KEBERTAHANAN TRADISI BAKAUA (TOLAK BALA) PADA MASYARAKAT KELURAHAN LAING KECAMATAN TANJUNG HARAPAN KOTA SOLOK

Noverla, Durisa (2025) KEBERTAHANAN TRADISI BAKAUA (TOLAK BALA) PADA MASYARAKAT KELURAHAN LAING KECAMATAN TANJUNG HARAPAN KOTA SOLOK. S1 thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (369kB)
[img] Text (BAB I)
Latar Belakang.pdf - Published Version

Download (321kB)
[img] Text (BAB V Penutup)
BAB V Yosa.pdf - Published Version

Download (311kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (320kB)
[img] Text (Skripsi Full Text)
SKRIPSI FULL YOSA FINAL.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Noverla Durisa. BP. 2010823016. Departemen Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Andalas. Padang. 2025. Judul “Kebertahanan Tradisi Bakaua (Tolak Bala) Pada Masyarakat Kelurahan Laing Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok”. Dosen pembimbing satu Drs. Edi Indrizal, M.Si dan dosen pembimbing dua Sidarta Pujiraharjo, M.Hum Penelitian ini berangkat dari pelaksanaan tradisi bakaua (tolak bala) pada masyarakat Kelurahan Laing, Kota Solok, yang masih bertahan di tengah perkembangan modernisasi perkotaan. Bakaua adalah sebuah tradisi yang berhubungan erat dengan sektor pertanian yang masih terdapat di beberapa daerah Minangkabau. Tradisi ini berupa ritual tolak bala yang dilaksanakan ketika tanaman padi berusia dua minggu. Tradisi ini bertujuan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan, sekaligus doa untuk perlindungan dari bencana, hama tanaman, serta marabahaya. Selain nilai religius, tradisi ini juga memperkuat nilai sosial, yang terlihat dalam ritual doa, zikir, dan kebersamaan antar warga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan praktik tradisi bakaua yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Laing serta alasan masyarakat setempat tetap mempertahankannya di tengah modernisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teori Fungsionalisme dari Bronislaw Malinowski sebagai kerangka analisis. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Informan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi bakaua masih bertahan di tengah modernisasi karena berbagai alasan, antara lain karena faktor agama dan sistem kepercayaan, kawasan yang berdekatan dengan hutan, adat yang tidak ditinggalkan, adanya pelanggaran norma sosial, mempererat hubungan sosial, mendukung kebutuhan ekonomi, memberi rasa aman, mempertahankan nilai-nilai budaya dalam masyarakat, serta identitas dan kebanggaan lokal. Peran tokoh masyarakat, kelompok tani, serta dukungan pemerintah setempat turut berkontribusi dalam mempertahankan tradisi ini. Selain itu, bakaua dipandang memiliki fungsi penting yang masih relevan bagi masyarakat. Keberadaan bakaua tidak hanya mencerminkan kearifan lokal, tetapi juga menjadi simbol identitas budaya yang memperkuat harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Upaya pelestarian tradisi ini sangat penting agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Kata Kunci : Tradisi, Bakaua, Mempertahankan

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Antropologi Sosial
Depositing User: S1 Antropologi Sosial
Date Deposited: 10 Apr 2025 04:43
Last Modified: 10 Apr 2025 04:43
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/490860

Actions (login required)

View Item View Item