Cici, Salma (2023) Pengaruh Frekuensi Penyiraman dan Dosis Mulsa Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Diploma thesis, Universitas Andalas.
Text (Cover dan Abstrak)
COVER + ABSTRAK.pdf - Published Version Download (87kB) |
|
Text (Bab I Pendahuluan)
BAB I.pdf - Published Version Download (155kB) |
|
Text (Bab V Kesimpulan dan Saran)
BAB V.pdf - Published Version Download (25kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
DAPUS.pdf - Published Version Download (114kB) |
|
Text (Skripsi Full Text)
FULL TEXT.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah komoditas hortikultura yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, bertambahnya jumlah penduduk maka kebutuhan bawang merah terus meningkat. Budidaya bawang merah melalui ekstensifikasi di lahan kering merupakan salah satu upaya meningkatkan produksi. Lahan kering memiliki ketersediaan air yang terbatas. Alternatif yang bisa dilakukan dengan pengaturan pemberian air melalui frekuensi penyiraman dan pemberian mulsa organik. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan interaksi frekuensi penyiraman dan mulsa organik yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah, serta mendapatkan frekuensi penyiraman dan dosis mulsa organik terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah. Penelitian ini telah dilakukan di Rumah Kaca dan Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Percobaan ini menggunakan Rancangan Faktorial yang disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan. Faktor pertama frekuensi penyiraman yang terdiri atas tiga taraf, yaitu frekuensi penyiraman 1, 2, dan 3 hari sekali. Faktor kedua dosis mulsa organik yang terdiri atas tiga taraf, yaitu 10, 20, dan 30 toh/ha. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan uji F. Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka dilanjutkan dengan uji Duncan's New Multiple Range Test (DMNRT) dengan taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara frekuensi penyiraman dan dosis mulsa organik. Frekuensi penyiraman 2 hari sekali memberikan tinggi tanaman, laju asimilasi bersih, diameter umbi, bobot segar umbi per rumpun, dan bobot kering angin umbi per rumpun yang lebih baik. Dosis mulsa organik 20 toh/ha mampu meningkatkan tinggi tanaman. Kata kunci : bawang merah, frekuensi penyiraman, mulsa organik
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Ir. Muhsanati, MS |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian |
Depositing User: | S1 Agroteknologi Agroteknologi |
Date Deposited: | 26 Oct 2023 08:42 |
Last Modified: | 26 Oct 2023 08:42 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/455709 |
Actions (login required)
View Item |