Mulmalik, Halim (2025) Perbandingan Karakteristik Pengeringan Bawang Merah Menggunakan Kolektor Surya dengan Absorber Bubuk Grafit dan tanpa Bubuk Grafit. S1 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version Download (142kB) |
![]() |
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (134kB) |
![]() |
Text (Bab 5 Penutup)
Bab 5 Penutup.pdf - Published Version Download (137kB) |
![]() |
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (262kB) |
![]() |
Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full Text.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (6MB) | Request a copy |
Abstract
Pengeringan merupakan tahapan fundamental dalam penanganan pascapanen bawang merah, bertujuan untuk mengurangi kadar air guna memperpanjang masa simpan, meminimalkan kerusakan, serta mempertahankan kualitasnya. Metode pengeringan konvensional yang umum menggunakan paparan sinar matahari langsung, seringkali menghadapi tantangan signifikan berupa ketergantungan terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu. Kondisi ini mendesak kebutuhan akan inovasi teknologi pengeringan yang lebih efisien. Penelitian ini mengkaji secara komprehensif karakteristik pengeringan bawang merah melalui perbandingan tiga metode, yakni penggunaan kolektor surya dengan penambahan absorber bubuk grafit, kolektor surya tanpa penambahan absorber bubuk grafit, dan pengeringan konvensional. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan laju pengeringan, penurunan massa dan kadar air bawang merah dari ketiga sistem tersebut, serta mengidentifikasi metode yang paling efisien untuk pengeringan bawang merah. Hasil penelitian menunjukkan kolektor dengan penambahan absorber bubuk grafit menjadi sistem paling efisien dalam pengeringan bawang merah. Sistem ini memiliki laju pengeringan rata-rata 0,51 gram/menit, dan efisiensi kolektor surya rata-rata mencapai 14,20%. Dimana, penurunan massa rata-rata 213,3 gram dan penurunan kadar air rata-rata 21,33% dengan kadar air akhir 20,18%. Temperatur tertinggi yang terukur pada absorber bubuk grafit mencapai 120,18°C, ini menunjukkan keunggulannya dalam menyerap dan menyimpan panas. Kemudian, kolektor tanpa penambahan absorber bubuk grafit memiliki laju pengeringan rata-rata 0,32 gram/menit, dan efisiensi kolektor surya rata-rata 10,31% serta mengalami penurunan massa rata-rata 146,3 gram dan penurunan kadar air rata-rata 14,63% dengan kadar air akhir 21,90%. Berbeda halnya pada metode konvensional dengan laju pengeringan rata-rata 0,14 gram/menit sehingga mengalami penurunan massa rata-rata sebesar 63 gram dan penurunan kadar air rata-rata mencapai 6,30% dengan kadar air akhir 24,03%.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Iskandar R., M.T |
Uncontrolled Keywords: | Bawang merah, kolektor surya, bubuk grafit, pengeringan konvensional, laju pengeringan, kadar air, efisiensi |
Subjects: | T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery |
Divisions: | Fakultas Teknik > S1 Teknik Mesin |
Depositing User: | s1 teknik mesin |
Date Deposited: | 08 Aug 2025 02:55 |
Last Modified: | 08 Aug 2025 02:55 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/501909 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |