Nandia, Pitri (2019) SEJARAH INDUSTRI BATIK INCUNG: DARI MASA KABUPATEN KERINCI SAMPAI MASA KOTA SUNGAIPENUH (1995-2017). Masters thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan abstrak.pdf - Published Version Download (132kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I Pendahuluan)
BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version Download (310kB) | Preview |
|
|
Text (BAB V Penutup)
BAB V Penutup.pdf - Published Version Download (31kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (158kB) | Preview |
|
Text (Tesis Full)
TESIS_NANDIA PITRI_Lengkap.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (5MB) |
Abstract
Kajian tesis ini mengungkapkan tentang industri batik incung dari masa Kabupaten Kerinci sampai masa Kota Sungaipenuh (1995-2017). Hal yang menarik pada industri batik adalah peran perempuan sebagai pengusaha dan sekaligus pengrajin. Perkembangan dimulai pada tahun 1995 dengan berdirinya 2 sanggar batik. Penulisan tentang batik diakhiri tahun 2017 saat Sungaipenuh memiliki 8 sanggar batik. Metode penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap. Pertama, dimulai dengan pengumpulan data (heuristik) yaitu mencari dokumen tentang batik motif koleksi pengusaha, buku-buku tentang batik, dan surat kabar Kompas, dan Singgalang yang berkaitan dengan industri batik. Kedua, kritik yaitu menguji akurasi dan keabsahan sumber sejarah berdasarkan analisa yang tajam. Ketiga, interpretasi yaitu menetapkan makna dan saling keterkaitan hubungan dari fakta yang telah diperoleh. Keempat, historiografi yaitu penulisan sejarah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah tahun 1995 menumbuhkan 7 sanggar batik. Industri berkembang sampai krisis moneter tahun 1997 dan hanya 2 sanggar batik yang bertahan. Pada tahun 1999 pemerintah memberikan modal kepada sanggar yang masih bertahan dengan cara melakukan perlombaan membatik dan yang memenangkan perlombaan tersebut mendapat subsidi dari pemerintah. Perkembangan pesat terjadi pada tahun 2013 dengan dikeluarkannya surat edaran Walikota Sungaipenuh untuk mengembangkan motif khas Kerinci, yaitu motif aksara incung. Hal ini juga menjadi pemicu munculnya motif-motif baru. Perkembangan ini terlihat pada tahun 2017 di Kota Sungaipenuh terdapat 8 sanggar batik incung dengan penyerapan tenaga kerja didominasi oleh perempuan karena membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Model pemasaran dilakukan dengan beberapa cara yaitu pemesanan langsung, melalui media sosial (instagram, whatsaap, dan facebook), hal ini menyebabkan produknya tidak saja dipasarkan di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh saja, namun juga ke daerah lain seperti di Jambi, Sumatera Barat, Jakarta, Bandung, dan Solo. Jadi, perkembangan industri batik incung di Kota Sungaipenuh ini sebabkan oleh dua faktor yaitu adanya kebijakan pemerintah dan potensi yang dimiliki oleh pengusaha. Kata Kunci: Industri Kecil, Batik, Incung, Kerinci, Sungaipenuh.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Primary Supervisor: | Prof. Dr. Herwandi, M.Hum |
Subjects: | H Social Sciences > HC Economic History and Conditions |
Divisions: | Pascasarjana (Tesis) |
Depositing User: | s2 ilmu sejarah |
Date Deposited: | 16 Jul 2019 12:01 |
Last Modified: | 16 Jul 2019 12:01 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/46643 |
Actions (login required)
View Item |