Darmani, Endang Herliyanti (2014) HUBUNGAN POLIMORFISME GEN CYPIAI, HORMON STRES KORTISOL DAN HORMON TESTOSTERON DENGAN AKNE VULGARIS. S3 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Skripsi Full Text)
S3 Disertasi Ilmu Kedokteran 2014 Endang Herliyanti Darmani 0930313007.pdf - Published Version Download (6MB) |
Abstract
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya hubungan antara polimorfisme gen CYPIAI, hormon stres kortisol dan hormon testosteron antara penderita akne vulgaris dan orang normal, serta untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan terjadinya akne vulgaris. Metoda: Penelitian ini bersifat observasional dengan analisis komparatif dan rancangan kasus kontrol yang dilakukan terhadap 70 orang pria berusia 17-18 tahun yang terdiri dari 35 penderita akne dan 35 kontrol. Dilakukan pemeriksaan polimofisme gen CYPIAI melalui potongan restriksi fragmen polimorfisme dengan alat PCR, pemeriksaan kadar hormone kortisol serum dan kadar hormone testosterone serum dengan uji ELISA. Data dinilai secara semi kuantitatif dan dianalisis secara univariat dengan uji Chi-Square, Odds Ratio dan secara multivariate dengan uji regresi logistik. Hasil Ditemukan alel ml gea CYPIAI sebagai restriksi menjadi tiga fragmen (heterozigot wt/ml) dan sekuens DNA gen CYPIAI sebagai perubahan transisi Thymine menjadi Cytosine pada tempat pemotongan enzim restrisksi Mspl pada ujung 3' 130 bp dibawah ekson 7. Didapatkan persentase polimorfisme gen CYPIA1 alel ml 82,90% pada kelompok kasus dan 68,57% pada kelompok kontrol (OR: 2,21. 95% confidence interval 0,71-6,87, p1,94). Kadar kortisol tinggi didapatkan 54,3% pada kelompok kasus dan 51,4% pada kelompok kontrol (OR: 1,12, 95% confidence interval 0,44-2,87 p-0,057). Pada kelompok kasus lebih banyak ditemukan kadar testosteron rendah yaitu 60% dan 40% pada kelompok kontrol (OR 0,44, 95% confidence interval 0,17-1,16 p-2,80). Polimorfisme gen CYPIA1 merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan terjadinya akne dibandingkan faktor hormon kortisol maupun faktor hormon testosterone. Kesimpulan: Tidak ada hubungan signifikan polimorfisme gen CYP1A1 dengan kejadian akne vulgaris. Polimorfisme gen CYPIAI meningkatkan resiko untuk menderita akne vulgaris. Tidak ada hubungan signifikan kadar kortisol dengan kejadian akne vulgaris. Kadar kortisol tinggi meningkatkan resiko untuk menderita akne vulgaris. Tidak ada hubungan signifikan kadar testosteron dengan kejadian akne vulgaris. Kadar testosteron tinggi memberikan perlindungan terhadap terjadinya akne. Polimorfisme gen CYPIAI merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan terjadinya akne vulgaris
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Supervisors: | Prof.DR.dr.Eryati Darwin, PA (K) , DR.dr. Adnil Edwin Nurdin, SpKJ , Prof.DR.dr. Irma D Roesyanto, SpKK (K) |
Uncontrolled Keywords: | akne vulgaris, Polimorfisme gen CYPlAl, kortisol, testosteron |
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Pascasarjana (S3) |
Depositing User: | Dea Olivia |
Date Deposited: | 30 Jul 2025 08:51 |
Last Modified: | 30 Jul 2025 08:51 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/500785 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |