Ulhaq, Nadhya (2025) Penentuan Kondisi Optimum Ekstraksi Kandungan Antioksidan Total dari Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) menggunakan Response Surface Methodology (RSM). S1 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Cover dan Abstrak)
abstrak.pdf - Published Version Download (559kB) |
![]() |
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version Download (264kB) |
![]() |
Text (Bab 5 Penutup)
BAB 5 Penutup.pdf - Published Version Download (246kB) |
![]() |
Text (Daftar pustaka)
Daftar pustaka.pdf - Published Version Download (235kB) |
![]() |
Text (skripsi full text)
skripsi fulltex.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Curcuma xanthorrhiza Roxb atau temulawak merupakan tanaman asli Indonesia yang telah lama digunakan sebagai bahan dalam pengobatan tradisional karena kandungan senyawa bioaktifnya, khususnya senyawa antioksidan. Antioksidan berperan penting dalam menangkal radikal bebas yang dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif. Salah satu senyawa utama yang berfungsi sebagai antioksidan dalam temulawak adalah kurkuminoid. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan titik tengah variabel suhu, waktu, dan rasio sampel terhadap pelarut dengan metode OFAT sebagai dasar perancangan pada Respons Surface Methodology (RSM), menentukan kondisi optimum ekstraksi, serta mengukur kandungan antioksidan total dari rimpang temulawak. Metode ekstraksi yang digunakan adalah dekoksi, yaitu teknik ekstraksi tradisional dan sering digunakan masyarakat yang melibatkan perebusan bahan dengan pelarut air. Kandungan antioksidan total dalam ekstrak diuji menggunakan metode spektrofotometri dengan reagen DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). Agar kandungan antioksidan total yang diperoleh maksimal, kondisi proses seperti suhu, waktu, dan rasio sampel terhadap pelarut perlu dioptimalkan. Optimalisasi kondisi ekstraksi dilakukan dengan menggunakan RSM. Sebelum itu, metode OFAT dilakukan untuk menentukan titik tengah percobaan, yang kemudian digunakan dalam desain eksperimen Central Composite Design (CCD). Hasil penentuan titik tengah dengan metode OFAT didapatkan pada suhu 80 oC, waktu 20 menit dan rasio sampel/pelarut 1:25 (g/mL) yang digunakan sebagai titik tengah pada perancangan CCD. Selanjutnya, hasil optimasi dengan metode RSM menunjukkan bahwa kondisi terbaik untuk ekstraksi adalah suhu 90°C, waktu 30 menit, dan rasio sampel terhadap pelarut 1:30. Pada kondisi ini, ekstrak temulawak menghasilkan antioksidan total sebesar 2,5152 mg AAE/g FW, yang sangat mendekati nilai prediksi sebesar 2,5131mg AAE/g FW. Hal ini menunjukkan bahwa model RSM yang digunakan dapat diandalkan dalam menentukan kondisi terbaik untuk ekstraksi antioksidan total dari temulawak.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Supervisors: | Dr. Yefrida; Prof. Dr. Refilda |
Uncontrolled Keywords: | Curcuma xanthorrhiza Roxb; Kandungan antioksidan total; RSM; OFAT; DPPH |
Subjects: | Q Science > QD Chemistry |
Divisions: | Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam > S1 Kimia |
Depositing User: | s1 kimia kimia |
Date Deposited: | 05 Aug 2025 07:23 |
Last Modified: | 05 Aug 2025 07:23 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/501533 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |