Penerapan Prinsip Syariah dalam Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi

Miaz, Hasnuldi (2011) Penerapan Prinsip Syariah dalam Pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi. S2 thesis, Universitas Andalas.

Text (Tesis Full Teks) S2 Pasca Sarjana 2011 Hasnuldi Miaz 0921211109.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB)

Abstract

Keberadaan bank syariah dalam system perbankan Indonesia merupakan angin segar bagi umat Islam di Indonesia karena merupakan lembaga keuangan yang berlandaskan prinsip syariah dengan mengacu kepada Al-Quran dan hadis, didukung dengan fatwa Dewan Syariah Nasional, dikuatkan dengan Peraturan Bank Indonesia, Undang Undang Nomor 10 tahun 1998 serta Undang Undang Nomor. 21 tahun 2008. Saat ini keberadaan bank syariah cukup berkembang pesat, terutama di Sumatera Barat baik melalui Bank Umum yang membuka Unit Usaha Syariah maupun Bank Umum yang berdiri sendiri serta Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Karena perkembangan itulah penulis tertarik untuk melakukan penulisan tesis tentang Bank Syariah yang diberi Judul "Penerapan Prinsip Syariah Dalam Pembiayaan Murabahah Pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukitinggi". Apakah pembiayaan Murabahah telah dilaksanakan sesuai dengan tujuan berlandaskan pada prinsip syariah atau kah hanya penggunaan/penambahan kata syariah saja dalam rangka kepentingan bisnis belaka. Yang Dalam penelitian ini penulis mengidentifikasikan masalah yang akan diteliti yaitu: 1. Mengapa Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi lebih cenderung memberikan pembiayaan Murabahah pada nasabah jika dibandingkan dengan pembiayaan lainnya? 2. Apakah prinsip syariah sudah diterapkan secara murni dalam pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi? 3. Apakah kendala penerapan prinsip syariah dalam pelaksanaan pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi dan bagai mana solusinya. Metode yang dipakai adalah penelitian deskriptif analitis pada Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi dan debiturnya, serta metode pendekatan yuridis sosiologis. Dari hasil penelitian penulis ternyata pembiayaan Murabahah pada Bank Syariah Bukopn Cabang Bukittnggi merupan pembiayaan yang paling banyak diberikan pada nasabah jika dibandingkan dengan pembiayaan lainnya yaitu sebesar 66,2% (enam puluh enam koma dua porsen) dari seluruh pembiayaan yang diberikan (posisi akhir Desember 2010), dengan alasan pembiayaan Murabahah tidak merepotkan bank dalam melakukan pengawasan terhadap usaha nasabah jika dibandingkan dengan jenis pembiayaan lainnya (Mudharabah dan Musyarakah) serta mengurangi resiko kerugian bagi bank apabila pembiayaan bermasalah (macet), karena bank dapat melakukan pelelangan jaminan/agunan untuk pengembalian pembiayaan nasabah yang bermasalah / macet. Dari penelitian penulis jika dikaitkan dengan Fatwa Dewan Syariah, Peraturan Bank Indonesia dan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Bank Syariah ternyata prinsip Syariah belum diterapkan secara murni pad Bank Syariah Bukopin Cabang Bukittinggi, karena pemberian kuasa wakalah dari bank kepada nasabah tidak sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional 04/DSN-.MUI/IV/2000 dan PBI Nomor 7/46/PBI/2005 karena ada penandatangan akad sebelum barang yang dibeli secara prinsip belum menjadi milik bank, bahkan ada yang dibeli barang/wujudnya tidak ada sama sekali karena masih terletak dibank lain sebagai jaminan kredit yang sudah bermasalah/macet, sehingga bertentangan dengan Fatwa No. 31/DSN-MUI/VI/2002, dimana pemberian kuasa (wakalah) pada nasabah terkesan hanya sekedar untuk memenuhi administrasi saja, tidak berfungsnya Badan Syariah Nasional (BASYARNAS) untuk menyelesaikan sengketa syariah antara bank dengan nasabah sesuai dengan Fatwa MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000, serta belum maksimalnya Dewan Pengawas Syariah (DPS) menjalankan fungsi, tugas dan tangung jawabnya selaku lembaga pengawas.

Actions (login required)

View Item