Eviza, Andi (2012) Efek Beberapa Perlakuan Pada Daun Dan Ranting Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) Pada Proses Ekstraksi Terhadap Rendemen Dan Komponen Kimia Katekin Dan Tanin Gambir. S2 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Tesis Full Text)
S2 Pasca Sarjana 2012 Andi Eviza 0921210007.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Abstract
Gambir merupakan ekstrak yang dihasilkan dari daun dan ranting gambir (Uncaria gambir Roxb.) yang telah dipadatkan dan dikeringkan. Ekstrak gambir mengandung berbagai bahan kimia yaitu katekin, asam kateku tanat atau tanin, pyrokatekol, florisin, lilin, dan yang lainnya, dimana yang paling banyak dimanfaatkan adalah katekin dan tanin (Bakhtiar, 1991). Kegunaan gambir secara tradisional adalah sebagai pelengkap makan sirih dan obat-obatan seperti obat luka bakar, daun mudanya sebagai obat diare, disentri dan obat kumur-kumur pada sakit kerongkongan. Secara modern, gambir banyak digunakan sebagai bahan baku industri farmasi, makanan, bahan baku permen pelega tenggorokan, bahan pewarna dan juga sebagai bahan baku dalam industri kosmetik untuk menghasilkan astringen dan lotionyang mampu melembutkan dan menambah kelenturan serta daya tegang kulit. Semua ini disebabkan karena kandungan polifenolnya yang cukup tinggi dan dapat bersifat sebagai antioksidan (Risfaheri, 1995, Suherdi, 1991 cit Dhalimi 2006). Teknik pengolahan yang masih bersifat tradisional merupakan salah satu penyebab masih rendahnya rendemen dan mutu gambir (kadar katekin, kadar air, keseragaman ukuran, warna dan bentuk) gambir yang dihasilkan, serta tumbuhnya jamur sehingga menurunkan harga jual dan pendapatan petani (Yuwono, 2004). Proses ekstraksi daun dan ranting gambir seperti yang selama ini dilakuka pada pembuatan teh hijau (penyeduhan daun kering) belum dilakukan pada pengolahan gambir untuk mendapatkan ekstraknya. Hal ini disebabkan beberapa hasil penelitian terhadap pengaruh lama penyimpanan daun dan ranting gambir sebelum pengolahan, oleh Ali (2011), Rahmawati (2009), Hayani (2003), Eviza dan Irzal (1999), Suherdi dan Afdal (1996) dan Daud (1993), menyatakan bahwa semakin lama penundaan waktu pengolahan akan menurunkan rendemen dan mutu ekstrak gambir yang dihasilkan. Sejak tahun 2008, di Kabupaten Limapuluh Kota telah didirikan sebuah pabrik pengolahan daun dan ranting gambir segar menjadi serbuk kering yang menyerupai bubuk teh kering dan selanjutnya diekstraksi untuk mendapatkan ekstrak gambir. Daun dan ranting gambir dikeringkan dengan tujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase yang dapat mempengaruhi rendemen dan mutu gambir. Pengolahan dengan cara ekstraksi dapat menjadi salah satu alternatif cara baru untuk mendapatkan ekstrak gambir dengan menggunakan air panas pada suhu 95 °C untuk mengeluarkan cairan gambir yang terdapat dalam vakuola daun, seperti yang dilakukan oleh Sussanti (2008) pada penelitiannya yang mengikuti prosedur ekstraksi polifenol teh hijau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari beberapa perlakuan pada serbuk daun dan ranting tanaman gambir yang diekstraksi terhadap rendemen dan kandungan katekin serta tanin gambir dan mendapatkan perlakuan terbaik, yaitu kombinasi suhu pengering dan perbandingan jumlah air dengan serbuk daun dan ranting gambir dari beberapa perlakuan yang diujicobakan pada proses ekstraksi terhadap rendemen dan kandungan katekin serta tanin gambir. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk percobaan yang disusun secara Faktorial dengan dua perlakuan yang rancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pertama terdiri dari 3 perlakuan suhu pengering daun dan ranting tanaman gambir (40 °C, 55 °C, dan 70 °C), perlakuan kedua terdiri dari 4 perbandingan antara jumlah serbuk daun dan ranting gambir dengan volume air yang digunakan untuk mengekstrak (1:6.1:9, 1: 12, dan 1: 15), kombinasi perlakuan tersebut diulang sebanyak 3. Analisis data pada penelitian ini untuk rendemen, kadar air, kadar katekin dan kadar tanin dilakukan dengan analisis statistik dan uji lanjut Duncan's Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian suhu yang tinggi pada pengeringan daun dan ranting gambir sebelum ekstraksi memberikan hasil rendemen, kadar air, kadar katekin dan kadar tanin terbaik yaitu rendemen 8,13 %, kadar air 14,52%, kadar katekin 59,14%, dan kadar tanin 20,69%. Penelitian pengaruh pemberian volume air pelarut memperlihatkan hasil terbaik pada penggunaan air pelarut terbanyak yaitu rendemen 10,78 %, kadar air 14,66 %, kadar katekin 45,48% dan kadar tanin 19,70%. Diharapkan kombinasi perlakuan suhu pengeringan daun dan ranting gambir 70 °C dan pemberian volume air pelarut 1: 15 dapat dijadikan alternatif pengolahan gambir secara ekstraksi untuk menghindari penurunan rendemen dan mutu gambir yang dihasilkan.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Supervisors: | Prof. Dr.Ir. Santosa, MS ; Prof. Dr. Anwar Kasim |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > S2 Teknologi Industri Pertanian |
Depositing User: | Naura Salsabila Afrizal |
Date Deposited: | 01 Aug 2025 04:07 |
Last Modified: | 01 Aug 2025 04:07 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/501234 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |