EFEKTIVITAS ANALGETIK PADA PASIEN FRAKTUR DENGAN METODE VAS DI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI

AULIA, WULANDARI (2016) EFEKTIVITAS ANALGETIK PADA PASIEN FRAKTUR DENGAN METODE VAS DI RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Fulltext)
2051.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (493kB)

Abstract

Fraktur merupakan rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang. Hal ini dapat menimpa siapa saja dari yang muda hingga yang tua (Lavy, 2005). Banyak kasuskasus yang terjadi di jalan raya, salah satunya kecelakaan yang mengakibatkan seseorang mengalami fraktur. Nyeri adalah aktifitas sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya potensi rusaknya sel dan jaringan (Ernest, 2008). Penderita fraktur selalu mengalami rasa nyeri. Keluhan nyeri sering tidak terobati dengan baik dalam penatalaksanaan nyeri. “Marks dan Sacher” telah melakukan penelitian terhadap pasien yang dirawat di Rumah Sakit yang mengkonsumsi obat analgetik-opioid dan menemukan sebanyak 73 % pasien masih mengalami nyeri sedang sampai luar biasa walaupun telah mengkonsumsi obat analgetik. “Cohen” mengemukakan bahwa walau telah mengkonsumsi obat analgetik-opioid namun 75 % masih mengalami nyeri sedang dan 45 % mengalami nyeri luar biasa (Baumann, 1997). Nyeri fraktur biasanya terjadi karena pengetahuan yang minim dari dokter tentang bagaimana penilaian yang efektif terhadap nyeri dan bagaimana menangani nyeri tersebut . Berikutnya perilaku negatif dari pasien dan dokter dalam hal 3 penggunaan obat nyeri pada fraktur dan masalah yang bervariasi yang berhubungan dengan penanganan nyeri yang efektif (Jacox, et al, 2007). Pengenalan terapi opioid yang bisa meringankan nyeri, meningkatkan semangat dan kualitas hidup pasien dengan nyeri hebat, membuat para ahli merekomendasikan bahwa pasien tersebut tidak boleh menolak opioid. Meskipun demikian banyak dokter yang masih tidak yakin pada penggunaan opioid untuk penanganan nyeri kronik, sehingga tidak meresepkannya. Dokter tersebut beralasan bahwa opioid hanya sedikit berguna dalam penanganan nyeri kronik, punya manfaat sedikit terhadap peningkatan kualitas hidup dan mungkin hasil terapi akan memburuk. Bagaimanapun pandangan ini cuma pandangan minoritas, banyak organisasi kesehatan dengan keras menganjurkan pemakaian opioid pada penanganan nyeri kronik dan telah mempublikasikan pernyataan bersama untuk menganjurkan dokter meresepkan opioid. Pernyataan bersama ini semakin meningkatkan pada pendekatan standarisasi penggunaan opioid (Jane & Jianren, 2007). Pemahaman yang keliru dari pihak medis terhadap dosis opioid, lama kerja analgetik, dan kekhawatiran terhadap terjadinya adiksi, dilaporkan hal tersebut merupakan beberapa penyebab terjadinya kesalahan penatalaksanaan nyeri. Sebagian besar tenaga medis tidak menerima pelatihan yang memadai tentang masalah ini dan informasi terbaru tidak tersebar secara luas atau tidak dimengerti dengan baik (Reisner, 2000). Pengobatan yang ideal untuk setiap nyeri adalah dengan menghilangkan penyebabnya, kadang-kadang hal ini mungkin, namun sering setelah diagnosis dan 4 dimulainya pengobatan yang sesuai untuk penyebabnya ada suatu periode laten sebelum nyeri mereda. Terlebih lagi beberapa kondisi terlalu menyulitkan sehingga analgetik yang cepat dan efektif adalah penting (Isselbache, et al,2000). Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka dilakukan penelitian tentang efektifitas penggunaan analgetik pada pasien fraktur di RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi, dengan harapan penelitian ini bisa bermanfaat untuk pelayanan kesehatan, khususnya dalam penggunaan analgetika terhadap pasien fraktur, sehingga penggunaan obat yang efektif dapat dicapai dengan baik. Nyeri diupayakan menjadi terukur dengan skala. Besaran nyeri dapat di ukur dengan suatu metoda yang disebut VAS (Visual Analog Scale). Pada metoda ini, nyeri diberi skala 1 hingga 5. Dimana skala 1 tanpa nyeri, sedangkan skala 5 adalah nyeri yang sangat hebat. Untuk menghilangkan nyeri digunakan obat analgetik (Hockenberry, 2009). Analgetik merupakan suatu senyawa atau obat yang dipergunakan untuk mengurangi rasa sakit atau nyeri sebagai akibat rangsangan pada tubuh misalnya rangsangan mekanis, kimiawi, dan fisis sehingga menimbulkan kerusakan pada jaringan yang memicu pelepasan mediator nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan pemakaian obat pada pasien fraktur dengan cara mengetahui tingkatan nyeri pasien sebelum pemberian obat, serta mengetahui keampuhan obat-obat analgetik yang digunakan untuk pengobatan fraktur.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Fakultas Farmasi
Depositing User: mrs Rahmadeli rahmadeli
Date Deposited: 29 Apr 2016 01:54
Last Modified: 29 Apr 2016 01:54
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/5463

Actions (login required)

View Item View Item