Representasi Pemuda Mentawai Di Padang Melawan Hegemoni Diskriminasi

De Benny Putra, Muhammad Daffa (2025) Representasi Pemuda Mentawai Di Padang Melawan Hegemoni Diskriminasi. S1 thesis, Universtas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (327kB)
[img] Text (Bab 1)
Bab 1.pdf - Published Version

Download (322kB)
[img] Text (Bab 5)
BAB 5 (1).pdf - Published Version

Download (402kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (423kB)
[img] Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Daffa De Benny.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini menganalisis representasi pemuda dan mahasiswa Mentawai di Padang dalam upaya melawan hegemoni diskriminasi. Kecenderungan pola pikir yang mengutamakan penumpukan kekayaan ekonomi dibanding keberlanjutan lingkungan hidup seringkali melanggengkan diskriminasi dan stigma "terbelakang" terhadap masyarakat adat, termasuk Mentawai. Dalam kerangka paradigma kritis dan pendekatan studi kasus, skripsi ini menyoroti bagaimana hegemoni bekerja melalui konstruksi “common sense” (akal sehat/nalar umum) yang mapan, dan bagaimana ia digugat. Mengacu pada pemikiran Antonio Gramsci, pemuda dan mahasiswa Mentawai diidentifikasi sebagai intelektual organik yang berpihak pada perjuangan rakyatnya. Skripsi ini menggunakan Teori Komunikasi Advokasi (ACT) dari Monica Cornejo untuk menganalisis bagaimana mereka merepresentasikan perlawanan. Melalui metode kualitatif dengan observasi partisipatif dan wawancara mendalam, ditemukan bahwa perjuangan pemuda Mentawai merupakan sebuah proyek komunikasi advokasi yang multilevel dan multidimensi. Secara spesifik, mereka menggunakan empat tema yang saling terkait sebagai strategi komunikasi advokasi. Pertama, spiritualitas dan kepercayaan lokal Arat Sabulungan menjadi fondasi dan identitas kelompok (ingroup identity) yang kuat, memprediksi keterlibatan mereka dalam advokasi. Kedua, kebudayaan digunakan sebagai narasi pemersatu yang menginspirasi tindakan kolektif. Ketiga, kesenian, seperti revitalisasi ti’ti Mentawai, berfungsi sebagai advokasi simbolik (adornment advocacy) yang menantang stigma, dan sebagai advokasi akademis (academic advocacy) yang melegitimasi pengetahuan lokal. Keempat, ekologi-lingkungan hidup menjadi ranah advokasi protes (protest advocacy) dan advokasi politik (political advocacy) yang menuntut kedaulatan atas alam.Penelitian ini menyimpulkan bahwa melalui representasi yang militan dan konsisten, gerakan pemuda Mentawai telah berhasil merebut perhatian publik dan menggugat hegemoni diskriminasi, meskipun masih perlu meningkatkan kemandirian riset demi keberlanjutan dan pembentukan "blok historis" yang lebih kuat.

Item Type: Thesis (S1)
Supervisors: Yayuk Lestari, M.A; Rinaldi, M.I.Kom
Uncontrolled Keywords: Representasi, Hegemoni, Kontra-Hegemoni, Common Sense, Intelektual Organik, Pemuda Mentawai, Teori Komunikasi Advokasi
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Ilmu Komunikasi
Depositing User: s1 ilmu komunikasi
Date Deposited: 04 Sep 2025 09:14
Last Modified: 04 Sep 2025 09:14
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/511353

Actions (login required)

View Item View Item