PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATION TERHADAP PERILAKU IMPULSE BUYING DALAM PEMBELIAN SECARA ONLINE

IRENA, SHEYLADINI UTARI (2015) PENGARUH HEDONIC SHOPPING MOTIVATION TERHADAP PERILAKU IMPULSE BUYING DALAM PEMBELIAN SECARA ONLINE. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
201508201105th_pengaruh hedonic shoping motivation terhadap prilaku impulse buying dalam pembelian secara online.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (912kB)

Abstract

Latar Belakang Masalah Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang menumbuhkan berbagai pengaruh bagi penggunanya, salah satunya internet. Internet merupakan media yang paling ekonomis untuk digunakan sebagai basis sistem informasi. Semua jenis transaksi atau aktifitas dapat dilakukan melalui internet. Kemudahan dalam penggunaan internet kini juga digunakan dalam transaksi jual beli yang biasa disebut online shop. Peningkatan jumlah pengguna internet menumbuhkan tingkat belanja secara online. Peningkatan ini dikarenakan tingkat kepercayaan masyarakat pengguna internet di Indonesia untuk melakukan transaksi dan belanja online di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat. Melalui internet, penjual dapat memasarkan produk dengan cara membuka toko tanpa ruang fisik dengan pangsa pasar yang luas. Ini didukung oleh mudahnya alat akses untuk browsing seperti handphone, komputer, dan laptop. Kehadiran jejaring sosial seperti Instagram dan Twitter turut meningkatkan pembelian secara online. Perubahan kebiasaan berbelanja sebagai bentuk mencari suatu kesenangan adalah merupakan suatu motif berbelanja baru. Beberapa alasan mengapa kebutuhan tidak pernah berhenti adalah sebagai berikut: 2 1) Banyak kebutuhan yang tidak terpuaskan sepenuhnya. Kebutuhan tersebut terus mendorong tindakan yang dimaksudkan untuk mencapai atau mempertahankan kepuasan. 2) Setelah kebutuhan terpuaskan kebutuhan baru dan yang urutannya lebih tinggi timbul yang menyebabkan tekanan dan mendorong kegiatan. 3) Orang-orang yang berhasil mencapai tujuan mereka mmenetapkan tujuan baru dan lebih tinggi untuk diri mereka. (Subagio,2011) Ketiga kemungkinan alasan yang disebutkan diatas dapat memunculkan sebuah tindakan yang disebut impulse buying. Impulse buying atau unplanned purchase terjadi dimana orang tersebut tidak merencanakan sesuatu dalam berbelanja. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga. Impulse buying bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Dimana sebenarnya produk tersebut terkadang tidak terpikirkan oleh konsumen. Pada kasus online shopping, impulse buying muncul melalui branding produk yang tertera pada biografi akun. Biografi atau yang biasa disebut “bio akun” akan menarik konsumen. Pada Instagram dan twitter, biasanya tertulis jadwal pengiriman barang, lokasi penjual, bank yang digunakan dalam transaksi, range harga, dan point menarik lainnya. 3 Sumber: APJII (Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia) (diakses 24 Agustus 2014) Gambar 1.1 Grafik data pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia Dari data di atas dapat dilihat adanya perkembangan yang sangat signifikan dari pengguna internet di Indonesia dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 hingga tahun 2012 terjadi lonjakan pemakai internet yang cukup signifikan dan diprediksikan akan semakin meningkat hingga ke tahun 2015 seperti yang terlihat pada gambar. Kondisi ini mendorong jumlah layanan jual beli online dan semakin beragamnya jenis produk dan jasa yang ditawarkan. Ini menstimulus terjadinya perubahan pola belanja masyarakat khususnya pengguna internet karena kini dapat memilih produk atau jasa yang ada di jejaring sosial yang dapat diakses 24 jam. Dengan cara ini kedua belah pihak baik penjual maupun pembeli sama-sama mendapatkan manfaat. 4 Sumber: Kominfo (2013) (diakses 26 Agustus 2014) Gambar 1.2 Jumlah Penggunaan Internet Untuk Belanja Online Menurut Jenis Kelamin Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa penggunaan internet untuk belanja online di kalangan perempuan lebih tinggi daripada laki – laki, terutama karena belanja merupakan aktivitas yang lebih disukai oleh perempuan dan biasanya belanja kebutuhan rumah tangga menjadi tugas perempuan di Indonesia. Pada penelitian ini penulis mengaplikasikannya pada mahasiswi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas dimana kecenderungan berbelanja biasanya lebih banyak dilakukan oleh perempuan yang mana pada penelitian ini objeknya adalah mahasiswi. Ali dan Hasnu (2013) menyebutkan jenis kelamin merupakan penyebab penting untuk perilaku impulse buying baik online maupun offline. Wanita cenderung dipengaruhi oleh kualitas layanan yang lebih kuat dari pada pria sedangkan pria pada sisi lain lebih dipengaruhi oleh nilai ekonomis yang dirasakan dalam pembelian produk fashion (Okoroafo et al., 2010) Kelompok masyarakat yang menjadi target potensial dalam pemasaran produk, baik produk dari perusahan lokal maupun internasional, adalah 5 masyarakat yang berada pada kelompok usia remaja (Mangkunegara, 2005). Kelompok usia remaja merupakan kelompok usia yang sedang berada pada periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Pada masa-masa tersebut, para remaja sedang berada pada tahap pencarian identitas sehingga mereka biasanya menciptakan sesuatu yang berbeda, baik dari sisi pakaian, gaya rambut, cara berdandan, maupun bertingkah laku. Remaja juga cenderung untuk memiliki keingintahuan yang lebih akan hal-hal yang baru sehingga mereka tidak ragu untuk mencobanya (Sholihah dan Kuswardani, 2011). Remaja, umumnya membeli sesuatu tidak berdasarkan kebutuhan, akan tetapi lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan psikologis. Artinya, berbelanja (shopping) tidak hanya sekedar untuk mendapatkan produk yang dinginkan, melainkan berbelanja (shopping) telah menjadi suatu aktivitas yang sifatnya rekreasi untuk mendapatkan kepuasan, berupa motif-motif sosial dan personal (Ekowati, 2009). Berdasarkan pendapat para ahli diatas, menjadi landasan bagi penulis untuk melakukan penelitian pada mahasiswi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas dimana para mahasiswi ini termasak dalam kelompok usia remaja. Adanya fenomena online shop dan shopper browser di media sosial oleh perempuan terutama pada kelompok usia remaja mempengaruhi gaya hidup yang memicu terjadinya perilaku belanja hedonis (Hedonic Shopping). Hedonic shopping menimbulkan keinginan seseorang untuk mendapatkan suatu kesenangan bagi dirinya sendiri yang dapat dipenuhi dengan mengeksplor pusat 6 perbelanjaan atau online shop walau mereka tidak membeli apapun. Hal ini, memicu penulis untuk melakukan penelitian pada mahasiswi S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. Tabel 1.1 Total Mahasiswa Aktif Fakultas Ekonomi Universitas Andalas BP 2011 – 2014 Semester Ganjil 2014/2015 JURUSAN BUKU POKOK (BP) 2011 2012 2013 TOTAL MANAJEMEN 161 166 148 1475 AKUNTANSI 156 157 150 1463 EKONOMI PEMBANGUNAN 142 158 151 1451 TOTAL 459 481 449 4.389 Sumber : ICT – Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Dari total mahasiswa yang berjumlah 1.389 mahasiswa, persentase mahasiswinya adalah lebih kurang 55% (Gani, ICT FE-UA). Jumlah mahasiswi yang melebihi mahasiswa ini memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitian mengenai online shopping dan impulse buying dikalangan perempuan. Dari uraian tersebut, maka dalam penelitian ini dipilih judul : “Pengaruh Hedonic Shopping Motivation Terhadap Impulse buying Dalam Pembelian Secara Online” (Studi Kasus Pada Mahasiswi S1 Universitas Andalas).

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Fakultas Ekonomi > Manajemen
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 05 Feb 2016 04:21
Last Modified: 05 Feb 2016 04:21
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/604

Actions (login required)

View Item View Item