PENGARUH PEMBERIAN EPINEFRIN TERHADAP SEL-SEL SPERMATOGENIK MENCIT (MUS MUSCULUS) STRAIN JEPANG

ETRI, YANTI (2008) PENGARUH PEMBERIAN EPINEFRIN TERHADAP SEL-SEL SPERMATOGENIK MENCIT (MUS MUSCULUS) STRAIN JEPANG. Masters thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img]
Preview
Text (SKRIPSI)
2008_05212012_S2SKRIP0192.pdf - Published Version

Download (23MB) | Preview

Abstract

Sekitar emoat puluh persen pasangan infertil penyebabnya ada pada suami, empat puluh persen pada pihak istri dan dua puluh peisen akibat hubungan keduanya.. Stress merupuKan salah satu penyebab (15%-20%) terjadinya infertilitas. Stressor dapat mempengaruhi frekuensi dan amplitudo pulsatif dari Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), mengaktifkan sistem saraf simpatis dan respon adrenal. Peningkatan kadar epinefrin dan norepinefrin dapat meningkatkan pulsasi GnRH. Bila penigkatan pulsasi ini berlebihan dapat menurunkan dan menghentikan sekresi FSH dan LH yang akan menghambat proses spermatogenesis. Epinefrin merupakan salah satu stressor kimia .sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian epinefrin terkadap sel-sel spermatogenik. Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan desain post test only control group disign .variabel yang diperiksa adalah berat testis, diameter tubulus seminiferus san jumlah sel-sel spermatogenik (spermatogonium. spermatosit I, dan spermatid). Penelitian ini mengunakan 24 ekor mencit (mus musculus) yang terdiri dari enam kelompok yaitu 1 kelompok kontrol an 5 kelompok perlakuan berturut-turut adalah, kelompok yang diinjeksi subeutan epinefrin dengan konsentrasi 0,002 mg/ml, 0,004 mg/ml, 0,006 mg/ml, 0,008 mg/ml dan 0,01 mg/ml yang diberikan tiap hari selama satu siklus spermatogenesis (36 hari). Kemudian hasilnya dianalisa dengan menggunakan analisis one way Anova dan dilanjutkan dengan uji Multiple Comparison. Hasil penelitian meninjukan bahwa pemberian epinefrin dengan konsentrasi 0,002 mg/ml, dan 0,004 mg/ml belum memberikan makna (p > 0,05) terhadap berat testis mencit,diameter tubulus seminiferus, jumlah spermatogonium, jumlah spermatosit I dan jumlah spermatid baru memberikan makna (p < 0,05) pada konsentrasi 0,006 mg/ml 0,008 mg/ml dan 0,01 mg/ml. Disarankan dilakukan penelitian lanjut disertai dengan pengukuran kadar kortisol, FSH dan LH dan kadar epinefrin mencit setelah perlakuan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: Vebi Dwi Putra
Date Deposited: 20 Dec 2019 10:13
Last Modified: 20 Dec 2019 10:13
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/54019

Actions (login required)

View Item View Item