Hubungan Indeks Massa Tubuh, Status Merokok dan Derajat Merokok dengan Derajat Keparahan Psoriasis Vulgaris pada Pasien Psoriasis Vulgaris Laki-laki di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-2018

Hajar, Nurfa Jirin (2019) Hubungan Indeks Massa Tubuh, Status Merokok dan Derajat Merokok dengan Derajat Keparahan Psoriasis Vulgaris pada Pasien Psoriasis Vulgaris Laki-laki di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2014-2018. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
Abstak.pdf - Published Version

Download (333kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (156kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB 7 Penutup)
BAB 7 Penutup.pdf - Published Version

Download (64kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (162kB) | Preview
[img] Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full Text.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Psoriasis is a chronic skin inflammatory disease with a genetic basis which characteristics are changes and differentiation in epidermal cell growth. Obesity and smoking will increase proinflammatory cytokines associated with the pathogenesis and development of psoriasis. Obesity can be determined by assessing the body mass index (BMI). This study aimed to determine the relationship between BMI and smoking with the severity of psoriasis vulgaris. This study used a cross sectional design in men with psoriasis vulgaris. Sampling has been done using simple random sampling technique with a total sample made up of 32 peoples. Data obtained from medical records of RSUP Dr. M. Djamil Padang in 2014–2018. The severity of psoriasis vulgaris was assessed by the PASI score and the degree of smoking assessed by the Brinkman index. Data were analyzed using Linear Regression, Kormogorov-Smirnov test, and ANOVA test. Psoriasis vulgaris most often occurs at the age >40 years old (81.3%), with the highest degree of severity is severe (46.9%). There were 50% patients education level are high school. 62.5% of patients are smokers and 40% of them are found with severe smoking degree. The BMI group with highest number based on the Asia Pacific criteria were the degree I obese group (40.6%). There is a relationship between smoking status and PASI score (p=0.036), but there is no correlation between the degree of smoking in patients who smoke and the PASI score (p=0.193). There was a tendency for an increasing of BMI along with the increasing of PASI score, but no relationship was found between the two (r=0.249, p=0.169). The conclusion of the study was that there was a relationship between smoking status and PASI score, but the relationship between the degree of smoking and the PASI score was found to be insignificant. There is a tendency for BMI to increase along with the increasing of PASI score, but the relationship between the two is found to be insignificant. Keywords: Psoriasis vulgaris, BMI, smoking status, smoking degree, PASI score. Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit kronik dengan dasar genetik dengan karakteristik perubahan pertumbuhan dan diferensiasi sel epidermis. Obesitas dan merokok akan meningkatkan sitokin proinflamasi yang berhubungan dengan patogenesis dan perkembangan psoriasis. Obesitas dapat ditentukan dengan menilai indeks massa tubuh (IMT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan IMT dan merokok dengan derajat keparahan psoriasis vulgaris. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada penderita psoriasis vulgaris laki-laki. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 32 orang. Data diperoleh dari rekam medik RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2014–2018. Derajat keparahan psoriasis vulgaris dinilai dengan skor PASI dan derajat merokok dinilai dengan indeks Brinkman. Analisis data menggunakan uji Regresi Linear, Kormogorov-Smirnov, dan uji ANOVA. Psoriasis vulgaris paling sering terjadi pada usia >40 tahun (81,3%), dengan derajat keparahan terbanyak adalah derajat berat (46,9%). Sebanyak 50% berada pada tingkat pendidikan SLTA. 62,5% pasien adalah perokok, dan 40 % dengan derajat merokok berat. Kelompok IMT terbanyak berdasarkan kriteria Asia pasifik adalah kelompok obes I (40,6%). Terdapat hubungan status merokok dengan skor PASI (p=0,036), namun tidak terdapat hubungan derajat merokok pada pasien yang merokok dengan skor PASI (p=0,193). Ditemukan kecendrungan peningkatan IMT seiring meningkatnya skor PASI, namun tidak ditemukan hubungan antar keduanya (r =0,249, p=0,169). Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan status merokok dengan skor PASI, namun hubungan derajat merokok dengan skor PASI ditemukan tidak bermakna. Adanya kecendrungan peningkatan IMT seiring meningkatnya skor PASI, namun hubungan antar keduanya ditemukan tidak bermakna. Kata kunci: Psoriasis vulgaris, IMT, status merokok, derajat merokok, skor PASI.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: Dr. dr. Sri Lestari, Sp.KK(K), FAADV, FINSDV
Subjects: R Medicine > RL Dermatology
Divisions: Fakultas Kedokteran
Depositing User: S1 Pendidikan Kedokteran
Date Deposited: 12 Apr 2019 10:51
Last Modified: 12 Apr 2019 10:51
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/43855

Actions (login required)

View Item View Item