LENNY, ARINDA FADHLUN HUTAGALUNG (2020) HUBUNGAN KADAR ANTIBODI RESEPTOR ASETILKOLIN (ACHR) SERUM DENGAN SEVERITAS MIASTENIA GRAVIS. Masters thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan abstrak)
cover+abstrak.pdf - Published Version Download (126kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1)
BAB 1WM.pdf - Published Version Download (128kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 7)
BAB 7 WM.pdf - Published Version Download (77kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
daftar pustaka WM.pdf - Published Version Download (109kB) | Preview |
|
Text (Full Tesis)
combinepdf.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Latar belakang: Miastenia gravis (MG) adalah penyakit autoimun yang disebabkan oleh antibodi yang mengenai reseptor asetilkolin di post sinap. Asetilkolin merupakan neurotransmiter eksitatorik yang berperan sebagai neurotransmiter utama dalam mengendalikan otot. Antibodi reseptor asetilkolin merupakan antibodi terbanyak yang ditemukan pada penderita MG. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara kadar antibodi reseptor asetilkolin (AChR) serum dengan severitas miastenia gravis. Metode:Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional pada 34 pasien MG yang telah didiagnosis dan mendapat terapi, dilaksanakan mulai Juli 2019 sampai Desember 2019 di Poliklinik Saraf dan bangsal saraf RS DR. M. Djamil Padang. Sampel dipilih dengan metode konsekutif. Severitas pasien MG dinilai dengan kuisioner MGMMT. Kadar antibodi reseptor asetilkolin (AChR) serum dianalisis dengan metoda Colorimetric Test. Data dianalisis menggunakan statistik untuk menilai hubungan dua variabel. Nilai p< 0.05 dianggap bermakna secara statistik. Hasil: Rerata usia subjek MG 41,47 ± 15,27 tahun, dengan perempuan 29 orang (85,3%). Rerata kadar antibodi AChR serum 9,20 ± 2,28 nmol/L. Median MGMMT 8 (2-60). Tidak terdapat hubungan bermakna antara kadar antibodi reseptor asetilkolin (AChR) serum dengan severitas miastenia gravis (r= 0.05; p=0.750). Tetapi terdapat hubungan bermakna pemberian terapi imunosupresan dengan kadar antibodi AChR serum (p=0.006), dan terdapat hubungan antara jenis terapi dengan severitas MG baik pada tipe okular (p= 0.043) dan tipe umum (p=0,038). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar antibodi reseptor asetilkolin (AChR) serum dengan severitas miastenia gravis, tetapi kadar antibodi reseptor asetilkolin (AChR) serum yang tinggi cenderung meningkatkan severitas MG. Namun terdapat hubungan pemberian terapi imunosupresan dengan rendahnya kadar antibodi AChR serum, dan terdapat hubungan antara jenis terapi dengan severitas MG pada tipe okular dan tipe umum.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Primary Supervisor: | dr. Syarif Indra, Sp.S |
Uncontrolled Keywords: | Antibodi Reseptor Asetilkolin (AChR), Severitas, Miastenia Gravis |
Subjects: | R Medicine > RZ Other systems of medicine |
Divisions: | Pascasarjana (Tesis) |
Depositing User: | s2 Program Pendidikan Dokter Spesialis |
Date Deposited: | 21 Jan 2020 10:22 |
Last Modified: | 21 Jan 2020 10:22 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/55397 |
Actions (login required)
View Item |