Potensi dan Upaya Peningkatan Performans Reproduksi Ternak Kerbau {Bubalus buballs) di Kabupaten Kampar Provinsi Riau

Yendraliza, Yendraliza (2012) Potensi dan Upaya Peningkatan Performans Reproduksi Ternak Kerbau {Bubalus buballs) di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. S3 thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Full Teks)
S3 Pascasarjana Ilmu Ternak 2012 Yendraliza 06301002.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Kabupaten Kampar memiliki populasi ternak kerbau yang tinggi jika dibandingkan dengan Kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Riau. Sehingga Pemerintah Kabupaten Kampar merencanakan dalam renstra Kabupaten Kampar 2009 bahwa Kabupaten Kampar menjadi kantong ternak kerbau di Provinsi Riau. Walaupun populasi ternak kerbau di Kabupaten Kampar tertinggi di Propinsi Riau tetapi jumlahnya tiap tahun tidak mengalami peningkatan yang siknifikan. Peningkatan populasi dipengaruhi oleh ternak betina, ternak jantan dan sistem pemeliharaannya. Kendala utama yang menghambat peningkatan populasi ternak kerbau adalah panjangnya jarak beranak. Tujuan penelitian ini adalah pertama. Untuk mengetahui potensi reproduksi kerbau lumpur betina di Kabupaten Kampar. Kedua, Untuk mengetahui potensi reproduksi kerbau lumpur jantan di Kabupaten Kampar. Ketiga. Upaya peningkatan performans reproduksi menggunakan GnRH yang disinkronisasikan dengan PGF24.. Metoda penelitian yang digunakan untuk melihat potensi reproduksi adalah metoda survei dengan menyebarkan kuisioner dan wawancara langsung dengan peternak terpilih. Data yang didapatkan ditampilkan dengan rata-rata dan standar deviasi. Peubah yang diukur untuk melihat potensi kerbau betina adalah umur beranak pertama, jarak beranak dan angka kelahiran serta kadar hormon progesteron melalui feses dan darah. Peubah yang diukur untuk melihat potensi kerbau jantan adalah morfometrik dan volume testes serta volume semen serta kadar hormon testosteron melalui feses dan darah. Metoda yang digunakan untuk melakukan upaya peningkatan performans reproduksi ternak kerbau betina dengan penggunaan GnRH dan PGF2a adalah metoda eksperimen. Penelitian ini dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama (1) bertujuan untuk mencari dosis GnRH yang tepat disinkronisasi dengan PGF2. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Peubah yang diukur adalah persentase estrus, lama estrus, kecepatan timbulnya estrus dan angka kebuntingan. Data lama estrus dan kecepatan estrus di análisis dengan ANOVA sedangkan data persentase estrus dan angka kebuntingan disajikan dengan menampilkan rata-rata dan standar deviasi. Perbedaan nilai tengah yang didapatkan di uji dengan Duncan Multiple Range Test. Penelitian tahap kedua (II) dengan tujuan untuk memperpendek calving interval dengan mempercepat kawin pascapartum. Dosis yang terbaik hasil penelitian tahap I diberikan pada ternak kerbau pascapartum yang berbeda yaitu 30 hari, 45 hari, 60 hari, 75 hari. Rancangan yang digunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Peubah yang diukur adalah kecepatan estrus, persentase estrus, lama estrus dan angka kebuntingan serta calving interval. Data lama estrus dan kecepatan estrus serta calving interval di análisis dengan ANOVA sedangkan data persentase estrus dan angka kebuntingan disajikan secara deskriptif dengan menampilkan rata-rata dan standar deviasi. Perbedaan nilai tengah yang didapatkan di uji dengan Duncan Multiple Range Test. Potensi reproduksi ternak kerbau dilihat dari umur beranak pertama, jarak beranak dan angka kelahiran adalah 3.5 tahun ± 0.6 tahun; 400 ± 18.92 hari; 54.95 % ± 5.44. Kadar hormon progesteron dan testosteron dalam feses dapat digunakan untuk mementukan status ovarium pada kerbau betina dan kondisi testis pada ternak jantan. Kadar progesteron berkisar antara 941.7 ng/g- 1703.3 ng/g dan 499.2 ng/g- 633.8 ng/g. Hormon testosteron dalam feses berkisar antara 16.94 ng/g-66.89 ng/g feses. Lingkar scrotum dan volume semen serta motilitas sperma dari tiga ekor pejantan adalah secara berturut-turut; 23.5 cm; 124 ml; gerakan massa positive tiga dan gerakan individu empat. Penggunaan dosis 300 µg GnRH yang disinkronisasi dengan PGF2a pada hari ke-7 setelah pemberian GnRH memberikan respon yang terbaik terhadap kecepatan munculnya estrus (27.8 jam), lamanya estrus (16.6 jam), angka kebuntingan (100%) dan persentase estrus (100). Penggunaan 300 µg GnRH yang disinkronisasi dengan PGF2a pada pascapartum yang berbeda (30, 45, 60, 75 hari) tidak berbeda nyata (P>0.05) terhadap persentase estrus, kecepatan munculnya estrus, lama estrus dan angka kebuntingan. Untuk mempersingkat calving interval (360 hari) ternak kerbau dapat dilakukan dengan memberikan 300 µg GnRH dan 12.5 mg PGF2a pada hari ke-30 pascapartum.

Item Type: Thesis (S3)
Supervisors: Prof.Dr. Ir. Hj. Zesfin BP, MS; Prof. Dr. Ir. Zaituni Udin, M.Sc; Dr. Ir. H. Jaswandi, MS
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Peternakan > S3 Ilmu Peternakan
Depositing User: Pustakawan Marne Dardanellen
Date Deposited: 25 Jul 2025 02:35
Last Modified: 25 Jul 2025 02:35
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/500753

Actions (login required)

View Item View Item