Reflinaldon, Reflinaldon (2009) Ekologi Reproduksi dan Kelimpahan Hemiptarsenus Varicornis Girault (Hymenoptera: Eulophidae) dari Geografi Berbeda. S3 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Skripsi Full Teks)
S3 Pascasarjana Ilmu Pertanian 2009 Reflinaldon 00301020.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Hemiptarsenus varicornis Girault (Hymenoptera: Eulophidae) merupakan salah satu jenis parasitoid hama pengorok daun Liriomyza huidobrensis (Diptera: Agromyzidae) di dataran tinggi. Berbagai kajian mengenai H. variconis telah banyak dilakukan meliputi biologi dan perilaku serta upaya eksplorasi diberbagai wilayah di Indonesia. Parasitoid ini memiliki beberapa keunggulan yakni penyebarannya cukup luas meliputi hampir seluruh daerah dataran tinggi di Indonesia. Disamping itu, parasitoid ini menunjukkan kemampuan yang baik dalam menemukan inang pada saat kelimpahan inangnya rendah sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai agen hayati. Lingkup penelitian ini meliputi aspek genetik, kebugaran reproduksi, kompatibilitas reproduksi, dan strategi reproduksi serta kelimpahan parasitoid yang dipengaruhi oleh perbedaan geografi. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menentukan keragaman genetik H. varicornis, 2) membandingkan kebugaran reproduksi dari berbagai tempat berbeda, 3) mengetahui ketidaksesuaian reproduksi dalam persilangan antar populasi, 4) mempelajari strategi dalam pengalokasian kelamin turunan, serta 5) mempelajari kelimpahan dan fluktuasi parasitoid dan inangnya, L. huidobrensis pada dua daerah yang berbeda struktur agroekositem, Alahan Panjang dan Pandai Sikek. Hasil penelitian ini berupa informasi mengenai aspek bioekologi reproduksi H.varicomis yang diharapkan sebagai mata rantai menuju pemanfaatannya sebagai agen hayati dalam strategi pengendalian hama terpadu pengorok daun di Indonesia. Analisis keragaman genetik dilakukan dengan menggunakan teknik RAPD-PCR untuk mengetahui tingkat kesamaan genetis, sedangkan uji kebugaran dilakukan dengan metode pemeliharaan betina untuk menentukan berbagai parameter reproduksi. Uji ketidaksesuaian reproduksi dilakukan dengan cara persilangan populasi AP dan PS secara resiprok untuk menentukan nilai relatif kesesuaian reproduksinya. Strategi alokasi kelamin pada parasitoid Hymenoptera ditentukan dengan mengamati pola urutan peletakan kelamin dan perubahan nisbah kelamin turunan terhadap berbagai faktor kualitas inang. Kelimpahan dan fluktuasi H.varicornis dan inangnya, L. huidobrensis, diamati selama musim tanam buncis pada dua tempat, Pandai Sikek dan Alahan Panjang, yang berbeda agroekosistimnya. Kelimpahan parasitoid dan larva inangnya diamati setiap minggu dengan menghitung jumlah individu yang diperoleh dari daun - daun yang terserang, sedangkan kelimpahan imago ditentukan berdasarkan jumlah individu yang tertangkap dari perangkap kuning. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Populasi H.varicornis yang berasal dari Alahan Panjang, Kayu Aro dan Pandai Sikek memiliki keragaman yang tinggi dengan tingkat kesamaan genetik berkisar pada 30-70% baik antar daerah maupun dalam satu daerah. Populasi berasal dari Kayu Aro memiliki kebugaran paling baik dengan jumlah telur tertinggi, lama hidup betina terpanjang dan parasitisasi tertinggi daripada populasi Alahan Panjang dan Pandai Sikek. Persilangan H.varicornis populasi Alahan Panjang dan Pandai Sikek menghasilkan nilai ratio compatibility 0.70 dan 0.61 untuk masing-masing persilangan interpopulasi AP x PS dan PS x APO mengindikasikan ada ketidaksesuaian reproduksi. Jantan mendominasi pada urutan pertama darlam sekuen peneluran dengan proporsi mencapai 85% tetapi pada urutan selanjutnya cenderung bersifat acak. Kemunculan jantan terjadi pada hari ke 7 mendahului kemunculan betina pada hari ke 8 setelah peletakkan telur. Perbedaan instar larva inang mempengaruhi tanggap reproduksi H. varicornis. Jumlah peletakan telur pada inang instar 3 lebih tinggi dan masa peneluran lebih panjang daripada instar 2. Perbedaan instar larva inang juga berpengaruh terhadap nisbah kelamin turunan yang dihasilkan yakni 49 dan 61% masing-masing pada inang instar-3 dan 2. Struktur agroekosistem sayuran yang diselingi oleh tanaman padi dan tanaman non inang lainnya di Pandai Sikek menyebabkan rendahnya kelimpahan hama pengorok sedangkan pada pertanaman sayuran intensif yang ditemukan di Alahan Panjang menyebabkan kelimpahan hama pengorok senantiasa tinggi. H. varicornis lebih mendominasi berasosiasi dengan L.huidobrensis baik di Alahan Panjang maupun di Pandai Sikek. Kelimpahan parasitoid berkorelasi kuat dengan kelimpahan populasi larva di Pandai Sikek (r = 0.96) daripada Alahan Panjang (r = 0.74). Hubungan populasi larva hama pengorok dan kerusakan daun tidak memperlihatkan korelasi erat pada tanaman buncis. Sementara, curah hujan ternyata tidak berkorelasi kuat dengan kelimpahan populasi hama pengorok baik di Alahan Panjang maupun di Pandai Sikek.
Item Type: | Thesis (S3) |
---|---|
Supervisors: | Prof. Dr. Ir. Mardinus; Dr. Ir, Damayanti Buchori, MSc.; Dr. Ir. Dwinardi Apriyanto, MSc. |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > S3 Ilmu Pertanian |
Depositing User: | Pustakawan Marne Dardanellen |
Date Deposited: | 25 Jul 2025 03:11 |
Last Modified: | 25 Jul 2025 03:11 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/500765 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |