KINEIGET MUKOP BERA’ PERUBAHAN POLA KONSUMSI MAKANAN POKOK PADA MASYARAKAT MENTAWAI (Studi Kasus: Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai)

Kris, Irwandi Saleleubaja (2020) KINEIGET MUKOP BERA’ PERUBAHAN POLA KONSUMSI MAKANAN POKOK PADA MASYARAKAT MENTAWAI (Studi Kasus: Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (298kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (488kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB V)
BAB V.pdf - Published Version

Download (250kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (448kB) | Preview
[img] Text (SKRIPSI FULL)
Kris Irwandi Saleleubaja.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract

Kineiget Mukop Bera’ merupakan sebuah ungkapan yang menggambarkan bahwa pada hari ini masyarakat Mentawai telah mengkonsumsi beras. Sebuah kebanggaan dan rasa prestis bagi mereka karena dapat mengkonsumsi beras tersebut, dimana sebenarnya masyarakat ini memiliki makanan tradisional yaitu: sagu, keladi, pisang, kelapa, dll. Namun dibalik kebanggan dan rasa prestis itu terjadi sebuah perubahan akibat adanya beras, dimana sagu sebagai sebagai makanan utama telah digeser kedudukannya oleh beras. Sagu bagi masyarakat Mentawai merupakan sebuah dari jati diri, harta, dan bagian dari kepercayaan mereka. Sagu telah berperan penting dalam membentuk karakter mereka dan menyatukan mereka baik pada saat pengolahan, sampai dengan ritual makan sagu tersebut. Keberadaannya telah menghindarkan daerah tersebut dari bencana kelaparan sejak dulu. Pengenalan beras sebagai makanan pendamping dari sagu dan cara-cara bersawah hingga Penghapusan kepercayaan mereka yaitu Arat Sabulungan dengan melakukan sebuah praktek pemaksaan untuk memeluk salah satu agama yang diakui oleh negara, telah mengakibatkan lunturnya kepercayaan yang berakar pada nenek moyang tersebut. Pada akhirnya nilai dan cara baru dapat dengan mudah dimasukan ditengah-tengah mereka, salah satunya yaitu bersawah dan makan nasi. Pengenalan cara bersawah dan kepemilikan beras dalam satu lalep (keluarga) telah menggerus sifat-sifat dan cara tradisional yang telah dipraktekkan sejak dulu. Adanya pendidikan telah menimbulkan jenis pekerjaan baru yang bersifat formal. Ketergantungan pada konsumsi beras timbul sifat persaingan diantara mereka. Telah menyebabkan mone (ladang) sebagai tempat sumber bahan makanan, berubah sebagai tempat menanam tanaman komoditi yang laku di pasaran. Pada hari juga timbul sifat reureu baga (cemas) akan kekurangan bahan makanan, muncul anggapan sagu makanan kurang modern, adanya masalah gizi, dan telah membuat daerah Mentawai menjadi rentan akan terjadinya bencana kelaparan. Peruntukan sagu pada hari ini tidak hanya menjadi konsumsi dalam keluarga ataupun seluruh anggota uma, tetapi juga menjadi sumber ekonomi baru bagi mereka. Sagu yang dimiliki kadang dijual perbatang ataupun diolah menggunakan mesin yang kemudian dijual kembali kepada masyarakat. Tidak adanya kontrol dalam menebang, juga telah mengakibatkan ladang sagu semakin berkurang pada saat sekarang. KATA KUNCI: Kineiget Mukop Bera’, Perubahan Konsumsi, Sagu, Beras, Siberut, Mentawai.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Erwin, M.Si
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Depositing User: s1 antropologi sosial
Date Deposited: 04 Sep 2020 04:01
Last Modified: 04 Sep 2020 04:01
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/60783

Actions (login required)

View Item View Item