Tradisi Bertenun Fada Masyarakat Pandai Sikek (Studi Kasus: Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar )

Ginting, Jonson Handrian (2014) Tradisi Bertenun Fada Masyarakat Pandai Sikek (Studi Kasus: Nagari Pandai Sikek, Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar ). S1 thesis, Universitas Andalas.

Text (Skripsi Full Teks) ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ANTROPOLOGI 2014 JONSON HANDRIAN GINTING 0910821001.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB)

Abstract

Jonson Handrian Ginting, 0910821001. Skripsi ini berjudul "Proses Belajar Tradisi Bertenun pada Masyarakat Nagari Pandai Sikek". (Studi Kasus: Nagari Pandai Sikek Kecamatan X Koto, Kabupaten Taaah Datar). Pembimbing I: Dra. Ermayanti, M.Si, Pembimbing II: Lucl^ Zamzami S.Sos, M Soc, Sc Pandm Sikek merupakan salah satu nagari di Sumatera Barat yang memiiiki produk kerajinan berupa kain tenun atau songket. Tenun atau songket merupakan pusaho yang perlu dijaga kelestariannya dan terns diregenerasikan agar tidak hilang atau diambil oleh orang lain. Selain itu, banyak pihak - seperti pemerintah dan turis asing – yang mengapresiasi aktifitas ini, salah satunya adalah apresiasi pemerintah yang menetapkan gambar aktifitas menenun pada uang Rp 5.OOO, serta ditetapkannya Nagari Pandai Sikeksebagai salah satu dari 10 desa wisata terbaik di Indonesia. Dewasa ini banyak generasi muda Nagari Pandai Sikek yang tidak mewarisi kemahiran atau keahlian bertenum tersebut karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses belajar yang teqadi pada masyarakat dan menganalisa kendala yang menghambat proses belajar tradisi bertenu di nagari Pandai Sikek.Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara terstruktur dan mendalam, serta kepustakaan. Pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Ada 20 infoman yang terdiri dari 14 orang informan kunci yang merupakan anak tenun dan ibu yang mengajarkan tenun, sedangkan informan biasa adalah 1 orang Wali Nagari Pandai Sikek, 1 orang Sekretaris Wali Nagari Pandai Sikek, 1 kepala urusan ekonomi Wali Nagari Pandai Sikek, 3 orang tokoh adat dan masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa permasalahan proses belajar bertenun di Pandai Sikek merupakan permasalahan yang sangat kompleks mulai dari alat-alat bertenun, motif-motif tenun dan aturan-aturan bertenun serta proses belajar bertenun. Hasil tenun merupakan produk dari budaya yang bemilai ekonomis, maka dari itu motivasi yang paling menonjol dalam mempertahankan aktifitas menenun adalah motivasi ekonomi dan yang kedua adalah motifasi budaya. Hubungan antara induk semang dengan anak tenun merupakan aspek yang mempengaruhi proses belajar tradisi bertenun karena menyangkut faktor ekonomi. Apabila baik hubungan mereka maka baik pula urusan bisnis mereka dan sebaliknya. Salah satu faktor penghambat proses belajar bertenun adalah jam belajar pendidikan formal juga sangat mempengaruhi, terkait waktu yang diluangkan untuk bertenun karena kurikulum dan jam belajar yang berubah setiap beberapa kurun waktu. Pada suatu waktu - tahun 1997 - harga atau upah bertenun jauh lebih kecil dari pada upah bertani, maka dari itu banyak anak tenun yang beralih profesi menjadi petani atau berladang. Banyak dari keluarga atau orang tua (terutama ibu) yang tidak mewajibkan anaknya untuk bisa bertenun sehingga proses belajar sangat terhambat. Dalam hal ini, pemerintah sudah mencanangkan dan melakukan banyak pro^am dengan dana yang banyak untuk keberiangsungan dari terriis'' Pandai Sikek itu sendiri namun sepertinya program-program tersebut kurang tepat sasaran dan pendekatan yang dilakukan kepada masyarakat tidak terlalu efektif sehingga hasilnya tidak begitu terlihat

Actions (login required)

View Item