Handika, Sandria (2019) Menentukan Stress Intensity Factor (SIF) Through Crack pada I-Beam W6 x 16 Secara Numerik. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
1. Cover + Abstrak.pdf - Published Version Download (441kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
2. BAB I.pdf - Published Version Download (257kB) | Preview |
|
|
Text (BAB V)
3. BAB V PENUTUP.pdf - Published Version Download (231kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
4. Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (477kB) | Preview |
|
Text (Tugas Akhir Lengkap)
5. Tugas Akhir Lengkap.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Abstrak Struktur yang sering mengalami retak (crack) akan mengalami kegagalan (failure). Salah satu permasalahan terbesar dari kegagalan akibat retak adalah kejadiannya yang sulit diprediksi. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengantisipasinya adalah dengan mengetahui nilai sifat mekanik dari material atau struktur tersebut, yaitu fracture toughness (KIC) dan Stress Intensity Factor (SIF) yang dipengaruhi oleh posisi retak, ukuran dan geometri retak serta besar dan jenis pembebanan. Pada penelitian ini ditentukan besar Stress Intensity Factor (SIF) sebuah through crack pada I – Beam karena beban Tarik, Bending, Torsi dan Kombinasi ( Tarik – Torsi ) secara numerik menggunakan software berbasis finite element yaitu Abaqus. Dari hasil simulasi didapatkan hasil Stress Intensity Factor (SIF) beban Tarik, Bending, Torsi dan Kombinasi ( Tarik – Torsi ) yang bervariasi. Berdasarkan model pembebanan retaknya, beban Tarik memiliki opening mode sementara sliding dan tearing mode dapat diabaikan. Untuk beban Bending, Torsi dan Kombinasi menghasilkan opening, sliding dan tearing mode, namun nilai opening mode lebih besar untuk beban kombinasi. Nilai opening mode (KI) dijadikan acuan untuk dibandingkan dengan fracture toughness. Sebagai sampel perbandingan Stress Intensity Factor (SIF) antara beban Tarik dengan beban Kombinasi ( tarik – torsi) pada beban 1000 Mpa dan retak 5 mm adalah nilai KI dari beban Tarik yaitu 117,9 Mpamm lebih besar dibandingkan beban kombinasi yang memiliki nilai 108,9 Mpamm. Sementara itu untuk perbandingan beban Torsi dengan beban Kombinasi pada besar beban 1000 Mpa dan retak 5 mm adalah untuk KI beban Torsi 0,02286 Mpamm sedangkan beban Kombinasi memiliki KI yang jauh lebih besar 108,9 Mpamm. KII beban Torsi 0,02542 Mpamm sedangkan KII beban Kombinasi KII 16,39 Mpamm dan KIII beban Torsi 0,005562 Mpamm sedangkan KIII Beban Kombinasi 11,08 Mpamm. Maka dari itu, nilai Stress Intensity Factor (SIF) untuk setiap jenis pembebanan relatif naik berdasarkan kenaikan nilai dari ukuran retak dan besar pembebanan. Kata kunci: Crack, failure,Stress Intensity Factor, fracture toughness, Energi Release Rate..
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | DEVI CHANDRA, Ph.D |
Subjects: | T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery |
Divisions: | Fakultas Teknik > Mesin |
Depositing User: | s1 teknik mesin |
Date Deposited: | 24 Jan 2019 12:37 |
Last Modified: | 24 Jan 2019 12:37 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/42473 |
Actions (login required)
View Item |