Fashion Sebagal Komunikasi Dalam Menunjukkan Identitas Kelompok Waria Bujang Saiyo Sakato Di Kota Padang. Sumatera Barat

Okmazolla, Fitra (2014) Fashion Sebagal Komunikasi Dalam Menunjukkan Identitas Kelompok Waria Bujang Saiyo Sakato Di Kota Padang. Sumatera Barat. S1 thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Full Teks)
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU KOMUNIKASI 2014 FITRA OKMAZOLLA 0910862021.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Fashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan gaya keseharian. Benda-benda seperti pakaian, make-up dan aksesoris yang dikenakan bukanlah sekedar penutup tubuh dan hiasan, melainkan sebagai bentuk alat komunikasi non verbal dalam menyampaikan identitas pribadi atau identitas kelompok. Waria menjadi subjek menarik dan sangat tenomenal ketika kita Membahas fashion yang mereka gunakan sebagai bentuk komunikasi non verbal dalam menunjukkan identitas kelompok mereka. Kelompok waria Bujang Saiyo Sakato (BSS) adalah kelompok waria pertama di Kota Padang, Sumatera Barat. Kelompok waria Bujang Saiyo Sakato (BSS) ini merupakan kelompok waria yang sangat memperhatikan fashion (pakaian, make-up dan aksesoris). Pemilihan fashion (pakaian, make-up dan aksesoris) kelompok waria ini unik dan berbeda dengan kelompok waria lainnya. Penelitian ini nielihat bagaimana fashion sebagai komunikasi non verbal mampu menunjukan identitas suatu kelompok. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis data menggunakan teknik anallsis Miles and Huberman yaitu dengan mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan dan verifikasi. I'eori yang digunakan sebagai pisau bedah dalam penelitian ini adalah teori interaksi simbolik dan teori labeling. Fashion (pakaian, make-up dan aksesoris) yang digunakan oleh waria Bujang Saiyo Sakato (BSS) adalah sebagai berikut: pertama, memakai rok mini Jeans biru dan baju merah (tank-top, kemben, dan kaos merah). Kedua, memakai eyeshadow kuning emas dan abu-abu kehitaman .setiap mengikuti workshop dan seminar. Ketiga, memakai penghias kuku (kutek) dengan wama dasar hitam kemudian dihias dengan kutek putih membentuk hunif BSS. Keempat, aksesoris bando merali yang selalu dipakai setiap peringatan hari Aids sedunia. Bando ini terbuat dan pita merah dan ditambahkan dengan jahitan huruf BSS di ujung pita. Fashion (pakaian, make-up dan aksesoris) seperti itulah yang digunakan oleh kelompok waria dalam memmjukkan identitas kelompok mereka kepada masyarakat. Masyarakat yang berinteraksi secara langsung dengan waria BSS melabeli atau menjuluki mereka dengan nama waysa yaitu waria sexy sarupo. Pemberian label ini terjadi ketika masyarakat secara langsung berinteraksi dengan waria BSS, bentuk interaksi disini adalah interaksi simbolik yang ditampilkan melalui pemilihan fashion (pakaian, make-up dan aksesoris) oleh waria BSS.

Item Type: Thesis (S1)
Supervisors: Dr. Asmawi, MS.,; Yesi Puspita, S.Sos., M.Si
Uncontrolled Keywords: Fashion, Waria, Identitas Kelompok, Interaksi Simbolik, Teori Labeling
Subjects: J Political Science > JA Political science (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Ilmu Komunikasi
Depositing User: Pustakawan Marne Dardanellen
Date Deposited: 25 Jun 2025 05:01
Last Modified: 25 Jun 2025 05:01
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/500013

Actions (login required)

View Item View Item