PENGARUH PEMBERIAN DOSIS HORMON GnRH (GONADOTROPIN RELEASING HORMONE) TERHADAP KECEPATAN TIMBULNYA BERAHI, LAMA BERAHI, DAN KADAR HORMON PROGESTERON PADA KERBAU PENGHASIL DADIH KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK

Ridho, Firman Saputra (2019) PENGARUH PEMBERIAN DOSIS HORMON GnRH (GONADOTROPIN RELEASING HORMONE) TERHADAP KECEPATAN TIMBULNYA BERAHI, LAMA BERAHI, DAN KADAR HORMON PROGESTERON PADA KERBAU PENGHASIL DADIH KECAMATAN LEMBANG JAYA KABUPATEN SOLOK. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
1 Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (336kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
2 Bab I.pdf - Published Version

Download (203kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB V)
3 Bab V.pdf - Published Version

Download (274kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
4 Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (319kB) | Preview
[img] Text (Skripsi Full Text)
5 SKRIPSI FULL RIDHO FIRMAN SAPUTRA 1410622035.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis untuk mengetahui kecepatan timbulnya berahi, lama berahi. tanda-tanda berahi dan kadar hormon progesteron didalam darah kerbau penghasil dadih. Peubah yang diamati antara lain: waktu/jam ternak tersebut berahi, kecepatan timbulnya berahi, lama berahi, tanda-tanda berahi dan kadar hormon progeteron pada kerbau tersebut. Metode penelitian adalah eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan empat perlakuan pemberian hormon GnRH pada 16 ekor ternak kerbau yang telah beranak yaitu : 2,00 ml (A), 2,25 ml (B), 2,50 ml (C) dan 2,75 ml (D). Hasil penelitiannya adalah rentangan waktu berahi yang paling sedikit terjadi pada perlakuan A dan paling lama pada perlakuan D. Kecepatan berahi yang tercepat terjadi pada perlakuan B dengan rataan 18,00 jam dan yang paling lama pada perlakuan C dengan rataan 34,50 jam. Kerbau mempunyai sifat berahi tenang atau silent heat dengan tanda – tanda kerbau berahi pada umumnya yaitu memperlihatkan tanda-tanda gelisah, nafsu makan berkurang, dihampiri pejantan dan tidak lari bila pejantan naikinya. Lama berahi pada perlakuan A dengan rataan 18,00 jam dan pada perlakuan C dengan rataan 21,30 jam. Kadar progesteron mengalami rataan peningkatan yang signifikan dimulai dari sebelum perlakuan hingga setelah pemberian hormon GnRH pada semua dosis. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu pada dosis 2,25 ml ternak kerbau berahi pada pagi hari sehingga dapat dilakukan inseminasi buatan pada siang harinya. Kata Kunci: Berahi, GnRH, Hormon Progesteron, Kerbau.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Dr. Ir. Hj. Tinda Afriani, MP
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Peternakan
Depositing User: S1 Fakultas Peternakan
Date Deposited: 20 May 2019 14:47
Last Modified: 20 May 2019 14:47
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/44908

Actions (login required)

View Item View Item