BUDI DAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH SUMATRA BARAT DENGAN PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) INDIGENOS

Eka, Susila (2018) BUDI DAYA BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA LAHAN KERING DATARAN RENDAH SUMATRA BARAT DENGAN PEMANFAATAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) INDIGENOS. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (cover dan abstrak)
1. Cover pdf oke.pdf - Published Version

Download (223kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 1 Pendahuluan)
2. Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (202kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab Akhir.Kesimpulan dan Saran)
6. Kesimpulan dan Saran.pdf - Published Version

Download (120kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
7. Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (382kB) | Preview
[img] Text (tugas akhir full text)
PDF GABUNG.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Abstrak Perluasan areal tanam pada lahan kering dataran rendah menjadi salah satu alternatif, dalam upaya meningkatkan produksi bawang merah di Sumatra Barat Telah dilakukan ekplorasi, seleksi dan pengujian skala labor, untuk melihat pengaruh FMA indigenos terhadap pertumbuhan, hasil dan kandungan prolin daun bawang merah pada kondisi cekaman kekeringan. Tujuan penelitian adalah, 1) Mengkaji keragaman FMA indigenos dari berbagai lokasi sentra produksi bawang merah di Sumatra Barat dan mengetahui apakah ada perbedaan terhadap jumlah dan jenis FMA pada lokasi tumbuh yang berbeda, 2) Mendapatkan jenis-jenis isolat FMA indigenos yang efektif meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah, 3) Mengetahui respon varietas bawang merah (peka dan toleran) terhadap satu atau sekelompok isolat FMA indigenos yang efektif meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah pada kondisi cekaman kekeringan. Isolat FMA dikarakterisasi secara morfologi dan Indeks keanekaragaman Shanon-Wiener digunakan untuk melihat keragaman spesies dari masing-masing lokasi sentra produksi bawang merah dengan berbagai ketinggian tempat berbeda di Sumatra Barat. Untuk melihat korelasi antara faktor lingkungan dengan jumlah dan jenis FMA, digunakan korelasi Pearson. Percobaan rumah kawat dilaksanakan dua tahap. Pengujian efektifitas berbagai jenis FMA menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pengujian kompatibilitas FMA dengan tanaman pada kondisi cekaman kekeringan, menggunakan RAL faktorial. Faktor varietas (peka dan toleran) dan faktor jenis-jenis FMA terpilih yang diaplikasikan secara tunggal dan campuran. Untuk kedua percobaan, data dianalisis menggunakan program Statistical Tool for Agricultural Research (STAR). Hasil sidik ragam yang berbeda nyata, dilanjutkan uji DNMRT (Duncan New Multiple Range Test) pada taraf 5%. Hasil percobaan menunjukkan, 1) Hasil pengukuran keragaman FMA pada tiga lokasi tumbuh bawang merah dengan ketinggian tempat berbeda di Sumatra Barat menurut Shanon-Wiener mempunyai kategori yang sama yaitu sedang. Total 19 jenis FMA berasal dari rhizosfer bawang merah dari ke tiga lokasi: Scutelospora (4 jenis), Glomus (10 jenis), Gigaspora (2 jenis) dan Acaulospora (3 jenis). Genus Glomus dominan dalam penelitian ini. Terdapat perbedaan terhadap jumlah dan jenis FMA pada masing-masing lokasi: Alahan Panjang-dataran tinggi (12 jenis-687 spora), Saniang Baka-sedang (13 jenis-798 spora) dan Kambang-dataran rendah (10 jenis-817 spora). Jumlah spora tidak selalu linear dengan jumlah jenis. Faktor lingkungan (iklim, tanah dan penggunaan lahan) mempengaruhi jumlah dan jenis FMA. Ketinggian tempat, berkorelasi negatif dengan jumlah spora FMA. Semakin tinggi tempat, semakin rendah jumlah spora. Jumlah jenis lebih dipengaruhi oleh latar belakang penggunaan lahan dan daya adaptasi masing masing jenis FMA terhadap sifat kimia tanah, 2) Didapatkan tiga isolat FMA terpilih yang efektif dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil bawang merah di dataran rendah, yaitu Glomus sp2, Glomus sp1 dan Glomus sp3, 3) Pada kondisi cekaman kekeringan, baik varietas peka maupun varietas toleran yang diinokulasi FMA mempunyai respon yang sama pada hampir semua parameter pertumbuhan. Perbedaan respon antara ke dua varietas bawang merah (peka dan toleran) terlihat pada pengamatan komponen hasil. Terdapat interaksi perlakuan inokulasi berbagai jenis FMA pada bawang merah varitas peka dan toleran terhadap penyusutan bobot umbi. Varietas peka yang diinokulasi FMA menunjukkan kehilangan susut bobot umbi yang rendah (8,13%) berbeda nyata dengan varietas toleran (15,58%). Terlihat adanya kerjasama yang sinergis antar isolat FMA, bila diaplikasikan secara campuran. Varietas peka yang diinokulasi dengan campuran isolat FMA (Glomus sp1+Glomus sp2+Glomus sp3), dapat menekan kehilangan susut bobot umbi paling rendah yaitu 4,76%, berbeda nyata dengan perlakuan inokulasi FMA secara tunggal. Sebaliknya, inokulasi semua jenis FMA pada varietas toleran yang diaplikasikan secara tunggal maupun campuran, tidak memberikan pengaruh nyata terhadap susut bobot umbi dibanding perlakuan tanpa inokulasi FMA. Kata Kunci :Bawang merah, lahan kering, keragaman, FMA indigenos, kompatibilitas

Item Type: Thesis (Doctoral)
Primary Supervisor: Prof.Dr.Ir.Aswaldi Anwar, MS
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Pascasarjana (Disertasi)
Depositing User: S3 Ilmu-Ilmu Pertanian
Date Deposited: 23 Jan 2019 14:49
Last Modified: 23 Jan 2019 14:49
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/42247

Actions (login required)

View Item View Item