FAJAR, RAMADHAN (2023) KONFLIK PEREBUTAN WILAYAH ANTARA MANUSIA DAN “DATUK GODANG” (Studi Kasus : Pada Kantong Habitat Gajah Sumatera Di Kelurahan Balai Raja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau). Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.
Text (COVER)
COVER watermark.pdf - Published Version Download (488kB) |
|
Text (BAB 1)
2. BAB 1.pdf - Published Version Download (741kB) |
|
Text (BAB V)
3. BAB V PENUTUP.pdf - Published Version Download (296kB) |
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
4. DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (518kB) |
|
Text (SKRIPSI FULL)
FULL SKRIPSI TERBARU.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Gajah merupakan satwa yang dilindungi populasi dan habitatnya, terdapat rombongan gajah liar yang seringkali melintas di permukiman, kebun masyarakat dan juga jalan tol sehingga terjadi konflik antara gajah dan manusia di kelurahan Balai Raja, Provinsi Riau. Berdasarkan konflik yang terjadi, terdapat sebuah mitos yang diyakini oleh masyarakat adat Sakai dan masyarakat pendatang mengenai gajah liar yang disebut datuk godang. Pada penelitian ini akan membahas serta menjelaskan bagaimana mitos datuk godang bagi masyarakat dan juga bagaimana terjadinya konflik gajah dan manusia serta strategi dalam mengatasi konflik yang terjadi. Penelitian ini menggunakan metode metode kualitatif dan deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling dengan informan kunci yaitu: 1.Tokoh Masyarakat, 2. Buruh kebun/masyarakat biasa, dan 3. Lembaga konservasi. Peneliti melakukan wawancara yang mendalam kepada informan yang ditemui dengan data pendukung berupa hasil observasi dan dokumentasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa datuk godang merupakan sebuah mitos atau cerita rakyat yang dimiliki oleh masyarakat Balai Raja, yang mana cerita tersebut dipercayai hingga turun temurun. Mitos datuk godang ini memiliki makna yang tersirat bagi masyarakat Balai Raja dalam mengontrol perilaku dalam keseharian, sehingga masyarakat akan menjaga tutur lisan yang akan disampaikan. Masyarakat mempercayai bahwasanya datuk akan marah ketika masyarakat mengeluarkan kalimat yang negatif atau tidak pantas kepada datuk. Selain itu terdapat konflik yang tidak akan pernah selesai antara gajah dan manusia ketika habisnya makanan yang ada didalam kawasan hutan lindung, sehingga membuat gajah harus terus berjalan mencari makan sampai ke permukiman dan kebun masyarakat. Adapun strategi dalam mengatasi konflik, lembaga konservasi dan masyarakat melakukan patroli dan pemantauan gajah liar melalui GPS collar yang dipasang di tubuh gajah. Selain itu, lembaga konservasi dan masyarakat melakukan penggiringan untuk mengatasi konflik menggunakan petasan yang diarahkan ke sekitaran gajah. Kata Kunci: Mitos, Konflik, Suaka Margasatwa, Konservasi, Gajah Sumatera
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. Sri Setiawati, MA |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GE Environmental Sciences G Geography. Anthropology. Recreation > GN Anthropology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi |
Depositing User: | S1 Antropologi Sosial |
Date Deposited: | 28 Dec 2023 08:59 |
Last Modified: | 28 Dec 2023 08:59 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/460228 |
Actions (login required)
View Item |