ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA WANITA PADA SEKTOR JASA DI SUMATERA BARAT

ELSA, FELINA EFFENDi (2015) ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA WANITA PADA SEKTOR JASA DI SUMATERA BARAT. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
201508181227th_skripsi upload.compressed.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Latar Belakang Dewasa ini banyak sekali wanita berperan dalam setiap bidang pekerjaan, baik di sektor formal maupun informal. Pekerjaan wanita saat sekarang ini tidak hanya sebagai pekerja kasar tetapi sudah menduduki posisi penting yang biasanya dipegang kaum pria. Sudah tidak heran apabila dalam sebuah perusahaan dipimpin oleh seorang wanita. Jumlah wanita yang lebih banyak dari jumlah pria diikuti dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi membuat peranan wanita dalam pekerjaan semakin meningkat. Konsep kesetaraan gender sangat mendukung dalam pelaksanaan pembangunan. Dengan diberikannya kesempatan yang sama pada wanita memungkinkan wanita untuk berperan dalam pembangunan, karena pembangunan manusia diartikan sebagai usaha untuk memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada seluruh strata masyarakat secara merata dan berkesinambungan sampai generasi berikutnya, yang tujuannya adalah memberdayakan masyarakat agar mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan (Megawangi, 1999). Wanita sebagai salah satu sumber daya manusia di pasar kerja terutama di Indonesia mempunyai kontribusi yang besar, dalam arti bahwa jumlah wanita yang menawarkan dirinya untuk bekerja cukup besar. Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja, tapi masalah kesempatan kerja pada umumnya berkaitan dengan lapangan kerja (lowongan kerja) dan tenaga kerja. Kesempatan kerja merupakan 17 hubungan antara angkatan kerja di satu pihak dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja di pihak lain. Sedangkan pasar kerja adalah keseluruhan aktivitas yang mempertemukan pencari kerja dan lowongan pekerjaan. Dilihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Barat, jumlah pencari kerja yang tercatat pada tahun 2013 mencapai 34.134 orang, yang terdiri dari yang belum ditempatkan tahun 2012 sebesar 83.679 orang dan yang terdaftar tahun 2013 sebanyak 34.134 orang. Jumlah pencari kerja perempuan yang terdaftar tahun 2013 berjumlah 20.742 orang, lebih tinggi dari laki-laki yang berjumlah 13.392 orang. Sedangkan dari sisi permintaan tenaga kerja wanita di Sumatera Barat pada segala sektor tahun 2013 sebesar 1.286 orang. Sedangkan permintaan tenaga kerja laki-laki sebesar 770 orang.Data penempatan tenaga kerja pada sektor jasa di Sumatera Barat tahun 2013 memperlihatkan pekerja wanita lebih banyak yaitu sebesar 667 orang. Sedangkan penempatan tenaga kerja lakilaki hanya sebesar 465 orang. Dari data tersebut terlihat pencari kerja di Sumatera Barat lebih banyak daripada jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat berfluktuasi setiap tahunnya. Apabila pertumbuhan ekonomi (PDRB) meningkat maka akan berdampak pada kesempatan kerja. Orang-orang akan menciptakan lapangan kerja dan permintaan tenaga kerja ikut meningkat. Dapat di lihat laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 sebesar 6,25 persen, kemudian pada tahun 2012 meningkat sebesar 6,37 persen. Di tahun 2013 laju pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 6,17 persen. Tingkat upah juga mempengaruhi kesempatan kerja wanita. Menurut teori permintaan tenaga kerja, kuantitas tenaga kerja yang diminta akan menurun 18 sebagai akibat dari kenaikan upah. Apabila tingkat upah naik, sedangkan harga input yang lain tetap (ceters paribus), maka harga tenaga kerja relatif lebih mahal dari input lain. Perusahaan akan mengurangi jumlah tenaga kerja agar bisa mempertahankan keuntungan maksimum. Sedikit atau banyaknya jumlah tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan dipengaruhi oleh upah. Ketika tingkat upah makin tinggi, tenaga kerja yang diminta sedikit, hal itu dilakukan suatu perusahaan untuk mengurangi beban yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut. Karena setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk mencapai keuntungan, maka setiap penambahan tenaga kerja, perusahaan akan membandingkan antara besarnya pendapatan keseluruhan yang diterima perusahaan dengan biaya keseluruhan yang ditanggung oleh perusahaan (Arfida BR, 2003). Kondisi upah di Sumatera Barat mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada tahun 2011 upah minimum provinsi (UMP) Sumatera Barat sebesar Rp 1.150.000,-. Pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp 1.350.000,- dan pada tahun 2013 sebesar Rp 1.490.000,-. Pada sisi penawaran tenaga kerga kondisi ini mendorong orang-orang untuk bekerja. Berbeda dengan sisi permintaan tenaga kerja, perusahaan akan mengurangi permintaan tenaga kerjanya sehingga kesempatan kerja pun ikut berkurang. Pembangunan nasional suatu bangsa yang bertitik berat pada bidang ekonomi akan dapat berlangsung dalam jangka panjang dan makin lama makin maju, jika didukung oleh faktor-faktor produksi seperti tanah (land), modal (capital), tenaga kerja (labor), dan kewirausahaan (entrepreneurship). Ada 19 kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat perkapita mengakibatkan semakin cepat perubahan struktur ekonomi dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya yang mendukung proses tersebut seperti manusia (tenaga kerja), bahan baku dan teknologi tersedia (Tambunan, 2011). Adanya perubahan struktural dapat tercermin dalam peranan sektor-sektor dalam pembentukan produksi nasional maupun besarnya persentase tenaga kerja pada masing-masing sektor ekonomi tersebut. Dimana peranan ataupun sumbangan sektor primer (pertanian dan pertambangan) dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) ataupun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) akan semakin berkurang, sedangkan peranan sektor sekunder (industri manufaktur, konstruksi) serta sektor tersier (jasa-jasa) akan semakin meningkat, dengan semakin majunya perekonomian negara. Disamping itu, semakin tinggi pendapatan perkapita suatu negara, akan semakin kecil peranan pertanian dalam menyediakan dan menyerap kesempatan kerja, dan sebaliknya sektor industri akan semakin penting dan meningkat peranannya dalam menampung tenaga kerja. (Kamaludin, 1999). Perkembangan ekonomi modern secara logis akan diikuti oleh perubahan output dan masalah ketenagakerjaan, dimana pada kondisi ini sektor primer akan semakin berkurang peranannya, sejalan dengan perkembangan yang pesat dari sektor-sektor lainnya seperti sektor industri dan jasa. Hal ini akan membawa kecendrungan bahwa tenaga kerja yang terdapat pada sektor primer akan berpindah kesektor lain yaitu industri dan jasa. 20 Sektor jasa merupakan salah satu sektor yang terdapat dalam perekonomian, dimana sektor ini berasal dari berbagai kumpulan lapangan usaha yang berdasarkan kegiatan ekonominya dapat dikelompokkan dalam satu kelompok. Sektor ini bisa meliputi bangunan, perdagangan, transportasi, keuangan, pemerintah, pelayanan sosial dan pelayanan domestik ( Chant, 1989) Penelitian sebelumnya oleh Niswah (2011), pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja. Investasi berhubungan negatif dan signifikan. Sedangkan upah mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja wanita pada sektor jasa di Sumatera Barat. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Wanita pada Sektor Jasa di Sumatera Barat”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Fakultas Ekonomi > Ilmu Ekonomi
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 05 Feb 2016 04:08
Last Modified: 05 Feb 2016 04:08
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/562

Actions (login required)

View Item View Item