HUBUNGAN ISLAM DAN PEMERINTAHAN ORDE BARU: TINJAUAN HISTORIOGRAFIS (1966-1998)

Nesa, Okta Mirza (2020) HUBUNGAN ISLAM DAN PEMERINTAHAN ORDE BARU: TINJAUAN HISTORIOGRAFIS (1966-1998). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
Cover Skripsi Nesa.pdf - Published Version

Download (160kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
BAB I Skripsi Nesa.pdf - Published Version

Download (391kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB AKHIR)
BAB KESIMPULAN Skripsi Nesa.pdf - Published Version

Download (379kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
Daftar Pustaka Nesa yang bener.pdf - Published Version

Download (377kB) | Preview
[img] Text (FULLTEXT)
SKRIPSI FULL UPLOAD PERPUS PUSAT SAMA TURNITIN.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Skripsi ini mengkaji tentang hubungan Islam yang diwakili oleh tiga tokoh muslim dengan Pemerintahan Orde Baru. Tiga tokoh Islam tersebut yaitu Abu Bakar Ba’asyir, Muhammad Natsir, dan A.M. Fatwa. Penelitian ini melihat Pertama, penggambaran tokoh Islam Muhammad Natsir dari sudut pandang majalah Tempo. Kedua penuturan biografi Abu Bakar Ba’asyir dari kacamata orang lain yaitu Hendra Juansyah. Ketiga, mendeskripsikan kisah perjalanan tokoh Islam itu sendiri menurut sudut pandang dirinya sendiri yaitu A.M. Fatwa. Penelitian ini juga mengkaji apa yang ditulis Majalah Tempo dan Hendra Juansyah dalam biografi dua tokoh Islam dan A.M. Fatwa dalam autobiografinya. Mengapa mereka menulis dan pandangan mereka terkait perlakuan pemerintahan Orde Baru pada tokoh tersebut. Penelitian ini menggunakan metode ilmu sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Sumper penelitian dihimpun dari studi kepustakaan, sumber internet, dan wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hubungan Islam dan pemerintahan Orde Baru terdapat fase mesra dan renggang. Pada masa renggang inilah pemerintahan Orde Baru memandang Islam sebagai ancaman potensial. Pemerintahan akan merespon siapa saja yang berani mengkritik kebijakan pemerintah, tentu dengan respon yang berbeda-beda tergantung individunya. Hendra Juansyah menggambarkan tokoh Islam yang lantang bersuara dan tidak memiliki kedudukan dalam panggung politik seperti Abu Bakar Ba’asyir maka pemerintah merespon dengan kekerasan fisik seperti masuk penjara. Begitu juga dengan penuturan A.M.Fatwa sendiri tentang kekerasan fisik yang dialaminya. Sedangkan Muhammad Natsir digambarkan oleh Majalah Tempo sebagai tokoh Islam yang berpengaruh dalam masa pergerakan maupun masa Orde Lama. Pemerintah merespon kritikan Muhammad Natsir tanpa kekerasan fisik, akan tetapi lebih pada tekanan mental.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan
Uncontrolled Keywords: Historiografi, Politik, Pemerintahan, Orde Baru, Tokoh Islam.
Subjects: D History General and Old World > D History (General) > D204 Modern History
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah
Depositing User: S1 Ilmu Sejarah
Date Deposited: 28 Aug 2020 07:35
Last Modified: 28 Aug 2020 07:35
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/60575

Actions (login required)

View Item View Item