Hubungan Dampak Pekerjaan dan Perceraian dengan Fatherless dalam Pengasuhan Remaja di SMPN 26 Padang Tahun 2025

Adha, Arifah (2025) Hubungan Dampak Pekerjaan dan Perceraian dengan Fatherless dalam Pengasuhan Remaja di SMPN 26 Padang Tahun 2025. Keperawatan Keluarga.

	Text (Cover dan Abstrak) Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (287kB)
	Text (BAB I Pendahuluan) BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version Download (207kB)
	Text (BAB Akhir (Kesimpulan)) BAB Akhir (Kesimpulan).pdf - Published Version Download (205kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar pustaka.pdf - Published Version Download (241kB)
	Text (Skripsi Full Teks) Skripsi Full Teks.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Fatherless merupakan kondisi ketidakhadiran peran ayah dalam pengasuhan anak, baik secara fisik maupun emosional, yang dapat memengaruhi perkembangan psikologis, sosial, dan akademik remaja. Faktor yang berkontribusi terhadap fatherless antara lain pekerjaan ayah dan perceraian orang tua. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan dampak pekerjaan dan perceraian dengan fatherless dalam pengasuhan remaja di SMPN 26 Padang tahun 2025. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan populasi berjumlah 612 orang. Sampel penelitian sebanyak 242 responden yang diambil secara proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan Father Presence Questionnaire (FPQ) dan Work-Family Conflict Scale. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fatherless tinggi dominan ditemui pada dampak pekerjaan yang baik (59,17%) dan pada responden dengan dampak perceraian orangtua yang tinggi (70,15%). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dampak pekerjaan (p-value= 0,001) dan dampak perceraian (p-value = 0,001) dengan fatherless. Remaja yang berasal dari keluarga dengan konflik pekerjaan ayah yang kurang baik memiliki kemungkinan lebih kecil untuk mengalami fatherless (OR = 0,256). Sedangkan, remaja dengan hasil ukur perceraian tinggi memiliki kemungkinan 4,9 kali lebih besar untuk mengalami kondisi fatherless (OR=4,865). Upaya peningkatan peran ayah dalam pengasuhan diharapkan dapat meminimalkan dampak fatherless terhadap remaja di SMPN 26 Padang tahun 2025. Fatherless refers to the absence of a father’s role in child-rearing, either physically or emotionally, which can affect adolescents’ psychological, social, and academic development. Factors contributing to fatherlessness include the father’s occupation and parental divorce. This study aimed to determine the relationship between the impact of occupation and divorce with fatherlessness in adolescent caregiving at SMPN 26 Padang in 2025. A cross-sectional design was employed with a population of 612 students. The sample consisted of 242 respondents selected through proportional random sampling. The instruments used were the Father Presence Questionnaire (FPQ) and the Work-Family Conflict Scale. Data were analyzed using univariate and bivariate analyses with the Chi-Square test. The results showed that high fatherlessness was predominantly found among respondents with a favorable occupational impact (59.17%) and those with a high level of parental divorce impact (70.15%). Bivariate analysis indicated a significant relationship between occupational impact (p-value = 0.001) and divorce impact (p-value = 0.001) with fatherlessness. Adolescents from families with lower levels of paternal work conflict were less likely to experience fatherlessness (OR = 0.256), while those with a high divorce impact score were 4.9 times more likely to experience fatherlessness (OR = 4.865). Efforts to enhance the father’s role in caregiving are expected to minimize the impact of fatherlessness on adolescents at SMPN 26 Padang in 2025.

Actions (login required)

View Item