Fitria, Sumanti (2019) Pengaruh Pemberian FSH (Follicle Stimulating Hormone) terhadap Superovulasi pada Kerbau Rawa (Bubalus bubalis carabauesis) di Kabupaten Padang Pariaman. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (cover dan abstrak)
cover dan abstrak 2003 pdf.pdf - Published Version Download (144kB) | Preview |
|
|
Text (pendahuluan)
bab 1 2003.pdf - Published Version Download (312kB) | Preview |
|
|
Text (penutup)
penutup 2003 PDF.pdf - Published Version Download (124kB) | Preview |
|
|
Text (dapus)
DAFTAR PUSTAKA PDF.pdf - Published Version Download (235kB) | Preview |
|
Text (full text)
pdfjoiner(6).pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan timbulnya berahi, jumlah korpus luteum dan respon superovulasi setelah pemberian dosis FSH (Follicle Stimulating Hormone) yang berbeda pada Kerbau Rawa (Bubalus bubalis carabauesis). Materi yang digunakan yaitu 16 ekor induk Kerbau Rawa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan berbagai tingkatan dosis FSH pada Kerbau Rawa. Analisis data dengan menggunakan Analisis of Varian (Anova) dari RAL (Rancangan Acak Lengkap). Kerbau Rawa diatur berahinya dengan melakukan sinkronisasi double injection dengan jarak 11 hari menggunakan PGF2α sebanyak 5 ml. Pada hari ke-10 sampai ke-12 semua kerbau donor diinjeksi dengan FSH. Injeksi FSH menggunakan 4 dosis FSH sebagai perlakuan yaitu 320 mg, 360 mg, 400 mg dan 440 mg, setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Pemberian FSH dilakukan dengan dosis menurun selama 3 hari. Deteksi berahi dilakukan setelah injeksi PGF2α. Inseminasi buatan dilakukan setelah tampak tanda-tanda berahi dari ternak kerbau. Variabel yang diamati adalah kecepatan timbulnya berahi, jumlah korpus luteum dan respon superovulasi pada Kerbau Rawa. Rata-rata kecepatan timbulnya berahi pada Kerbau Rawa pada masing-masing dosis yaitu dosis 320 mg; 36 ± 16,96 jam, dosis 360 mg; 21 ± 18,00 jam, dosis 400 mg; 27 ± 18,00 jam dan dosis 440 mg; 27 ± 18,00 jam. Waktu pemberian FSH berpengaruh terhadap jumlah korpus luteum yang dapat dilihat pada masing-masing perlakuan. Rata-rata jumlah korpus luteum masing-masing dosis yaitu dosis 320 mg; 2,75 ± 0,96, dosis 360 mg; 1,25 ± 0,50, dosis 400 mg; 2 ± 1,41 dan dosis 440 mg; 1,75 ± 0,96. Hasil respon superovulasi yang diperoleh pada Kerbau Rawa adalah 56,25%. Disimpulkan bahwa superovulasi dengan pemberian dosis FSH 320 mg, 360 mg, 400 mg dan 440 mg telah menunjukkan respon positif namun pada penggunaan dosis 320 mg menghasilkan lebih banyak korpus luteum. Kata Kunci: Corpus Luteum, Respone Superovulasi, Kerbau Rawa
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. Ir. Hj. Tinda Afriani, MP |
Subjects: | Q Science > Q Science (General) S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Fakultas Peternakan |
Depositing User: | S1 Fakultas Peternakan |
Date Deposited: | 19 Jul 2019 14:45 |
Last Modified: | 19 Jul 2019 14:45 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/46936 |
Actions (login required)
View Item |