Yulianita, Yulianita (2012) KETERLAMBATAN BICARA : Studi Kasus pada Tuturan Faruq. S2 thesis, Universitas Andalas.
![]() |
Text (Skripsi Full Text)
S2 Pasca sarjana 2012 Yulianita 0821215007.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (7MB) |
Abstract
Keterlambatan bicara adalah terlambatnya perkembangan kemampuan berbicara anak secara signifikan berada di bawah normal anak-anak yang seumur dengannya. Anak lambat bicara memiliki perkembangan bahasa khas, yang lebih muda dari usianya. Anak lumbat bicara umumnya memiliki gangguan fonologis dalam tuturannya seperti penggantian bunyi, penghilangan bunyi, penambahan bunyi ataupun ketidakteraturan bunyi. Gangguan fonologis ini dapat mempengaruhi pemerolehan fonem dalam tuturannya. Terkait dengan perkembangan kemampuan bicara, dilakukan suatu perbandingan antara anak lambat bicara dengan anak dengan normal untuk meninjau perkembangan bicara anak lambat bicara. Anak lambat bicara diwakili oleh Faruq, sementara anak dengan perkembangan bicara normal diwakili oleh Echa. Perbandingan dilakukan berdasarkan temuan fonem kedua anak tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk meninjau penyebab keterlambatan bicara pada Faruq, mendeskripsikan gangguan fonologis dalam tuturannya, menemukan fonem-fonem yang telah diperoleh Faruq dan melihat perkembangan keterlambatan bicara yang dialami Faruq. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus tunggal longitudinal untuk melihat kemampuan bicara Faruq dalam rentang waktu satu tahun. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak. Untuk analisis data digunakan metode padan fonetis artikulatoris dan metode analisis pemerolehan fonem oleh Dardjowidjojo saat meneliti cucunya, Echa. Penemuan fonem dalam tuturan Faruq diperoleh dengan pasangan minimal dan pasangan mirip. Dari temuan fonem itulah dilakukan perbandingan dengan Echa. Berdasarkan analisis diketahui keterlambatan bicara yang dialami Faruq disebabkan oleh faktor herediter, kebiasaan tidak mengunyah makanan secara sempuma, dan risiko kelahiran. Secara neurologis, keterlambatan bicara yang dialami Faruq merupakan gangguan ringan pada hemisfer kiri pada lobus frontal, parietal, dan temporal. Dari ketiga lobus tersebut, lobus temporal memiliki gelombang penundaan lebih besar dibandingkan lobas lainnya. Secara fonetis, bunyi vokal dan diftong tidak mengalami gangguan, sedangkan bunyi konsonan merupakan bunyi yang paling banyak mengalami penggantian dan penghilangan. Kondisi ini dipengaruhi oleh kemampuan biologis alat ujar Faruq yang belum memungkinkannya untuk memproduksi bunyi yang benar dalam suatu tuturan. Sementara itu, penambahan bunyi jarang muncul dalam tuturan Faruq. Ketidakteraturan bunyi tidak terjadi dalam tuturan Faruq. Perbandingan kemampuan bicara Faruq dengan Echa menunjukan bahwa Faruq mengalami keterlambatan bicara ringan, terlihat dari tidak begitu banyaknya fonem, terutama konsonan, yang belum mampu diperoleh Faruq di usia tiga sampai empat tahun.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Supervisors: | Dr. H. Gusdi Sastra, M.Hum. , Prof. Dr. H. Jufrizal, M.Hum |
Uncontrolled Keywords: | keterlambatan bicara, neurolingustik, psikolinguistik, fonologi |
Subjects: | P Language and Literature > P Philology. Linguistics |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > S2 Linguistik |
Depositing User: | Dea Olivia |
Date Deposited: | 30 Jul 2025 08:54 |
Last Modified: | 30 Jul 2025 08:54 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/500719 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |