Tilna, Ramadani (0023) PENYEBAB KOMUNITAS SILONGO MELESTARIKAN TRADISI MANGAKU INDUAK SEBELUM PERKAWINAN BAGI LAKI - LAKI LUAR DI NAGARI SILONGO. Diploma thesis, Universita Andalas.
Text (Cover & Abstrak)
COVER dan ABSTRAK.pdf - Published Version Download (235kB) |
|
Text (BAB I)
BAB I.pdf - Published Version Download (367kB) |
|
Text (BAB IV)
BAB IV.pdf - Published Version Download (141kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (172kB) |
|
Text (Full Text)
Skripsi Full Tex.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Perkawinan dalam masyarakat Minangkabau tidak hanya melangsungkan akad nikah di depan penghulu namun, ada tahapan selain dari akad nikah salah satunya adalah mangaku induak. Ini menjadi syarat utama perkawinan pada komunitas Nagari Silongo. Mangaku induak dilaksanakan bagi calon mempelai laki-laki berasal dari luar Nagari Silongo, baik dia orang Minangkabau maupun bukan orang Minangkabau. Perkembangan zaman tidak menghilangkan tradisi mangaku induak pada komunitas Nagari Silongo. Dalam kehidupan yang sudah berkembang serta banyaknya laki-laki pendatang yang tidak menetap lagi di Nagari setelah perkawinan dilaksanakan, mangaku induak saat ini masih dilaksanakan oleh komunitas Nagari Silongo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyebab komunitas Silongo melestarikan tradisi mangaku induak sebelum perkawinan bagi laki-laki luar. Pada penelitian ini menggunakan teori tindakan sosial Max Weber dan teori integrasi sosial Emile Durkheim. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan penentuan informan berdasarkan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dengan 9 informan pelaku dan 7 informan pengamat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 5 alasan mangaku induak masih dilaksanakan saat ini yaitu, 1) Penyesuaian terhadap tradisi yang berlaku sejak lama, 2) Jelasnya kedudukan laki-laki pendatang di nagari tetap penting, 3) Kesepakatan perkawinan dibuat oleh komunitas, 4) Syarat untuk mendapatkan surat izin nikah (NA), 5) Mamak menjadi saksi dalam perkawinan saat ini. Pola interaksi laki-laki pendatang dengan kaum induak pasca perkawinan terbagi menjadi 5 bentuk yaitu, 1) Menyapa kaum induak, 6) Mengunjungi induak, 3) Membantu dalam kesulitan, 4) Menjenguk ketika sakit, 5) Menghadiri ritual umum. Hak-hak yang didapatkan laki-laki pendatang setelah mangaku induak terbagi ke dalam 3 bentuk yaitu, 1) hak adat, 2) hak keselamatan, 3) hak atas tanah kaum.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Prof. Dr. Afrizal, MA. |
Uncontrolled Keywords: | Perkawinan. Laki - laki pendatang, Mangaku Induak, Komunitas Nagari Silongo |
Subjects: | H Social Sciences > HM Sociology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Sosiologi |
Depositing User: | s1 sosiologi sosiologi |
Date Deposited: | 16 Aug 2024 08:45 |
Last Modified: | 16 Aug 2024 08:45 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/475098 |
Actions (login required)
View Item |