PENGARUH PENGGUNAAN ZPT ROOT-UP TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR DAN ANAKAN PADA BERBAGAI BAGIAN SETEK CACAH DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria gracilis)

FAJRIN, KURNIADI (2016) PENGARUH PENGGUNAAN ZPT ROOT-UP TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR DAN ANAKAN PADA BERBAGAI BAGIAN SETEK CACAH DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria gracilis). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Fulltext)
2067.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (162kB)

Abstract

Sansevieria adalah tanaman yang tumbuh menahun (perennial) yang berasal dari famili Agaveceae yang juga satu famili dengan tanaman kaktus. Tanaman ini bukan tanaman asli Indonesia, asal dari tanaman sansevieria adalah daerah Afrika yang mempunyai kondisi iklim yang kering. Awalnya, sansevieria yang dikenal secara luas adalah jenis ‘ceylon bowstring hemp’ (sansevieria trifasciata ‘lorentii mein liebling’) yang banyak menghasilkan serat rami dengan kualitas serat yang baik, oleh sebab itu tanaman ini banyak dibudidayakan. Jenis tanaman sansevieria sangat beragam yang disesuaikan dengan bentuk serta corak warna yang dimilikinya. Sansevieria ini juga dikenal dengan nama tanaman pedang-pedangan dengan alasan daun tanaman ini cukup panjang mencapai 75 cm, bagian ujung dari daun ini meruncing seperti pedang. Indonesia sebagai negara tropis dapat memberikan kondisi lingkungan yang cocok bagi sansevieria untuk tumbuh dan berkembang dengan baik (Triharyanto, 2007). Saat sekarang sansevieria telah berkembang menjadi komoditas yang sangat penting dalam bisnis tanaman hias dunia. Sejak abad ke-19, sekitar tahun 1920-an tanaman sansevieria sudah menjadi komoditas dagang di Amerika, terutama di Florida yaitu sebagai indoor plant. Sansevieria dikenal sebagai tanaman indoor selain itu tanaman ini dikenal juga sebagai tanaman pembawa energi positif untuk pecintanya yang dilambangkan sebagai kesuburan dan murah rezeki, akar dan anakan tanaman ini yang mampu menembus tanah yang padat melambangkan kekuatan, ketegaran dan kekompakan bentuk daunnya melambangkan keteguhan dan kekukuhan pemiliknya (Frizia, 2010). Tanaman ini bukan hanya sekedar untuk tanaman hias, melainkan juga sebagai obat tradisional seperti obat diabetes dan juga berperan dalam sirkulasi udara sehingga dapat menyegarkan dan membersihkan udara disekitarnya, misalnya di dalam ruangan yang sirkulasi udaranya kurang baik. Efektifitas sansevieria dalam menyerap gas beracun sebenarnya tidak terbatas dalam ruangan saja, diluar ruang seperti jalan raya sansevieria dapat juga menyerap zat beracun dari kendaraan bermotor. Manfaat lain dari tanaman ini adalah dalam bidang seni dan bidang industri, sansevieria mempunyai serat alami yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan tekstil. Serat ini sudah dipergunakan untuk kegiatan Industri Rumah Tangga yang sangat menjanjikan, hasil dari serat ini dimanfaatkan sebagai bahan baku tas, interior, dan aneka souvenir. Dua helaian daun sansevieria dapat mengahasilkan 2 g benang yang kemudian benang ini ditenun dan disatukan dengan benang pabrik, lalu dipintal supaya kuat. Terdapat beberapa jenis tertentu dari sansevieria yang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional seperti Sansevieria Trifasciata lorentii dan bahan baku untuk tekstil seperti Sansevieria Trifasciata (Artdiyasa, 2008). Ditinjau dari asal atau keturunannya sansevieria ini ada dua jenis yaitu sansevieria asli (dikenal dengan sebutan bentuk spesies) dan kedua yang merupakan jenis hasil persilangan (hibridisasi) yang biasa disebut bentuk hibrid. Perbedaan dari keduanya adalah bentuk hibrid menampilkan ragam warna dan karekter berbeda dengan spesies aslinya, sehingga akan menambah keanekaragaman sansevieria. Pertumbuhan dan perkembangan sansevieria yang cukup cepat dan mudah tumbuh, juga menyebabkan tanaman ini banyak jenisnya. Beberapa dari jenis sansevieria memiliki permasalahan dalam pertumbuhan dan perkembangan akar, serta pertumbuhan tunas anakan yang dihasilkan hanya sedikit. Keadaan ini membuat jenis sansevieria ini menjadi langka dan harga yang mahal. Umumnya sansevieria yang dikembangkan secara vegetatif dengan pemisahan anakan. Pemisahan anakan ini hanya bisa menghasilkan 1 – 2 anakan per tahunnya. Oleh sebab itu tanaman ini dikembangkan dengan setek daun. Cara ini bisa menghasilkan ratusan sanseviera baru dalam waktu yang singkat (Syariefa, 2008). Perbanyakan bahan tanaman secara vegetatif melalui setek ini memiliki beberapa keuntungan antara lain: (1) Tanaman tersebut mempunyai sifat yang persis dengan induknya, terutama dalam hal bentuk buah, ukuran, warna dan rasanya. (2) Dapat dilakukan sepanjang waktu. (3) Bibit berumur genjah (cepat berbuah). Kelemahannya adalah apabila perbanyakan secara vegetatif ini dilakukan secara terus-menerus, maka tanaman induk akan rusak, sehingga bibit yang diperoleh jumlahnya terbatas. Teknik perbanyakan Setek daun sansevieria terus dikembangkan, sebagai upaya untuk mendapatkan teknik setek daun yang cocok untuk masing-masing jenisnya. Pada perkembangan dengan teknik setek daun, muncullah perbanyakan dengan mencacah daun atau dipotong – potong menjadi ukuran kecil. Menurut Iwan Handrayanta, Ketua Perhimpunan Florikultura Indonesia (2008) pada teknik cacah daun ini hanya bisa dipergunakan pada jenis sansevieria yang mempunyai motif warna daun satu warna. Perbanyakan dengan teknik cacah daun sansevieria jenis ini, yang perlu dilakukan adalah pemberian ransangan pada bekas sayatan cacahan tersebut dengan pemberian perangsang akar, upaya ini agar mempercepat pertumbuhan akar dan anakan pada sansevieria jenis ini (Cahyana, 2008). Peningkatan perkembangan perakaran serta pertumbuhan anakan pada setek cacah daun tersebut dapat diupayakan dengan pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Proses pemberian ZPT ini harus memperhatikan dosis agar didapatkan sistem perakaran yang baik dalam waktu relatif singkat. Siregar (1985) menyatakan bahwa ZPT efektif pada konsentrasi tertentu, bila konsentrasi terlalu tinggi dapat merusak bibit, pembelahan sel dan kalus akan berlebihan, serta mencegah timbulnya tunas dan akar. Root – up merupakan hormon tumbuh untuk merangsang tumbuhnya akar. Biasanya bentuk Root – Up berupa tepung putih dan gabungan dari beberapa hormon tumbuh yaitu NAA, IAA, IBA dan Thiram, dan secara ekonomi penggunaan Root – Up hemat dan terjangkau (Anonim, 2007). Menurut hasil penelitian Irwanto (2004), menyatakan bahwa penggunaan IBA terhadap stek pucuk miranti putih (Shorea asamica. D.) yang terbaik dicapai pada konsentrasi 100 ppm IBA / stek pucuk menunjukkan hasil yang optimal dibandingkan pada konsentrasi 200 ppm, 300 ppm dan 400 ppm IBA / Stek pucuk. Dalam penelitian Pribadi (2000), bahwa menggunakan ZPT IBA dengan konsentrasi 200 ppm. Menunjukkan bahwa hanya pada parameter berat kering pucuk dan berat kering total. Masing-masing memberi pengaruh sebesar 0,434 gdan 0,464 gberbeda nyata dengan kontrol sebesar 0,359 g dan 0,387 g. Ini menunjukkan penggunaan ZPT dapat memberikan hasil yang baik terhadap pertumbuhan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan percobaan dengan judul "PENGARUH PENGGUNAAN ZPT ROOT-UP TERHADAP PERTUMBUHAN AKAR DAN ANAKAN PADA BERBAGAI BAGIAN SETEK CACAH DAUN LIDAH MERTUA (Sansevieria gracilis)" Tujuan dari percobaan ini adalah: (1). Mendapatkan interaksi antara penggunaan beberapa kosentrasi Root-Up dan penggunaan ujung, tengah, pangkal pada setek cacah daun lidah mertua Sansevieria gracilis. (2). Mendapatkan kosentrasi Root-Up yang terbaik untuk pertumbuhan akar dan anakan pada setek cacah daun lidah mertua (Sansevieria gracilis). (3). Mendapatkan bagian daun yang terbaik dari bagian ujung, tengah, atau pangkal pada setek cacah daun lidah mertua (Sansevieria gracilis).

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Fakultas Pertanian
Depositing User: mrs Rahmadeli rahmadeli
Date Deposited: 29 Apr 2016 03:32
Last Modified: 29 Apr 2016 03:32
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/5475

Actions (login required)

View Item View Item