BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI DI SIMEULUE TAHUN 1907

Muhammad, Zuhairi (2024) BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI DI SIMEULUE TAHUN 1907. S1 thesis, Universitas Andalas.

	Text (Cover & Abstrak) Cover&Abstrak.pdf - Published Version Download (145kB)
	Text (BAB I (Pendahuluan)) BAB I (Pendahuluan).pdf - Published Version Download (207kB)
	Text (BAB V (Kesimpulan)) BAB V (Kesimpulan).pdf - Published Version Download (96kB)
	Text (Daftar Pustaka) Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (131kB)
	Text (Skripsi (FullText)) Skripsi (FullText) - Copy.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini mengkaji kejadian gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Simeulue pada tahun 1907 dengan fokus pada kebijakan pemerintah kolonial, reaksi masyarakat, dan dampak yang ditimbulkan, serta bagaimana peristiwa tersebut menghasilkan kearifan lokal yang dikenal sebagai Smong. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bagaimana peristiwa tersebut membentuk respons masyarakat terhadap bencana alam dan mempengaruhi kebijakan mitigasi bencana di masa mendatang. Pendekatan yang digunakan adalah sejarah kebencanaan, yang memungkinkan pemahaman mendalam tentang dinamika sosial dan budaya yang muncul akibat bencana. Metode pengumpulan data melibatkan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi sebagai bagian dari pendekatan penelitian sejarah. Sumber utama penelitian adalah koran sezaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gempa bumi dan tsunami yang terjadi pada tahun 1907 menyebabkan kerusakan parah terhadap infrastruktur dan mengakibatkan banyak korban jiwa. Pemerintah kolonial Belanda merespons dengan langkah-langkah tanggap darurat, namun terdapat kelemahan signifikan dalam penyampaian bantuan dan komunikasi antara pemerintah kolonial di Simeulue dan pusat. Kerusakan infrastruktur dan korban jiwa yang ditimbulkan meninggalkan ingatan kolektif yang diwujudkan melalui syair yang berkisah tentang kejadian tersebut. Syair ini, yang dikenal dengan nama Smong, diwariskan dari generasi ke generasi melalui tradisi nafi-nafi dan kesenian tradisional seperti Nandong dan Nanga-nanga, serta menjadi bagian dari upaya mitigasi bencana di masa mendatang.

Actions (login required)

View Item