MAKNA MOTIF KAIN TENUN SONGKET (STUDI KASUS DI NAGARI PANDAI SIKEK, KECAMATAN X KOTO, KABUPATEN TANAH DATAR, PROVINSI SUMATERA BARAT)

MEILISA, ARTIKA (2020) MAKNA MOTIF KAIN TENUN SONGKET (STUDI KASUS DI NAGARI PANDAI SIKEK, KECAMATAN X KOTO, KABUPATEN TANAH DATAR, PROVINSI SUMATERA BARAT). Other thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img]
Preview
Text (COVER DAN ABSTRAK)
1 COVER DAN ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (419kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1 PENDAHULUAN)
2 BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Published Version

Download (404kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 5 PENUTUP)
3 BAB AKHIR PENUTUP ATAU KESIMPULAN.pdf - Published Version

Download (390kB) | Preview
[img]
Preview
Text (DAFTAR PUSTAKA)
4 DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (393kB) | Preview
[img] Text (SKRIPSI FULL)
5 SKRIPSI FULL.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Dalam ilmu sosial, penelitian tentang kain tenun songket masih terfokus pada kajian tradisi bertenun, tenun songket dalam budaya masyarakat, dan tenun sebagai warisan budaya yang memiliki nilai jual yang tinggi. Tenun songket sebagai salah satu peninggalan budaya Minangkabau perlu dijaga kelestariannya agar tidak punah. Sementara penelitian yang berusaha mengkaji makna motif kain tenun songket masih jarang dilakukan. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk menjawab bagaimana makna motif kain tenun songket Pandai Sikek serta bagaimana pola pewarisan bertenun masyarakat Pandai Sikek. Penelitian ini berusaha memahami makna dari beberapa motif kain tenun songket dengan menggunakan teori simbolik Clifford Geertz. Teori Simbolik digunakan dalam menjelaskan makna motif kain tenun songket dan menjelaskan simbol-simbol dari motif tersebut yang menyangkut dengan kehidupan dalam masyarakat. Temuan penelitian menunjukkan bahwa setiap motif kain tenun songket memiliki makna masing-masing. Motif gunuang-gunuang memiliki makna adanya keindahan dalam Nagari Pandai Sikek, motif sirangkak ketek memiliki makna adanya sikap hati-hati dan waspada, motif salapah gadang memiliki makna adanya sifat kebendaharaan, motif barantai putiah dan barantai merah memiliki makna adanya interaksi, motif tampuak manggih memiliki makna adanya sifat yang baik, motif balah kacang memiliki makna adanya keadilan, motif baserak memiliki makna adanya kekacauan, motif bayam memiliki makna adanya adaptasi, motif batang pinang memiliki makna adanya sifat jujur, motif cukia kaluak memiliki makna adanya sifat yang buruk, motif kunang-kunang memiliki makna adanya manfaat untuk orang lain, motif kali-kali memiliki makna adanya pertimbangan, motif api-api bakuruang memiliki makna adanya kehadiran, motif makan bajamba memiliki makna adanya kebersamaan dan motif gobah memiliki makna adanya pengikat. Motif tersebut bisa berupa bentuk tumbuhan ataupun hewan (flora dan fauna) dan gambaran aktivitas kehidupan serta terkait dengan motif ukiran yang ada pada rumah gadang. Dalam pola pewarisan, masyarakat Pandai Sikek tidak boleh mengajarkan bertenun kepada orang luar Nagari Pandai Sikek karena kalau mereka mengajarkan bertenun kepada orang luar sama saja dengan menjual harta pusaka. Masyarakat Pandai Sikek percaya dengan sumpah nenek moyang pada zaman dahulu yang mengatakan bahwa jika ada yang mengajarkan bertenun kepada orang luar Pandai Sikek maka mereka akan terkena sial. Kata Kunci: Makna, Motif, Kain Tenun Songket, Pola Pewarisan

Item Type: Thesis (Other)
Primary Supervisor: Sri Meiyenti, S.Sos, M.Si
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Depositing User: s1 antropologi sosial
Date Deposited: 29 Jan 2020 10:05
Last Modified: 29 Jan 2020 10:05
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/56885

Actions (login required)

View Item View Item