PENGARUH PEMBERIAN VCO(Virgin Coconut Oil) PADA PEMBUATAN SABUN SUSU KAMBING TERHADAP KADAR AIR, pH, TOTAL KOLONI BAKTERI ASAM LAKTAT

EL, LATIFA SRI SUHARTO (2016) PENGARUH PEMBERIAN VCO(Virgin Coconut Oil) PADA PEMBUATAN SABUN SUSU KAMBING TERHADAP KADAR AIR, pH, TOTAL KOLONI BAKTERI ASAM LAKTAT. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Fulltext)
2184.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (514kB)

Abstract

Susu kambing dapat didefinisikan sebagai sekresi cairan yang didapatkan dengan pemerahan komplit dari satu atau beberapa kambing betina sehat sedang laktasi yang tidak dikurangi atau ditambahkan sesuatu apapun ke dalamnya secara kontinyu dan sekaligus. Susu kambing merupakan sumber protein terbaik setelah telur dan hampir setara dengan ASI. Susu kambing yang terbaik adalah susu segar (raw goat milk). Susu kambing sangat baik untuk orang yang memiliki kelainan lactose intolerance, yakni kelainan yang disebabkan oleh kepekaan alat pencernaan terhadap susu sapi. Susu kambing telah terbukti kaya manfaat, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Darkuni (2001) yang menyebutkan bahwa susu kambing mengandung lemak dan protein yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Sodiq dan Abidin (2008) menyatakan bahwa butiran lemak susu kambing yang berdiameter kecil dan homogen berukuran antara 1-10 milimikron, sehingga susu kambing lebih mudah diserap oleh kulit manusia. Kandungan fluorin yang terdapat pada susu kambing berkisar 10 sampai 100 kali lebih besar dibandingkan susu sapi. Kandungan fluorin bermanfaat sebagai antiseptik alami dan dapat membantu menekan pembiakan bakteri di dalam tubuh. Menurut hasil pengamatan Naji (2010), susu kambing yang kaya kandungan zat asam beta hidroksil alami dapat dijadikan campuran untuk lulur. Campuran berfungsi sebagai peeling yang mengikis kotoran dan sel kulit mati, namun mampu mencerahkan kulit hingga terlihat lebih halus dan tidak bersisik. Kandungan protein dalam susu juga berguna sebagai suplai nutrisi yang berfungsi melembabkan sekaligus melapisi permukaan kulit agar lebih halus dan kenyal. Sabun merupakan pembersih yang telah lama digunakan karena dapat menghilangkan kotoran–kotoran seperti debu, bakteri dan sisa metabolisme (keringat), sehingga dapat mencegah infeksi pada kulit. Selain sebagai pembersih, idealnya sabun sekaligus sebagai perawat struktur kulit. Pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit semakin menjadi kebutuhan. Keragaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada jenis, warna, pewangi dan manfaat yang ditawarkan. Sabun yang berkualitas baik dipengaruhi oleh bahan baku yang digunakan, salah satu bahan baku pembuatan sabun adalah susu kambing. Sabun susu kambing yang bermanfaat menghaluskan dan melembutkan kulit serta membersihkan kulit wajah dari debu, minyak dan kotoran. Baik untuk perawatan dan mencegah kulit rusak atau keriput sejak dini. Sabun susu kambing memiliki pH yang mendekati pH kulit dan mengandung vitamin dan nutrisi bergizi bagi kulit. Hal itu bermanfaat dalam perawatan jerawat dikarenakan sabun susu kambing mengandung asam yang membantu menetralkan bakteri sehingga kulit dapat menjadi halus dan lembab. Penambahan bahan alami yang berkhasiat pada sabun diharapkan dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Selain itu, penggunaan bahan alami ini tidak memberikan efek samping seperti halnya penggunaan bahan kimia sintetik. Bahan alami yang dimaksud dapat diperoleh, salah satunya berasal dari VCO (Virgin Coconut Oil). Syukur (2004) menyatakan bahwa VCO adalah minyak kelapa murni yang merupakan produk utama dari kelapa yang terbuat dari santan kelapa segar dengan metode fermentasi. Syukur (2004) dan Purwati (2010) menambahkan bahwa VCO kaya akan protein, enzim, omega, Lactobacillus fermentum dan Saccharomycess cereviseae. VCO ini mengandung asam laurat 51%, kaprilat 8.9%, kaprat 7% disamping itu juga mengandung omega 3 (4%), 6 dan 9 serta vitamin A, D, E,K dan tiga jenis phytohormon dalam jumlah yang cukup tinggi. VCO merupakan minyak dan lemak makan yang dihasilkan tanpa mengubah sifat fisiko kimia minyak. VCO merupakan minyak kelapa yang memiliki kandungan asam laurat dan vitamin E yang tinggi, selain itu minyak kelapa memiliki susunan molekul yang kecil sehingga mudah diserap serta memberikan tekstur yang lembut dan halus pada kulit. Menurut Suhirman ( 2004), asam laurat (C-12) bersifat anti bakteri lebih kuat dibandingkan kaprilat (C-8), kaprat (C-10) dan miristat (C-14). Andi (2005) menambahkan bahwa asam laurat menghancurkan dinding sel mikroba bakteri dan virus yang terdiri dari lipid, kandungan lipid dihancurkan maka dinding selnya hancur, isi sel keluar sehingga mikroba mati. Asam lemak jenuh rantai menengah dapat diubah menjadi monolaurat, monokaprilat, dan monokaprat yang berfungsi sebagai antimikroba. Salah satu bakteri patogen yang terdapat pada kulit adalah Staphylococcus aureus yang merupakan bakteri penyebab intoksitasi dan sering terdapat pada pori–pori dan permukaan kulit sehingga dapat pula menjadi penyebab terjadinya berbagai macam infeksi seperti jerawat, bisul, pneumonia, dan lainnya. Menurut Soebagio, Sriwidodo dan Anggraini (2009) penggunaan minyak 30 % dari jumlah air yang digunakan pada pembuatan sabun cair dapat menghasilkan sabun yang dapat melembabkan dan menghaluskan kulit yang kering. Berdasarkan uraian tersebut diatas penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian VCO pada Pembuatan Sabun Susu Kambing Terhadap Kadar Air, pH, Total Koloni Bakteri Asam Laktat”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Peternakan
Depositing User: mrs Rahmadeli rahmadeli
Date Deposited: 02 May 2016 02:00
Last Modified: 02 May 2016 02:00
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/6131

Actions (login required)

View Item View Item