Yulia, Mega (2025) Kajian Imunostimulan Isolat Aktif Daun Tapak Liman (Elephantopus scaber Linn) terhadap Sel NK, Sel T CD8+ dan Perforin Sistem Imun Mencit Putih Jantan Terpapar Antigen Virus SARS-COV-2. S3 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (320kB) |
![]() |
Text (BAB 1)
BAB 1.pdf - Published Version Download (219kB) |
![]() |
Text (Kesimpulan dan Saran)
Kesimpulan dan Saran.pdf - Published Version Download (166kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (358kB) |
![]() |
Text (Disertasi Full Mega Yulia)
Disertasi full.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini mengkaji potensi imunostimulan isolat aktif dari daun tapak liman (Elephantopus scaber Linn) terhadap sel Natural Killer (NK), sel T CD8+, dan perforin dalam sistem imun mencit putih jantan yang terpapar antigen virus SARS-CoV-2. Latar belakang penelitian ini adalah dampak masif pandemi COVID-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, virus yang menyerang sel pernapasan. Sistem imun tubuh, baik bawaan maupun adaptif, sangat penting dalam melawan infeksi ini, namun pasien COVID-19 parah sering menunjukkan penurunan signifikan pada sel NK dan sel T CD8+. Oleh karena itu, pencarian imunostimulan alami dengan toksisitas rendah, seperti E. scaber yang kaya fitokimia, menjadi sangat relevan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menentukan aktivitas isolat aktif daun E. scaber terhadap aktivasi atau peningkatan jumlah sel NK, sel T CD8+, dan kadar perforin pada mencit putih jantan secara in silico. Proses penelitian dimulai dengan penyiapan simplisia dan ekstraksi menggunakan etanol, menghasilkan ekstrak kental E. scaber dengan rendemen 4,7%. Skrining fitokimia mengkonfirmasi keberadaan senyawa penting seperti flavonoid, saponin, fenolik, steroid, dan terpenoid, yang mendukung potensi farmakologis tanaman ini. Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa ekstrak etanol E. scaber memiliki efek imunostimulan yang bergantung pada dosis, menunjukkan fenomena hormesis atau efek bifasik. Dosis 10 mg/kgbb terbukti optimal untuk peningkatan sel NK, sementara dosis 30 mg/kgbb paling efektif untuk peningkatan sel T CD8+ dan perforin. Fraksinasi ekstrak kemudian dilakukan, menghasilkan fraksi heksan, etil asetat, dan butanol. Fraksi etil asetat menunjukkan aktivitas tertinggi dalam meningkatkan kadar sel T CD8+ dan perforin secara signifikan, mengindikasikan konsentrasi senyawa bioaktif yang relevan pada fraksi ini. Berdasarkan hasil uji in vivo pada fraksi, fraksi etil asetat dipilih untuk isolasi lebih lanjut. Dari fraksi ini, berhasil diisolasi dua senyawa murni, yaitu stigmasterol (isolat 01) dan deoxyelephantopin (isolat 02). Identifikasi kedua senyawa ini dikonfirmasi secara komprehensif melalui analisis organoleptis, KLT, spektroskopi IR, LC-MS, dan NMR (1D dan 2D), menegaskan struktur stigmasterol sebagai fitosterol umum dan deoxyelephantopin sebagai seskuiterpen lakton khas genus Elephantopus. Selanjutnya, pengujian aktivitas imunostimulan dilakukan secara in silico melalui molecular docking untuk memprediksi interaksi isolat dengan protein target imun (NK PDB ID: 8QMD, CD8+ T PDB ID: 3B9K, dan perforin PDB ID: 3NSJ). Hasil docking menunjukkan bahwa stigmasterol memiliki afinitas pengikatan yang unggul secara spesifik terhadap protein sel NK, dengan energi bebas Gibbs (ΔG) sebesar -7,82 kcal/mol dan konstanta inhibisi (Ki) sebesar 1,86 µM. Di sisi lain, deoxyelephantopin menunjukkan potensi signifikan sebagai modulator sel T CD8+ (ΔG = -7,62 kcal/mol, Ki = 2,59 µM) dan perforin (ΔG = -3,25 kcal/mol, Ki = 4120 µM), melibatkan ikatan hidrogen spesifik dengan residu seperti ASN42 pada CD8+ T. Secara keseluruhan, penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol daun E. scaber memiliki aktivitas imunostimulan yang bergantung pada dosis, dengan fraksi etil asetat menjadi yang paling aktif. Temuan baru yang signifikan dari pengujian in silico adalah bahwa stigmasterol dapat meningkatkan aktivasi sel NK, sementara deoxyelephantopin dapat meningkatkan aktivasi sel T CD8+ dan perforin. Divergensi ini menunjukkan bahwa kedua senyawa memiliki profil farmakoforik yang berbeda, membuka peluang baru dalam pengembangan imunostimulan alami yang selektif dan bertarget.
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Supervisors: | Prof. Dr. apt. Yufri Aldi, M.Si; Prof. apt. Dachriyanus, Ph.D; Dr. apt. Hansen Nasif, Sp. FRS |
Uncontrolled Keywords: | Elephantopus scaber, imunostimulan, sel NK, sel T CD8+, perforin, molecular docking, stigmasterol, deoxyelephantopin |
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Fakultas Farmasi > S3 Farmasi |
Depositing User: | s3 farmasi farmasi |
Date Deposited: | 03 Sep 2025 08:05 |
Last Modified: | 03 Sep 2025 08:05 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/510769 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |