Hubungan DNA Virus Epstein-Barr, Alel HLA-DRB1 dan Polimorfisme Gen CYP2E1 dengan Kejadian Karsinoma Nasofaring pada Etnik Minangkabau

Sukri, Rahman (2019) Hubungan DNA Virus Epstein-Barr, Alel HLA-DRB1 dan Polimorfisme Gen CYP2E1 dengan Kejadian Karsinoma Nasofaring pada Etnik Minangkabau. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (332kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 1 Pendahuluan)
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Published Version

Download (256kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 7 Kesimpulan)
BAB 7 KESIMPULAN.pdf - Published Version

Download (117kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (479kB) | Preview
[img] Text (Disertasi Fulltext)
DISERTASI FULLTEXT.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan keganasan yang memiliki pola distribusi yang unik baik berdasarkan geografis maupun kelompok etnik. Penyebab pasti KNF sampai saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga merupakan interaksi dari multi faktor. Infeksi virus Epstein-Barr (EBV) berinteraksi dengan kerentanan genetik dan faktor lingkungan merupakan faktor etiologi utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan DNA EBV, alel HLA-DRB1*03, HLA-DRB1*11 dan polimorfisme gen CYP2E1 (rs2031920) dengan kejadian KNF pada etnik Minangkabau. Subjek penelitian adalah pasien baru KNF etnik minangkabau, sedangkan sebagai kontrol penelitian adalah orang sehat yang juga etnik Minangkabau. Sebanyak 23 kasus KNF dan 23 kontrol yang dicocokkan jenis kelamin dan umur ±3 tahun. Persetujuan diminta sebelum disertakan dalam penelitian.Untuk pemeriksaan dilakukan pengambilan sampel darah. Load DNA EBV dihitung dengan pemeriksaan real-time quantitative PCR, alel HLA-DRB1 diperiksa dengan PCR sequence specific primers dan untuk pemeriksaan polimorfisme gen CYP2E1 dilakukan PCR sekuensing. Sebanyak 15 laki-laki dan 8 perempuan (rasio 1,87:1) dengan usia rata-rata 46,6±12,89 tahun ikut dalam penelitian. Sebagian besar kasus KNF (91,3%) adalah stadium lanjut (stadium III dan IV), dengan tipe patologi karsinoma tidak berdiferensiasi merupakan kelompok terbanyak (69,6%). Hasil pemeriksaan load DNA EBV didapatkan hasil yang sangat variatif. pada kelompok kasus KNF, 65,2% memiliki load DNA EBV >50.000 copy number/ ml, sementara pada kontrol hanya 34,8%, secara statistik terdapat hubungan antara DNA EBV dengan kejadian KNF. Frekuensi alel HLA-DRB1*03 lebih tinggi pada kontrol (26,1%) dibandingkan dengan kasus KNF (4,3%), namun secara statistik tidak signifikan (p>0,05) . Di sisi lain, frekuensi alel HLA-DRB1*11 ditemukan lebih tinggi pada kelompok kontrol (43,5%) dibandingkan dengan kelompok KNF (4,3%), hubungan ini secara statistik bermakna (p<0,05). Polimorfisme gen CYP2E1 rs2031920 dalam bentuk mutan heterozigot (CT) ditemukan baik pada kelompok kasus KNF maupun pada kontrol, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara polimorfisme gen CYP2E1 (rs2031920) dengan kejadian KNF (p>0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan DNA virus Epstein-Barr dan alel HLA-DRB1*11 dengan kejadian karsinoma nasofaring pada etnik Minangkabau. Sementara alel HLA-DRB1*03 dan polimorfisme gen CYP2E1 (rs2031920) tidak berhubungan dengan kejadian karsinoma nasofaring pada etnik Minangkabau. Kata Kunci: DNA EBV, alel HLA-DRB1, polimorfisme CYP2E1, Karsinoma Nasofaring, Minangkabau.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: Prof. Dr. Eti Yerizel, MS
Subjects: R Medicine > RF Otorhinolaryngology
Divisions: Pascasarjana (Disertasi)
Depositing User: s3 Biomedik kedokteran
Date Deposited: 06 May 2019 14:35
Last Modified: 06 May 2019 14:35
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/44174

Actions (login required)

View Item View Item