Meisya, Dwi Asri (2014) Pengaruh Hipertermia dengan Induksi Pepton terhadap Anomali Fetus Mencit Putih (Mus Musculus). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Absrak.pdf - Published Version Download (365kB) |
|
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 (Pendahuluan).pdf - Published Version Download (248kB) |
|
Text (Bab 5 Penutup)
BAB akhir (Kesimpulan).pdf - Published Version Download (242kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (374kB) |
|
Text (Skripsi fulltext)
Tugas Akhir Ilmiah utuh.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Hipertemia merupakan peningkatan suhu tubuh di atas 37,5 ºC, dapat berasal dari faktor lingkungan seperti infeksi yang dapat mengganggu termoregulasi hipotalamus sehingga memicu kenaikan suhu tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hipertermia terhadap anomali fetus mencit putih dengan menggunakan pepton 10% sebagai induktor. Penelitian ini melibatkan 15 ekor mencit yang dibagi menjadi tiga kelompok. Pepton 10% diberikan kepada dua kelompok perlakuan, yang mana waktu pemberian dibagi menjadi dua fase, yaitu kelompok 1 pada hari ke 3-7 masa kehamilan mencit dan kelompok 2 pada hari ke 8-12 masa kehamilan mencit. Parameter yang diamati meliputi kenaikan berat badan induk, jumlah fetus, dan berat fetus yang dianalisis menggunakan uji statistik ANOVA satu arah, serta kelainan morfologi dan skeletal yang dianalisis secara deskriptif melalui foto. Rata-rata suhu awal induk mencit pada kelompok kontrol, kelompok 1, dan kelompok 2 adalah 36,4 °C, 36,7 °C, dan 36,8 °C dan rata-rata suhu akhir induk mencit pada kelompok kontrol, kelompok 1, dan kelompok 2 adalah 36,4 °C, 38,0 °C, dan 37,9 °C. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam berat badan induk dan jumlah fetus antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p>0,05). Namun, terdapat perbedaan signifikan dalam berat fetus antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Hasil deskripsi menunjukkan bahwa fetus yang difiksasi dengan larutan bouin’s menunjukkan anomali berupa tapak resorpsi, lambat pertumbuhan, dan hemoragi. Sementara itu, fetus yang difiksasi dengan alizarin red menunjukkan cacat pada tulang rusuk ke-14, tulang metacarpal, dan metatarsal. Berdasarkan temuan ini, disimpulkan bahwa hipertermia dapat berpengaruh terhadap anomali fetus mencit putih. Kata kunci: hipertermia, pepton, anomali, morfologi, skeletal
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. apt. Dwisari Dillasamola, M. Farm Prof. Dr. apt. Almahdy A., M.S |
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Divisions: | Fakultas Farmasi |
Depositing User: | S1 Fakultas Farmasi |
Date Deposited: | 29 May 2024 06:46 |
Last Modified: | 29 May 2024 06:46 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/467826 |
Actions (login required)
View Item |