Tradisi “Mambantai” Kerbau Dalam Tarekat Syattariyah (Kasus Di Nagari Ulakan, Kec. Ulakso Tapakis Kab. Padang Pariaman)

RANDA, ISRA' AGUNG (2013) Tradisi “Mambantai” Kerbau Dalam Tarekat Syattariyah (Kasus Di Nagari Ulakan, Kec. Ulakso Tapakis Kab. Padang Pariaman). S1 thesis, Universitas Andalas.

[img] Text
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ANTROPOLOGI 2013 ISRA' AGUNG RANDA 07192010.pdf

Download (4MB)

Abstract

Isra' Agung Randa. 07192010, skripsi dengan judul "TRADISI 'MAMBANTAI' KERBAU DALAM TAREKAT SYATTARIYAH (Kasus di Nagari Ulakan, Kcc. Ulakan Tapakis Kab. Padang Pariaman)". Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Padang 2013. Skripsi ini berisikan tentang Pola Pelaksanaan Tradisi 'Mambantai' Kerbau dan Pengaruh Tarekat Syattariyah yang merupakan adaptasi atau akulturasi dari budaya agama Hindu yang berkembang sebelum Islam masuk ke Minangkabau, telah melakukan tradisi menyembelih babi, dan kerbau sebagai ritual atau upacara keagamaan, karena dalam agama Hindu binatang sapi itu dianggap sakral oleh penganutnya. Selain itu skripsi ini juga Membahas Pengaruh Tarekat Syattariyah dalam Tradisi tersebut, yaitu tarekat syattariyah tidak membantah secara total, bahkan mendukung tradisi 'mambanatai adat' atau 'membantai' kerbau ini. Sebagian orang masyarakat menilai keras, tetapi digunakan pendekatan secara persuasif. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pola tradisi 'mambantai adat' atau menyembelih kerbau di Nagari Ulakan, Kec. Ulakan Tapakis, Kab. Padang Pariaman. Selain itu memahami pengaruh tarekat Syathariyah terhadap pola tradisi atau ritual 'mambantai adat' atau menyembelih kerbau tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan bersifat deskriptif, pendekatannya melukiskan apa adanya dari realitas yang ada. Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui observasi (pengamatan langsung) yang sifatnya partisifatif (observasi partisipasi). Penelitian antropologis yang induktif dan grounded (berlandasan), yaitu turun ke lapangan dengan upaya membebaskan diri dari kekangan teori-teori formal yang pada dasarnya sangat abstrak. Penarikan informan dilakukan secara purposive sampling, orang – orang yang diambil berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri oleh peneliti sesuai dengan latar dan tujuan dalam penelitian. Dari basil penelitian yang ditemukan, ternyata tradisi ''mambantai' kerbau yang dilakukan oleh komunitas penganut Syattariyah di kampuang galapuang nagari Ulakan setiap Hari Raya Idul Fitri dalam sekali setahun tersebut didapatkan kesimpulan bagi penulis bahwa sebuah pola membantai kerbau yang mereka lakukan itu didasarkan dari titik tolak atau dalil dilakukannya tradisi 'bantai adat' ini adalah Al-Qura'n Surat Al-Maidah ayat 114 yang artinya "Segala sesuatu kebiasaan yang dipakai dari para pendahulumu, yang tidak bertentangan dengan keyakinanmu, pakai, pupuk dan pelihara." Sarana dalam pelaksanaan tradisi 'membantai' ini dipengaruhi oleh nilai - nilai agama yang dimiliki oleh penganut Syattariyah, seperti : nilai sosial dan budaya, nilai kekeluargaan, nilai ekonomi, yang nantinya akan bermuara kepada silaturrahmi antar sesama penganut.

Item Type: Thesis (S1)
Supervisors: Dr. Zainal Arifin, M.Hum.; Sidarta Pujirahaijo, S.Sos, M.Hum
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > S1 Antropologi Sosial
Depositing User: Pustakawan Marne Dardanellen
Date Deposited: 21 Feb 2025 03:13
Last Modified: 21 Feb 2025 03:13
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/488780

Actions (login required)

View Item View Item