Arief, Tharifi (2019) PENERAPAN PIDANA ADAT (TULOU) DALAM KASUS PELECEHAN SEKSUAL DI SIKAKAP KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (211kB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
BAB I.pdf - Published Version Download (433kB) | Preview |
|
|
Text (Bab IV)
BAB IV.pdf - Accepted Version Download (198kB) | Preview |
|
|
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR KEPUSTAKAAN.pdf - Published Version Download (200kB) | Preview |
|
Text (Skripsi Full Text)
Skripsi FUll.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Mentawai adalah sebuah kabupaten yang berbentuk kepulauan dan temasuk kedalam Propinsi Sumatera Barat, Mentawai memiliki keunikan dalam aturan hukum adat yang bernama Tulou sebagai denda adat yang diterapkan pada setiap pelanggaran aturan adat, bahkan juga diterapkan dalam perbuatan yang dianggap sebagai suatu perbuatan pidana dalam hukum positif Indonesia. Dalam dua tahun terakhir sangat banyak terjadi angka pelecehan seksual yang terjadi di wilayah Sikakap Mentawai, dimana masyarakat adat di wilayah tersebut menerapkan Tulou dalam penyelesaiannya Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam skripsi ini adalah (a) Bagaimanakah kedudukan hukum pidana adat Tulou pada kasus pelecehan seksual dalam masyarakat adat Sikakap Mentawai dan (b) Bagaimanakah penerapan hukum pidana adat Tulou pada kasus pelecehan seksual dalam masyarakat adat Sikakap Mentawai. Dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode yuridis sosiologis. Penulisan ini bersifat deskriptif kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah didapati bahwa pidana adat Tulou masih digunakan oleh masyarakat Adat di Sikakap Mentawai. Tulou adalah sarana untuk membayar kesalahan dan memulihkan keadaan seperti semula atau lebih baik lagi setelah terjadinya pelanggaran yang membuat rusaknya hubungan harmonis dalam masyarakat ataupun alam dan lingkungan sekitar masyarakat Mentawai. Penerapan Tulou ditentukan oleh Penatua masing masing suku atau Uma sesuai dengan akibat yang ditimbulkan dari sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh seseorang. Dalam kasus pelecehan seksual, masyarakat Sikakap Mentawai masih menggunakan Tulou dalam penyelesaian masalahnya, tetapi ada beberapa kekurangan dan hambatan dalam penerapan ini, baik dalam segi penerapan yang sudah tidak murni seperti ketentuan adat atau terkadang dalam penerapannya juga memiliki keterbenturan dengan pihak kepolisian yang menangani kasus yang sama sehingga dapat menimbulkan ketidakpastian hukum.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | Dr. A. Irzal Rias, S.H., M.H |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum |
Depositing User: | S1 Ilmu Hukum |
Date Deposited: | 21 Jan 2019 12:18 |
Last Modified: | 21 Jan 2019 12:18 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/41385 |
Actions (login required)
View Item |