuk organik cair yang terbaik untuk pertumbuhan dan hasil tanaman buncis.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian |
Depositing User: | mrs Rahmadeli rahmadeli |
Date Deposited: | 02 May 2016 07:39 |
Last Modified: | 02 May 2016 07:39 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/6160 |
Actions (login required)
View Item |