Resepsi Khalayak Pria Minangkabau terhadap Representasi Feminisme dalam Film Barbie 2023

Shabir, Ahmad (2025) Resepsi Khalayak Pria Minangkabau terhadap Representasi Feminisme dalam Film Barbie 2023. S1 thesis, Universtas Andalas.

	Text (Cover & Abstrak) Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (524kB)
	Text (BAB 1) BAB 1.pdf - Published Version Download (465kB)
	Text (BAB 5) BAB 5.pdf - Published Version Download (396kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (537kB)
	Text (Tugas Akhir full text) Skripsii Full Text_compressed.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis resepsi khalayak pria Minangkabau terhadap penggambaran feminisme dalam film Barbie 2023 dengan menggunakan model encoding/decoding Stuart Hall yang membagi pemaknaan audiens menjadi posisi dominan, negosiasi, dan oposisi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi resepsi, melibatkan empat informan yang dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa latar belakang budaya Minangkabau yang menganut sistem matrilineal namun sarat praktik patriarki memengaruhi cara informan memaknai film. Posisi dominan ditunjukkan oleh informan yang sepenuhnya menerima pesan feminisme dalam film dan melihatnya relevan dengan realitas ketimpangan gender yang mereka amati, termasuk di lingkungan adat Minangkabau. Posisi negosiasi diisi oleh informan yang mengakui pesan feminisme namun menyesuaikannya dengan nilai budaya lokal, sehingga menerima sebagian pesan film dan menolak sebagian lainnya yang dianggap kurang sesuai. Posisi oposisi dipegang oleh informan yang menolak pesan feminisme dalam film karena dianggap tidak menggambarkan realitas sosial mereka dan dipandang sebagai narasi yang terlalu berakar pada perspektif Barat. Temuan ini memperkuat pandangan Hall (2005) bahwa resepsi khalayak tidak lepas dari struktur ideologis, pengalaman sosial, dan konteks budaya yang membentuk kerangka pikir mereka dalam menafsirkan teks media.

Actions (login required)

View Item